_17

977 173 0
                                    

"Kita akan aman disini,percayalah padaku. Tidak ada seorangpun yang tau tempat ini" mia berucap, Meskipun dirinya sendiri tengah dilanda kepanikan.

Sampai beberapa menit,mia dan anna masih berdiam diri di tempat yang sama. Mereka tak berani menyentuh apapun,takut mengeluarkan bunyi yang bisa saja didengar orang-orang yang berada diatas.

Derap langkah itu perlahan menghilang "sepertinya kita harus pergi dari sini, orang tuaku bisa saja mencariku. Kalau mereka tau aku tidak berada di pesta"

Akhirnya keduanya naik kembali,mia lebih dulu memijakkan kakinya ke anak tangga pertama kemudian baru disusul anna.

Setelah mereka sampai atas,lubang persegi itu kembali tertutup seperti semula. Layaknya tak ada sesuatu yang tersembunyi.

Anna membantu mia membersihkan debu-debu dan sarang laba-laba yang menempel pada bajunya. Sampai tak sadar ada bunyi langkah yang kembali mendekat.

"Alana!"

---

Beberapa menit sebelumya.

"Dimana mia?"

Gilbert meneguk ludahnya kasar. Saat ayah dan ibunya mia menanyakan keberadaan putrinya.

Ia kemudian menyenggol lengan john dan roni yang berada di sisi kanan dan kirinya.

"Mia bilang akan kerumahmu sebelum berangkat, lalu sekarang dia dimana? Kenapa kalian hanya bertiga?" Tanya ibunya mia dengan intonasi yang meninggi,menandakan mulai adanya emosi.

Kemudian dua orang pengawal yang mendengar keributan itu menghampiri.

"Putriku hilang, harusnya kalian para anak laki-laki bisa menjaganya!" Seru ayahnya mia lebih keras dari ibunya.

"M-mia tidak hilang" mendadak mereka bertiga jadi gagap.

"Maaf, tolong jangan membuat keributan disini. Lihatlah..kalian sudah jadi pusat perhatian" memang orang-orang di sekeliling mulai menengok ke arah keributan tersebut.

Disisi lain,di depan altar. Berdiri pangeran arthur dan pangeran david, sedari tadi mata arthur tak lepas menatap pintu masuk yang berupa gapura.

Yang ditunggunya tak lain adalah alana. Arthur yakin,yang ia lihat waktu itu benar-benar alana.

Kemudian ia tak sengaja mendengar keributan yang terjadi disalah satu meja,para tamu lain pun juga melihat ke arah tersebut. Arthur melangkahkan kakinya mendekati kerumunan tersebut.

"Ada apa ini?" Sontak mereka semua membelalakkan matanya. Keributan ini sampai menarik perhatian pangeran arthur.

"Putri mereka hilang" jelas salah satu pengawal.

"Berapa usianya?"

Orang tua mia mengerutkan dahi, namun mereka tetap menjawab pertanyaan singkat yang terlontar dari bibir arthur "20 tahun"

Arthur menundukkan kepalanya, usianya sama dengan alana. Sejak tadi ia juga tak menemu-kan rupa gadis yang ia sebut alana,atau mungkin anak yang hilang ini adalah alana,dan barangkali gadis ini tidak hilang,tetapi menghindarinya.

Meet The Prince [] HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang