٣٥

90.4K 5.4K 315
                                    

Hafiza Pov

"kamu masih berhubungan sama Haris?" ucap Mas Devin membuatku terkejut.

"maksud kamu apa Mas?" tanyaku tidak percaya kalau suamiku akan bicara seperti itu.

"aku gak nyangka kamu bohongin aku selama ini." ucapnya lagi.

Sebenarnya ada apa ini? Aku benar-benar bingung dengan apa yang dimaksud Mas Devin. Apakah yang dimaksudnya aku yang ada di dalam percakapan itu? Apa Mas Devin sedang menuduhku selingkuh sekarang?

"kenapa kamu diem? Jadi ini semua bener?" ucapnya lagi.

"kamu nuduh aku selingkuh Mas?" tanyaku dan tidak dijawab olehnya.

Aku melihat mata Mas Devin berkaca-kaca. Entah apa itu artinya. Tapi aku sendiri juga merasakan sakit dalam hatiku. Apakah hanya sebesar itu kepercayaan Mas Devin padaku? Aku benar-benar tidak menyangka dia akan mengatakan hal kejam itu padaku.

"kenapa harus kesalahan yang sama yang kamu lakuin? Kenapa?" tanya Mas Devin.

"tapi aku sama sekali gak nglakuin itu Mas. Sejak saat itu aku sama sekali gak pernah ketemu sama Mas Haris apalagi sampe duduk berdua kayak gitu. Dan percakapan itu, aku sama sekali gak masukin nomor siapapun. Di handphone yang kamu kasih itu cuman ada nomor yang kamu masukin aja." ucapku mencoba menjelaskan.

"tapi ini apa? Ini siapa? Ini kamu Fiza. Ini kamu." ucapnya.

Aku tidak bisa lagi menjawab ucapannya. Hatiku begitu hancur mengetahui kalau suamiku tak percaya padaku. Bagiku salah satu kunci keberhasilan rumah tangga adalah sebuah kepercayaan. Namun itupun juga tidak ada dalam rumah tanggaku.

Mas Devin memang sama sekali tidak membentakku saat mengatakannya, tapi itu sudah cukup membuatku merasa begitu sakit dalam hatiku. Dia bahkan sama sekali tidak melihat mataku saat mengatakannya.

"udahlah, kayaknya kita gak usah ngomong dulu." ucapnya masih belum melihat ke arahku lalu naik ke kamar.

Seketika badanku lemas dan jatuh ke lantai. Aku menangis sejadi-jadinya di sana. Aku tidak menyangka hari ini akan menjadi hari yang menyedihkan ketika ada kabar menggembirakan. Perasaanku campur aduk sekarang. Aku bingung aku harus bahagia atau bersedih hari ini. Bukan ini yang aku bayangkan. Aku melihat wajah Mas Devin yang berseri-seri dalam bayanganku itu. Tapi apa? Kenyataannya aku melihat wajah kecewa dari suamiku karena dia tidak percaya padaku.

*****

Hari mulai gelap, aku menunggu Mas Devin turun untuk makan malam. Hatiku tentu masih sangat kecewa karena ucapannya tadi siang. Tapi dia tetaplah suamiku dan aku akan melayaninya sesuai dengan kewajibanku. Tapi dia belum turun juga sampai sekarang. Setelah pulang tadi pun dia sama sekali tidak masuk ke kamar. Dia langsung masuk ruang kerjanya yang ada di samping kamar kami. Dan aku sendiri juga enggan masuk ke sana.

"Mba Ningsih, tolong simpen semua makanan ini ya? Nanti kalo Mas Devin minta makan, tolong diambilin." ucapku pada Mba Ningsih.

Hari sudah semakin larut, dan Mas Devin belum juga menuju meja makan. Aku tidak akan membiarkan kehamilanku terancam dengan mengikuti egoku dan juga Mas Devin. Dia tidak mengerti apa-apa, jadi aku akan mengistirahatkan badanku pada waktunya.

Ternyata percobaanku untuk mengistirahatkan badanku gagal. Mataku enggan terpejam. Aku sama sekali tidak mendengar pintu ruang kerja Mas Devin terbuka. Apa itu artinya dia belum keluar juga dari ruang kerjanya? Dan itu artinya dia belum makan? Hm, walaupun kecewa padanya aku tetap tidak bisa membiarkannya begitu saja.

Aku memutuskan untuk menengok ruang kerjanya. Dan ternyata aku menemukan Mas Devin yang sudah tertidur sambil memegangi foto pernikahan kami. Entah apa yang dia rasa dan pikirkan sekarang. Dia menuduhku berselingkuh tapi dia masih memandangi foto ulang pernikahan kami. Ya, foto ulang. Kami memang sempat melakukan foto ulang pernikahan kami atas permintaan Mas Devin. Dia bilang karena di foto pernikahan asli kami itu dia terlihat tidak bahagia jadi kami harus mengulangnya.

Hafiza (END-COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang