_26

885 160 0
                                    

Suaranya samar dan pelan, namun tetap terdengar jelas di telinga anna.

"Kau!"

Kevin berjalan mendekati anna "Kenapa? Alana itu sudah mati. Jadi siapa kau?" Ujarnya sambil tersenyum remeh.

"Akan ku adukan pada arthur!" Anna sudah berteriak dan hendak berlari menemui arthur, tentu saja kevin tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Beberapa orang berpakaian hitam mulai muncul dari balik semak yang ada di dekitar taman. Sepertinya mereka semua menyusup tanpa sepengetahuan orang-orang aragon, Mereka semua sibuk dengan terbakarnya gudang senjata. Mungkin kevin juga sudah merencanakan semua.

"Kau memang bukan alana, tapi kau juga harus ikut mati. Kalau tidak, kastilia dan aragon tidak akan berpindah tangan padaku" sekarang anna paham, untuk apa kevin membunuh alana. Dia menginginkan kekuasaan dari kedua kerajaan tersebut.

"Apa yang kau inginkan?! Apa tujuanmu!" Bereteriak agar semua orang dapat mendengar, dan menolong. Tapi tentu saja akan sia-sia, karena semua orang pasti tengah sibuk akibat terbakarnya gudang persenjataan.

"Aku akan lakukan apapun asalkan semua yang ku inginkan bisa jadi milikku. Aku sudah membunuh alana, jadi aragon dan kastilia tidak akan pernah bersatu. Aku juga sudah membakar ladang gandum aragon, maka kalian akan jatuh dan tidak bisa mengekspor gandum lagi. Dan galicia akan jadi pengekspor utama" ujar kevin dengan samtai,seperti tidak takut jika para anggota kerajaan mendengar.

"Penipu!"

"Bukankah kau juga penipu? Apa wajahmu memang mirip dengan alana atau kau menguasai ilmu hitam untuk berubah menjadi seperti alana"

Tangan kevin yang lebar mencakup keseluruhan dagu anna, mencengkeram dengan kuat "sesama penipu,lebih baik sekarang kita saling bekerja sama, bagaimana?"

Dengan sedikit kesulitan anna menepis tangan kevin, tetapi dia berhasil melepaskan "Kalau aku tidak mau bagaimana?" Tanya anna menantang, entah untuk apa. Tapi dihatinya berpihak pada aragon "dengar ya kevin, aku bukan penipu. Aku sudah berkali-kali mengetakan pada mereka kalau aku bukan alana, tapi mereka tidak percaya" tidak sepenuhnya berbohong, anna hanya mengatakan pada arthur tapi tidak pada anggota kerajaan lainnya.

Tanpa mereka semua sadari, salah satu orang yang berpakaian hitam layaknya memihak pada galicia. Mendengar semua ucapan kevin, Sebenarnya dirinya bukanlah bagian dari galicia.

---

Kesepakatan sudah disetujui. Malam ini juga, dengan dadakan, gilbert mengusulkan sebuah ide gila. Karena dengan pintarnya otak gilbert mecari tau seluruh informasi yang ada di komputer,ia berhasil menemukan cara mengembalikan anna ke masa depan.

Mereka akan membawa anna kembali dengan cara menculiknya. Salah satu akan menyusup masuk ke istana sedangkan yang dua berjaga di perbatasan keluar istana. Dan untuk mia, karena di perempuan,jadi dia akan tetap berada di laboratorium milik kakeknya, sambil terus mengawasi komputernya.

"Hati-hati!" Seru john dan roni bersamaan, mereka berdua berjaga di perbatasan keluar istana semberi menjaga kuda-kuda yang mereka tunggangi.

Gilbert menyatukan ibu jari dan jari telunjuk sambil bergumam 'ok'

Mulai menutup rapat pakaian hitamnya yang sudah seperti seorang penjahat. Bagaimana tidak, dari atas sampai bawah berwarna hitam ditambah kain menutupi hidung dan mulutnya juga hitam.

"Anna, berdoalah ini akan berhasil" gumam gilbert setelah berhasil memanjat tebing memasuki kawasan istana.

Tubuhnya yang kecil dan pakaiannya yang serba hjtam mempermudah gilbert untuk bersembunyi. Lelaki itu tanpa sadar melangkahkan kakinya ke bagian belakang istana.

"Kau dari mana saja? Pangeran kevin bisa marah nanti" gilbert melongo ditempat karena ada orang yang juga berpakaian sama dengannya, sama-sama hitam dan juga tertutup dari atas sampai bawah.

"Ayo, kita harus segera bersiap" ia tak tau apa-apa, tapi lengannya diseret begitu saja hingga mereka berada di balik semak-semak. Pria disamping gilbert memberikan kode ke arah semak belukar lainnya, rupanya tidak hanya satu melainkan cukup banyak.

Dalam hati, gilbert sudah menggerutu tidak karuan. Bagaimana jika dia dikira maling karena terlibat orang-orang assendiri juga sebenarnya maling, tapi maling untuk membantu anna.

Dibalik semak itu juga, gilbert mendengar keributan, rupanya anna. Dia bisa melihat dari celah dedaunan, anna begitu terlihat cantik dengan gaun tosca yang melilit tubuhnya, disana pula, ada seorang laki-laki yang gilbert tau itu bukanlah pangeran arthur.

Mereka berdua sedang berbincang-bincang, tapi anna terlihat sangat emosi.

Lantas setelah laki-laki didepan anna memberi kode, beberapa orang berpakaian hitam langsung melingkari anna.

"Kenapa kita tidak kesana?" Bisik gilbert pada orang disebelahnya.

"Kau lupa rencana atau bagaimana?" Tanyanya kembali "kan sudah dibagi menjadi dua kubu" lanjutnya kemudian.

Karena tidak dapat mendekat, seketika gilbert mencoba menajamkan pendengarannya dengan cara menfokuskan suara yang ia dengar keluar dari mulut anna dan orang di dekat anna.

Setelah beberapa menit kemudian, kepingan kalimat dapat gilbert cerna "jadi puteri alana dibunuh pangeran dari galicia" gumam gilbert pelan agar tak terdengar orang disampingnya yang ternyata juga merupakan anak buah pangeran galicia.

Gilbert segera berdiri ketika orang berpakaian hitam yang lain mulai berdiri, mereka bersembunyi untuk kembali melanjutkan rencana. Anna sudah pergi meninggalkan pangeran kevin di taman belakang bersama anak buahnya.

Tapi sebelum itu, dia sudah lebih dulu memisahkan diri dari kelompok galicia. Gilbert mengikuti anna yang berjalan sendirian di lorong.

"Anna! Sst! Anna!" Gadis yang dipanggilnya berbalik, menatap intens gilbert yang terlihat mencurigakan.

Tapi tak lama kemudian senyum kebar terpampang di wajahnya. Anna baru ingat, tidak ada orang yang memanggilnya 'anna' disini, selain mereka yang dari desa.

Segera saja gadis itu menghempiri gilbert "kau benar-benar datang?" Tanyanya menutup mulut, seolah tak percaya gilbert akan menolongnya.

"Aku sudah temukan cara untuk mengembalikanmu ke masa depan" kata gilbert sembari membuka kain yang menutupi hidung dan mulutnya.

"Itu pasti sulit, tapi terimakasih banyak sudah mau membantuku. Aku juga tidak akan kecewa jika itu tidak berhasil, harapanku pulang tidak begitu besar karena aku tau ini semua seperti khayalan semata" balas anna menunduk, bohong jika harapannya untuk kembali tidak begitu besar. Sudah beberala hari ia memimpikan orangtuanya, anna sangat merindukan mereka.

"Jangan bicara seperti itu, kita harus berusaha terlebih dulu. Aku akan melakukan segala cara" gilbert teringat, hari-hari terakhir anna berada dirumahnya, gadis itu terlihat sangat bosan terhadap kehidupan, tak jarang gilbert melihar anna menelan makanan dengan sangat terpakasa karena ia tau gadis itu tak menyukainya, tapi gilbert juga tidak bisa berbuat apa-apa, negeri sedang dilanda paceklik, banyak lahan-lahan terbakar dan pertanian tidak berhasil.

Kepala anna bergulir ke atas, melihat lelaki yang kebih tinggi darinya "Kenapa kau mau membantuku? Ini akan membuatmu celaka, bahkan kau dulu pernah bilang, aku tidak boleh menyangkut-pautkan kau dan bibi amor ketika dalam masalah yang terlibat dengan kerajaan"

To be continued...

Meet The Prince [] HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang