_08

1.2K 208 2
                                    

Yang anna lakukan setelah bangun tidur, yaitu memasak. Apalagi memasak menggunakan tungku api,jadi lebih sulit.

"Na,tolong bersihkan ikannya,biar bibi siapkan api" titah bibi amor,hari ini ia memang tidak pergi ke pasar,karena anna sendirian dirumah,takut terjadi sesuatu,terlebih wajah gadis itu yang mirip puteri alana,kalau tetangga tau bisa-bisa gilbert dan ibunya dipenjara di istana dengan tuduhan menyembunyikan puteri alana.

Anna dengan berat hati melakukan yang disuruh bibi amor,ia hanya memegangi ekor ikannya dengan telunjuk dan ibu jari,sedangkan tangan kiri menjepit hidungnya sendiri.

Ikan itu hanya di pukul-pukulkan ke telenan "bukan begitu caranya" bibi shin mengambil alih ikan dari tangan anna dan mulai mengerok sisik ikan kemudian membedah perut, mengeluarkan kotoran lalu mencucinya.

Ia kemudian menyuruh anna melakukan hal yang sama,karena ikannya masih banyak.

"Apa tidak ada kaus tangan bi?"

"Untuk apa?"

"Memegangi ikannya,tanganku bisa bau amis kalau seperti ini" mendengar pernyataan anna bibi shin sontak tertawa.

"Memangnya kalau di masa-mu,kaus tangan itu untuk memegangi ikan ya?"

"Ya bukan ikan saja,daging juga bisa. Pokoknya selagi kulit tangan tidak bersentuhan langsung dengan benda kotor itu"

Bibi amor tertawa lagi "kalau sekarang,kaus tangan itu hanya digunakan untuk pernikahan, hanya mempelai wanita saja yang memakai"

"Di masaku juga ada yang untuk pernikahan, tapi lebih dipercantik,biasanya panjang sampai sesiku kalau untuk masak kan cuma sampai pergelangan tangan"

"Dunia memang berputar,aneh sekali rasanya berbicara dengan manusia di zaman yang berbeda. Bibi jadi berasa sedang berada di cerita fantasi" keduanya tertawa bersama. Tidak sulit memang membuat anna akrab dengan orang lain, asalkan cocok diajak bicara.

"Oh iya,memangnya gilbert kemana?" Tanya anna menyadari sedari tadi pemuda yang berselisih usia yang seharusnya ratusan tahun itu tidak menampakkan batang hidungnya sejak pagi.

"Dia sedang bekerja di ladang" anna membulatkan bibirnya.

"Gilbert itu sekarang usianya berapa bi?" Sepertinya rasa penasaran akan gilbert muncul lagi.

"Dia 20 tahun,bulan agustus nanti"

Anna terbelalak kaget,kalau semisal mereka hidup dimasa yang sama,usianya hanya terpaut tiga tahun darinya "usianya tidak terlalu jauh denganku saat aku disini,tapi kalau aku berada di tahun asliku usia kami berjarak....618 tahun!" Anna menghitung dengan menggunakan jari-jari tangannya.

Bibi amor tertawa kecil melihat tingkah anna, rasanya seperti punya anak perempuan "Anna, sebenarnya apa yang terjadi kamu bisa ada disini, maksudnya pasti ada suatu hal. Tidak mungkin kan kau tiba-tiba berada disini"

Anna terdiam sejenak,mengingat-ingat sesuatu "yang aku ingat ....oh iya! Aku,aku ini nakal dan bandel,orang tuaku pasti sudah lelah mengurusiku yang tidak tahu diri ini. Aku juga pernah mendengar mama dan papa bicara aneh padaku akhir-akhir ini,seperti akan meninggalkanku,tapi nyatanya aku yang meninggalkan mereka. Tapi yang jadi pertanyaan,bagaimana bisa aku disini, dengan apa pula?" Gumamnya dengan rau berubah murung.

"Ah! Sudah,apinya siap. Kita bakar ikannya" mereka berdua akhirnya melupakan kesedihan anna sejenak dengan acara makan.

Setelah makan,anna mencuci pakaiannya sendiri. Bibi amor rela mengambil sebagian uang di celengannya untuk membeli pakaian terbaik untuk anna,yang nyatanya anna benar-benar tidak menyukainya. Bagaimana tidak,hanya ada rok untuk bawahannya,terlebih warnanya mencolok.

Style anna kan metalic, gelap dan menyeram-kan.Tapi apa boleh buat,disini hanya ada itu yang bisa ia pakai.

"Kenapa rasanya waktu sangat lambat,padahal aku sudah mencuci dua ember pakaian tapi masih saja siang hari,harusnya kan sudah sore" gumam anna memperkirakan waktu sembari membilas baju-bajunya dengan air yang ditimba dari sungai. Bukan anna yang menimbanya,tapi gilbert. Lelaki itu selalu menyiapkan air di pagi hari,sebelum berangkat ke ladang.

"na,jangan terlalu lama diluar. Bahaya kalau tetangga melihatmu" teriak bibi amor dari dalam rumah.

Setelah selesai mencuci anna akhirnya masuk rumah,diluar juga sangat terik "Bi, mau dibawa kemana?" Tanya anna melihat bibi amor merapikan wadah makanan dari daun kemudian ia masukkan ke tas anyaman rotan.

"Mau diantar ke gilbert,dia kan belum makan"

"Boleh aku ikut?" Anna sontak menepuk dahinya "aku lupa,nanti ada yang mengira kalian menculik puteri alana"

"Bagaimana ya? Bibi tau kamu pasti suntuk dirumah terus. Kalau begitu pakai kain saja untuk menutupi wajahmu" bibi amor mengambil kain berbentuk persegi panjang,dan memberikannya pada anna untuk di pakai menutupi rambut wajahnya kecuali mata.

"Kita berangkat,kau harus hati-hati ya" anna mengangguk pelan.

Keduanya melalui jalanan kecil,hingga membuat anna tak bertemu banyak orang ketika di perjalanan.

Saat sudah sampai di ladang yang digarap gilbert dan beberapa orang,bibi amor meneriaki mereka untuk segera menepi "makan!" Teriaknya yang langsung disambut senang oleh beberapa orang.

Kecuali gilbert,matanya memicing tajam ke arah anna yang sedang duduk di atas batu dekat sungai
Agak jauh dari pekerja ladang.

"Bu,kenapa di ajak keluar. Kan bahaya" gilbert membisikkan sesuatu tepat di dekat telinga ibunya agar tidak di dengar teman-telan sepekerjaanya.

"Tidak apa-apa,kasihan ana suntuk kalau dirumah terus" bisik amor kembali.

"Lebih baik sekarang kalian cepat pulang" tukas gilbert dengan nada tidak suka.

Bibi amor mendengus "iya iya,jangan lupa bagikan laukmu pada teman-temanmu"

Bibi amor beranjak dari duduknya,hendak memanggil anna yang masih betah duduk diatas batu,tapi sebelum itu terjadi.

"Aa!" Ia menenggelamkan sebelah kakinya dalam arus seras sungai,dan kemudian tubuhnya pun ikut terseret.

To be continued...

Meet The Prince [] HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang