Special Chapter

1.4K 179 28
                                    

Anna datang ke rumah makan milik james pagi ini. Bukan tanpa sebab, james menyuruhnya datang karena alasan akan memberi makanan gratis terkait rumah makannya yang setiap harinya semakin ramai.

Sembari menunggu james yang sedang melayani beberapa pembeli, anna duduk di salah satu meja sambil memainkan ponselnya.

Ponsel tersebut diletakkan ketika kursi didepannya berdecit. Pertanda ada seseorang yang mendudukinya.

"Bagaimana kabarmu, na?" Tanya james, ia meletakkan semangkuk besar gazpacho didepan anna. Sepertinya pembeli sudah sepi, jadi bisa mengobrol.

"Kabar baik paman"

James menuangkan sup gazpaco tersebut ke mangkuk yang lebih kecil, dan menyodorkannya pada anna "bagaimana hidupmu selama di masa lalu, kau tidak kesulitan kan. Huh...sungguh paman minta maaf"

"Tidak, aku sama sekali tidak kesulitan. Aku malah berterimakasih, karena kejadian ini semua, aku jadi sadar kalau aku membutuhkan mama dan papa. Aku benar-benar berterimakasih" anna mengambil semangkuk sup tersebut, melihatnya, ia teringat pada mia. Gadis itu bahkan rela tidak makan hanya karena anna menyukai sup miliknya.

James tertawa kecil "kejadian apa yang membuatmu berubah? Sepertinya itu pengalaman berharga"

"Hah, banyak sekali. Orang-orang di masa lalu baik-baik, semua baik padaku" meski sebenarnya tidak juga, pangeran kevin dulu bernait membunuhnya.

"Tapi, yang aku bingungkan, bagaimana kau bisa kembali anna? Sedangkan saat itu aku tidak berbuat apapun dengan mesin waktu, rumah terbakar, jadi profesor gila itu menguasainya"

"Ada mesin waktu di masa lalu, mesinnya sama persis dengan milik paman"

James tercenung "kau yang benar?" Tanyanya selidik "selama aku melakukan perjalanan waktu, aku tidak pernah menemukan sejarah kebenaran mesin waktu itu. Tapi seseorang yang menyerahlan mesin tersebut padaku berkata bahwa mesin tersebut diciptakan oleh ilmuwan inggris"

Anna menggeleng "tidak, sepertinya itu salah paman, seseorang dari spanyol di tahun 1402, dia pemiliknya. Orang tersebut adalah kakek temanku dari masa lalu, namanya mia, mia bilang kakeknya menguji coba mesin tersebut dengan kulit kacang"

"Kulit kacang?"

Anna mengangguk cepat.

"Sepertinya aku tau, dan sepertinya kau benar. Jadi selama ini pencipta mesin waktu adalah orang spanyol, wah...bahkan ketika aku menelusuri waktu untuk mencari tau, sama sekali aku tidak mendapat jawaban"

James kembali menghela napas panjang "anna, mungkin takdir memilihmu. Tuhan memilihmu untuk melindungi dunia-nya dari orang-orang serakah. Seandainya kejadian itu tidak terjadi maka entah akankah mesin waktu berpindah tangan ke orang yang salah" ia tertawa kecil mendengar ucapannya sendiri "beruntung sekarang mesin waktunya sudah tidak ada"

"Tentang profesor itu bagaimana? Apa dia dipenjara?"

"Sekarang sedang diperiksa kepolisian. Kabarnya, dia menderita penyakit mental, makanya punya ambisi yang berlebihan seperti itu,bahkan sampai ingin menguasai dunia"

Anna tertegun mendengarnya, bagaimana mungkin seorang manusia punya keinginan untuk menguasai dunia yang hanya dimiliki tuhan.

"tapi, bagaimanapun, dia termasuk orang pintar. Dia punya gelar profesor bahkan"

"Kalau anak buahnya? Apa mereka ikut di penjara juga?"

"Tentu tidak, mereka dipaksa, hidup mereka diatur. Jadi, sepertinya selama beberapa bulan mereka semua menjalani penanganan psikis. Bayangkan saja, pasti mereka selama ini tertekan"

"Yah..aku harap tidak ada lagi orang seperti itu"

---

"Jadi aku mirip pangeran arthur? Dan kamu mirip puteri alana?"

Kepala anna mengangguk, sudah sekitar tiga bulan dirinya sekolah dan satu bangku dengan arthur.

"Sudah jelas sih, aku kan ganteng seperti pangeran" sontak kepalanya dapat pukulan dari kotak pensil milik anna, dan pelakunya tak bukan, tak lain yaitu pemiliknya sendiri.

Lelaki disampingnya ini menyebalkan, bahkan melebihi pangeran arthur pemimpin aragon. Mungkin karena nama dan wajah mereka sama, sikap pun juga hampir sama.

"Sebenarnya aku tidak mau percaya, ah! Kata-katamu itu tidak logis sekali! Mana ada mesin waktu" Anna baru saja menceritakan pengalamannya pada arthur. Memang tidak ada satupun yang tau tentang kejadian apa yang telah ia alami selama berada di masa lalu, bahkan orang tuannya sendiri pun tidak tau.

Tapi entah kenapa, ia sangat ingin menceritakan kejadian ini pada arthur. Lelaki itu selalu membuatnya teringat dengan pangeran arthur "aku tidak berbohong, mau percaya atau tidak, ya sudah...aku juga tidak peduli" balas anna acuh.

Sedangkan arthur jadi kelabakan "eh eh, iya sayang percaya, percaya!"

"Sayang! Sayang! Kepalamu!!"

"Kemarin aku sudah memberimu bunga, jadi kamu sekarang pacarku" dengan santainya, arthur berucap.

"Buaya darat gila!" Teriak anna, menjauhkan tubuh arthur darinya "aku lihat kau membagikan bunga palsu itu pada anak-anak perempuan lain"

"Tapi yang untukmu itu asli, mawar putih asli. Harganya paling mahal dari yang lain"

Anna mengibaskan tangannya didepan wajah arthur "tetap saja, kau membagikan bunga itu pada orang lain juga!"

"Oh, jadi maunya cuma ke kamu?" Goda arthur sambil menaik turunkan alisnya.

Anna tidak lagi mendengarkan, ia malah melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Tapi tentu saja arthur tak akan diam saja, lelaki itu ikut keluar kelas.

"Joanna! Aku mencintaimu!" Teriak arthur, mudah saja baginya menjangkau anna yang berlari didepannya. Tubuhnya jauh lebuh tinggi, kakinya pun lebih panjang, jadi laju larinya pun lebih cepat. Arthur mengusap tengkuknya saat tiba didepan anna "masalah bunga itu, sebenarnya saran jason. Dia bilang kalau ingin tau kau menyukaiku atau tidak, harus di tes dulu"

"Hah! Percaya saja pada jason! Yang mau kau jadikan pacar itu jason apa aku?!"

"Pertanyaanmu seolah memberiku ruang"

Anna terdiam, memikirkan apa yang barusan dia katakan.

"Ayo jadi pacarku!" Teriak arthur tiba-tiba. Membuat beberapa orang yang lalu lalang jadi menengok ke arah keduanya "kita ubah cerita cinta tragis pangeran arthur dan puteri alana menjadi cinta terbaik sepanjang masa, yaitu cinta arthur dan joanna. Mendengar ceritamu tadi, aku jadi berpikir seolah pangeran arthur dan puteri alana diberi satu kesempatan lagi untuk meneruskan perjuangan cinta mereka, yaitu melalui kita. Semacam...tipuan waktu"

Anna menggeleng, tanda tidak setuju. Membuat arthur mengerucutkan bibirnya.

Tapi arthur malah menangkup kedua pipi anna menggunakan tangannya "aku ulang pertanyaanku. Kalau kau mau membenahi tipuan waktu itu, kau harus mau jadi pacarku"

"Aku beri pilihan, yes or yeah?"

The real ending.

Meet The Prince [] HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang