Author pov
"hallo sayang. Assalamualaikum.. " ucap Dev pada sambungan telpon.
"iya, kamu gak usah masak makan siang hari ini yah. Iya kan sekalian sama klien nanti." lanjut Dev lagi.
Ya, sekarang dia sedang berbicara dengan Hafiza lewat sambungan telpon. Benar, Hafiza sudah memiliki ponsel sekarang. Baru kemarin mereka berdebat karena itu. Dimana Dev yang memaksa Hafiza untuk mau menerima barang pemberiannya itu dan Hafiza yang terus menolak permintaan Dev.
"handphone Mas?" tanya Hafiza setelah membuka hadiah dari suaminya kemarin.
"iya, mulai sekarang kamu pake itu buat komunikasi kita." jawab Dev.
"tapi Mas, __"
"sssttt, aku gak mau denger alesan apapun. Pokoknya kamu harus terima." bantah Dev.
"tapi aku bener-bener nggak butuh ini Mas." elak Hafiza lagi.
"kamu nggak butuh, tapi aku butuh komunikasi sama kamu sayang. Jadi kamu harus mau terima." ucap Dev dan perdebatan masih berlangsung setelah itu hingga akhirnya Dev lah yang menang.
Dan hari ini, entah sudah berapa kali Dev menelpon istrinya itu. Pekerjaan rumah Hafiza pun jadi belum selesai karena hal itu.
Tak lama kemudian setelah Dev menutup telponnya, ada suara ketukan pintu. Dia pun mempersilahkan orang tersebut untuk masuk. Tapi Dev langsung merasa salah telah mengijinkan orang itu masuk. Dia pun langsung membuang muka saat melihat siapa yang datang ke ruangannya itu.
"hay.. sayang,. "ucap orang itu.
"kamu ngapain sih ke sini lagi? Aku kan udah bilang jangan ganggu aku lagi." jawab Dev karena perempuan itu mulai menjamah tubuhnya.
"kamu kenapa sih Dev? Kenapa kamu masih marah sama aku? Aku kan udah minta maaf Dev. Masih kurang?" ucap perempuan itu.
"Karin!" bentak Dev karena perempuan itu malah nekat menyentuh wajahnya.
Ya, wanita itu adalah Karin. Hari ini Karin kembali ke kantor Dev. Memang sudah berulang kali dia mendatangi Dev. Apalagi sejak kejadian dimana Karin berniat mempermalukan Hafiza saat itu. Karin makin gencar saja mendekati Dev.
"kamu jangan lancang ya! Sekarang kamu pergi dari sini. Pergi!" ucap Dev.
"kamu udah keterlaluan Dev. Kamu terus-terusan bela perempuan itu. Apa sih yang udah dia lakuin ke kamu? Sampe kamu bisa kasihan banget sama dia hah? " balas Karin tidak terima.
"aku nggak abis pikir sama kamu Karin. Kenapa kamu gak bisa ngerti juga kalo sekarang aku udah mencintai istri aku. Tolong ngertiin aku dan buang semua pikiran kamu kalo aku cuma kasihan sama Fiza. Itu salah, salah besar." jawab Dev.
"Radit, ke ruangan saya sekarang dan bawa security ke sini." ucap Dev dalam sambungan telpon.
Dan tak lama kemudian Radit pun datang bersama dua security. Dia terkejut ketika melihat Karin ada di ruangan Dev. Berulang kali Karin ke sini, Radit juga tahu itu. Tapi dia tidak pernah ikut campur dengan urusan atasannya itu dengan Karin. Jadi, Radit tak pernah juga menanyakan hal itu kepada Dev. Dan sekarang?
"bawa dia keluar dari sini dan tolong bilang sama reseptionist juga jangan ijinin dia masuk lagi ke kantor, terutama ruangan saya." ucap Dev tanpa memandang ke arah Karin.
Tentu saja ucapan Dev itu membuat mata Karin seketika membulat. Dia tidak percaya kalau kekasih pujaan hatinya bisa berkata seperti itu. Karin tidak menyangka akan di usir dari kantor Dev dengan cara seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafiza (END-COMPLETED) ✔
General FictionSeorang anak asisten rumah tangga menikah dengan anak majikannya? Apakah itu mungkin? Hmm.. Inilah cerita dari sepasang suami istri yang menikah karena perjodohan. Perjodohan yang tidak lazim yaitu antara seorang anak asisten rumah tangga dengan...