||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SELAMAT MEMBACA
FROM SCARLETA TO GERALDO
EMPAT PULUH EMPAT : Black Dress
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||FOLLOW :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@reynald.geraldo
@zeeana.scarletaREY saat ini tengah menepikan motornya di pinggir jalan. Lelaki itu hanya duduk di atas jok motor tanpa melakukan hal apapun. Isi otaknya juga sangat kacau saat ini. Rey berusaha mempercayai Zee, memaklumi Zee atas semua keinginan gadis itu. Tetapi, Zee malah membohonginya. Dia malah membawa seorang laki-laki ke rumah, dan dengan berani memeluk lelaki itu di depan rumah.
Waktu pacaran saja, Zee tak pernah suka berada di dekat laki-laki lain, tetapi kenapa sekarang Zee sangat suka berdekatan dengan Ertha. Apa selama ini ada suatu hal yang tidak Rey ketahui? Memikirkan hal itu membuat segala pemikiran negatif Rey yang lainnya muncul.
Sebuah pesan masuk ke ponsel lelaki itu. Pesan berisikan alamat hotel dan nomer kamar. Pesan yang sejak tadi ia tunggu-tunggu. Sejenak ada keraguan ketika Rey tak sengaja melihat kantung plastik berisikan bakso yang masih tergantung di motornya. Namun keraguan itu segera ditepis oleh emosi yang masih membara di diri Rey.
Motonya kembali melaju, menuju tempat yang tak seharusnya ia kunjungi.
Malam itu, akankah menjadi malam yang akan disesali Rey seumur hidupnya?
***
PERLAHAN Rey membuka perlahan pintu kamar bernomer 1112 tersebut. Lelaki itu langsung disambut dengan seorang gadis berambut pirang yang sedang menikmati wine sambil tertidur di atas sofa.
Saat itu Summer menggunakan black dress yang begitu menawan, membuat siapapun pasti tergoda ketika melihat penampilan gadis itu. Rey perlahan menutup pintu kamar tersebut, menimbulkan sedikit bunyi yang membuat Summer tersadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Scarleta To Geraldo
Fiksi RemajaSequel Scarldo Manusia cepat berubah. Dan itu yang terjadi terhadap mereka. Kedekatan yang dulu terlihat begitu membahagiakan, kini lama kelamaan menjadi semu. Kasih sayang yang pernah dibagi seakan-akan sirnah tak tersisa, menyisakan bayang-bayang...