_00

6.6K 480 23
                                    

Main Genre: Fantasy(Fanfiction)

Sub Genre : Romance-Minor Science Fiction, Time traveller.

Setting : Spanish past time (abad ke-15), now

Cerita ini hanya fiksi yang merupakan ide murni dari penulis. Tidak bermaksud menjatuhkan atau mencemari nama pihak manapun yang terkait.

Sebelum kalian baca, Aku cuma mau ucap makasih😚

Kenyataanya kutukan dari orang tua tak benar adanya. Hanya berasal dari kisah di dongeng atau legenda jaman dulu yang di percaya oleh anak-anak kecil, untuk membuat mereka takut, atau menjadi penurut.

Orang tua mereka menceritakan kalau anak yang nakal, bandel, dan tak menuruti perkataannya, maka akan dapat balasan sesuai yang diucapkan.

Halo! Itu zaman Malin Kundang yang entah memang benar ada atau tidak, mau percaya tapi itu terlalu fiktif, kalau tidak percaya tapi ada wujudnya Malin yang sudah jadi batu.

Ini sudah tahunnya anak milenial, kalaupun dulu ada yang namanya kutukan, di jaman canggih seperti ini sudah tidak laku. Ya kalau saja teori situs santet itu masih ada dan benar-benar diberadakan.

Itu menurut kepercayaan si anak pembangkang, Joanna Winston, Anna. Anak gadis yang suka mengabaikan perkataan orang tuanya. Ia tak percaya adanya kutukan, dia juga sombong, tinggi hati dan ingin memiliki apa saja yang ia inginkan alias serakah "Ma, Anna minta mobil baru,"

Keluarga Winston, kini tengah berkumpul menghabiskan waktu bersama pagi hari sebelum beraktivitas, dengan sarapan bersama. Hal yang benar-benar langka, ketika keluarga kecil ini menghabiskan waktu berkumpul. Sebab biasanya  kedua orang tua gadis tersebut akan berangkat kerja subuh seperti seorang maniak waktu demi harta duniawi.

"Kau sudah punya mobil, itu juga masih bagus," bukannya nyonya Winston keberatan membelikan apa yang diinginkan anaknya, hanya saja mobil Anna baru berusia sekitar lima bulan.

"Tapi aku sudah bosan, warnanya juga terlalu mainstream," Anna beralih merayu ayah yang sedang sibuk menikmati hidangan pagi harinya dengan tenang.

"Mama benar Na, mobilmu yang lama kan masih bisa dipakai. Meskipun gaji Papa lebih dari cukup untuk mengabulkan semua keinginanmu, tapi jangan boros, ingat di luaran sana ada banyak anak-anak dari keluarga tidak mampu, ingin beli makan saja kesusahan," Anna sontak menghentakkan sendoknya ke meja, didorongnya kursi dengan keras. Lantas pergi begitu saja dengan wajah memerah menahan marah.

Melihat kepergian putri semata wayangnya, ibu dan ayahnya menghela nafas bersamaan "Harusnya kita tidak pernah memanjakannya dari kecil,"

"Sudahlah, aku yakin suatu saat anak itu akan sadar sendirinya. Kita hanya perlu tidak usah menuruti kemauannya yang terlalu berlebihan, mulai sekarang,"

Meet The Prince [] HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang