Sequel Scarldo
Manusia cepat berubah.
Dan itu yang terjadi terhadap mereka. Kedekatan yang dulu terlihat begitu membahagiakan, kini lama kelamaan menjadi semu.
Kasih sayang yang pernah dibagi seakan-akan sirnah tak tersisa, menyisakan bayang-bayang...
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||| SELAMAT MEMBACA FROM SCARLETA TO GERALDO TIGA PULUH EMPAT : Pergi Tanpa Pamit |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REY kali ini bangun lebih awal, tepatnya lelaki itu tidak bisa tertidur karena pertengkaran hebat kemarin. Jarum jam masih menunjukkan angka empat, namun Rey tidak bisa untuk tertidur lagi. Lelaki itu membalikkan badannya ke arah Zee. Rey hanya ingin melihat Zee sejenak, namun sayangnya gadis itu tidur membelakanginya.
Rey menatap punggung istrinya dengan pemikiran dan perasaaan yang campur aduk. Kali ini ego nya tidak bisa ditahan atau dihilangkan lagi. Rey tidak mau mengalah untuk yang satu ini, karena di sini Rey merasa dirinya punya hak untuk marah kepada Zee.
Iya, Rey tau kalau dia juga dekat dengan banyak gadis di tempat kerjanya. Tapi, bukan berarti Rey selingkuh dengan semua gadis di sana kan. Sedangkan Zee, posisinya Zee tidak pernah ingin dekat sama siapapun. Rey bahkan sering mengenalkan Zee dengan teman-temannya, baik yang laki-laki maupun perempuan. Tetapi Zee sama sekali tidak ingin berinteraksi lebih lanjut dengan mereka.
Sedangkan kemarin, secara tiba-tiba Rey mendapati info kalau Zee sedang cek kehamilan dengan Ertha. Perasaan marah sudah pasti ada, namun semua itu dikalahkan oleh rasa percaya dan rasa sayangnya terhadap Zee. Namun kali ini, ego nya yang mengalahkan semuanya. Rey juga ingin dimengerti seperti halnya ia berusaha mengerti Zee.
Rey merasa bahwa hanya dirinya lah yang berusaha dalam hubungan ini. Sedangkan Zee tetap kekeh dengan prinsip dan kemauannya sendiri. Seperti ia menganggap hubungan pernikahannya tak lebih penting dari dirinya sendiri. Rey tahu jika di sini, dirinya lebih menyayangi Zee. Namun, manusia bisa lelah untuk memberi perhatian kepada seseorang yang tak pernah membalas perhatian tersebut.
Tangan Rey terulur untuk mengelus rambut Zee, namun ia menahannya saat tangannya dan kepala Zee sudah hampir bersentuhan. Lelaki itu bangkit dari tidurnya dan mengubah posisi menjadi duduk. Rey mengusap wajahnya dengan kasar. Ia menoleh ke arah Zee sejenak. Melihat Zee dari belakang saja, sudah bisa membuat Rey membayangkan betapa cantiknya istrinya itu.
Rey menghela napas pelan, kemudian bangkit dari duduknya. Lebih baik dia langsung ke ruang kerja dan menyibukkan dirinya dengan berbagai pekerjaan, daripada otaknya terus-terusan stres memikirkan hal ini terus menerus. Setidaknya Rey ingin mengistirahatkan pikirannya dari masalah rumah tangganya.
