Anna memegangi jantungnya yang terasa berhebti bekerja, setelah kembali melewati distorasi perjalanan waktu. Semua itu hampir membuatnya kehilangan akal, karena seolah organ dalamnya di tarik paksa keluar dari dalam tubuh.
Ia terduduk dilantai, tak menyadari ada banyak pasang mata terkejut akan keberadaannya.
Saat mendongak, barulah gadis itu sadar akan orang-orang berpakaian rapi dan berbibawa memandang aneh ke arahnya.
"Dia joanna!"
Anna tersentak kaget, ia mulai mengerti jika dirinya sekarang sedang ditahun 2020, mengingat tempat yang dipijakinya adalah laboratorium milik james, ayahnya lili.
Tapi anehnya, orang-orang disekitarnya melijat seolah ingin menerkam gadis itu sekarang juga. Anna berlari menjauh ketika pria paruh baya memerintah orang disekitarnya untuk menangkap anna.
Sialnya pintu keluar laboratorium terkunci.
Gadis itu terus menjauhi orang-orang yang menurutnya aneh, yang terlihat seperti hendak memculiknya. Sambil meraba-raba dinding, anna berteriak keras meminta tolong. Namun sia-sia, itu semua tidak terdengar oleh siapapun.
Anna tidak sadar, kalau mereka mengincar analog yang melingkar di lehernya.
Kedua lengannya ditarik keras, tapi detik itu juga sebuah lemari kaca setinggi setengah tubuhnya tiba-tiba melayang. Bukan mengenainya, melainkan mengenai komputer atau time machine-nya.
Mereka semua terkejut melihat apa yang terjadi. Lemari tersebut melayang sendiri? Tentu bukan, ricky lah pelakunya. Mereka yang berteriak frustasi dengan keadaan komputer yang hancur sempurna, sampai-sampai melupakan anna yang mulai merambat menuju pintu keluar laboratorium.
Walaupun anna merasa keheranan, karena ada kunci yang berada dilubang pintunya. Padahal sebelumnya tidak ada.
Anna menepis pikiran itu terlebih dulu, sekarang dirinya harus keluar dari tempat ini. Menemui seseorang yang mungkin bisa membantunya. Sebab, jantungnya masih terasa sesak akibat distorasi mesin waktu beberapa saat lalu.
Setelah berhasil keluar dari laboratorium, anna malah menemukan kepulan asap memenuhi keseluruhan ruangan dimana ia berada, hingga membuatnya tak dapat melihat apapun.
"Tolong!" Suara semakin serak, nafasnya tercekat, seiring asap mulai membludak menghalangi pernafasannya. Jantungnya bahkan belum stabil, tapi sekarang malah paru-parunya akan dapat masalah.
Perlahan, tubuh anna merosot jatuh. Kakinya lunglai tak dapat menopang badan. Akhirnya ia hanya bisa terduduk diam, sambil terus menutup hidung.
Gelap, itu yang perlahan terjadi pada indra penglihatan anna.
Disusul suara ledakkan keras memenuhi gendang telinga, dan seluruh tubuhnya terasa panas seperti terbakar.
---
"Kita hancurkan rumah ini sekalian" usul james, membuka kotak seperti koper, yang ternyata berisi bom nuklir. Mirip seperti bom yang digunakan untuk meledakkan kota hirosima dan nagasaki, jepang.
"Kau tidak masalah kalau rumahmu hancur?" Tanya lucas, menatap james dengan tatapan penuh tanya. Yang ia tau rumah tersebut adalah rumah satu-satunya milik james.
Yang ditanya menatap balik "seharusnya aku yang bertanya, apa tidak masalah denganmu, jika mesin waktu ikut hancur. Maka harapan anna kembali sudah pupus"
Lucas mengangguk lesu, lantas melirik istrinya yang terduduk menangis di dekat mobil polisi.
Mereka memang sempat memanggil kepolisian untuk menjelaskan secara keseluruhan terkait hal yang sebenarnya terjadi. Awalnya sulit membuat para polisi itu percaya dengan adanya mesin waktu yang akan dicuri albert untuk menguasai dunia. Memang terdengar tidak logis, tapi itulah kenyataanya.
Tapi para polisi iru lahirnya merasa iba, dan menyetujui keputusan james untuk mengebom keseluruhan rumahnya, setelah melihat keadaan celine yang menangis tersedu-sedu karena berpikir tak akan bisa bertemu dengan putri semata wayangnya lagi.
"Lakukan..."
---
Gilbert menatap sendu akan kepergian anna yang secara tiba-tiba. Tanpa ada acara perpisahan, atau paling tidak sedikit pelukan selamat tinggal.
Anna memang tidak melakukannya karena ia takut terlalu percaya diri jika memang akan berhasil kembali ke masa depan.
Nyatanya itu benar terjadi.
"Sudah...mari kita pulang, jangan terus bersedih" amor mengelus bahu anaknya yang cukup jauh lebih tinggi dari dirinya.
Gilbert mengangguk, lantas melirik ke arah mia. Gadis itu menatap sedih sekaligus kehilangan pada komputer kuno didepannya. Anna adalah teman perempuan satu-satunya, mia. Wajar jika gadis itu sangat sedih kehilangan teman perempuannya.
"Mia, ayo kembali" ajak gilbert, menarik tangan mia untuk keluar dari laboratorium mendiang kakeknya.
Namun mia tak menggubris, malah mengajukan pertanyaan yang tak dapat gilbert jawab "apa anna bisa berkunjung kemari?"
Memang sedikit menyedihkan, pasti ia akan rindu saat-saat dimana anna yang selalu sulit diberi nasehat, mengingat sikapnya yang keras kepala atau bahkan terkadang mirip anak kecil "sudahlah, kita pergi sekarang ya?"
Mia menggeleng, lalu menutup wajahnya dengan telapak tangan. Bahunyanterlihat bergetar, sudah dapat dipastikan jika gadis itu menangis.
Gilbert mengepalkan tangannya melihat keadaan mia. Rasanya ia ingin memutar waktu, menghentikan anna yang akan kembali ke masa depan. Sejujurnya ada rasa berat hati saat anna benar-benar mengatakan harapannya untuk pulang dan bertemu orangtuanya, padahal selama ini gilbert selalu meyakinkan anna kalau gadis itu pasti bisa bertemu dengan keluarganya lagi.
Tapi sekarang, dia ditinggakan. Rasanya sunyi.
"Ayo pergi mia" ujar gilbert, kembali menarik tangan teman perempuannyanyang sedang menangis. Tapi kali ini mia malah menepisnya dengan kasar, tangisnya semakin pecah.
Gilbert tak tahan lagi, ia ingin sekali marah pada anna. Tiba-tiba tangannya terulur untuk mengangkat komputer yang bertengger di atas meja itu tinggi-tinggi, lantas menjatuhkannya sampai hancur berkeping-keping.
Mia dan amor terkejut, mereka menatap marah pada gilbert.
"Anna tidak akan pernah kembali" ujarnya dengan suara datar tetapi lenuh emosi "jadi, lupakan semua tentang dia, anggap dia tidak pernah datang kemari"
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet The Prince [] Hyunjin
FantasyCOMPLETED "Terima kasih untuk Pangeran Arthur dari masa lalu," Lorong waktu itu ada, mesin waktu pun ada. Hanya saja tersembunyi karena bahaya mengancam jika banyak orang mengetahui keberadaannya. (Fantasy-science fiction(fanfiction) series) MEET TH...