_20

1K 182 1
                                        

Anna merutuki dirinya sendiri karena terbangun kesiangan. Padahal ia sudah menyusun strategi agar bisa keluar dari istana aragon di malam hari. Tapi malah ketiduran.

"Hai princess!!" Gadis itu terlonjak kaget. Menatap sengit ke arah seserang yang tiba-tiba membuka pintu.

"Bisakah kau mengetok dulu sebelum masuk! Katanya pangeran! Dimana adabmu huh!" Serunya kesal pada lelaki yang tak lain adalah arthur.

Arthur meringis kecil "maaf, maaf" ujarnya "ayo ikut denganku ke tempat pelatihan"

Anna menggelengkan kepalanya. Bisa-bisanya dia bertemu dengan 0angeran yang seperti ini "pelatihan apa?"

"Panahan"

"Oh, aku tidak tertarik. Aku lebih suka bela diri" ucapnya yang membuat arthur menaikkan sebelah alisnya. Sejak kapan alana menyukai bela diri, melihat belalang dari jarak satu meter saja sudah menjerit-jerit.

"Kau menyukai bela diri? Bukankah yang mau kau pelajari hanya memasak?" Tanya arthur yang terdengar seperti ejekan bagi anna.

Anna tertawa remeh "hah! Apa itu memasak? Membosankan!"

Arthur mengerucutkan bibirnya "aku tidak percaya"

"Mau ku buktikan?!" Anna berseru keras. Membuat arthur semakin kebingungan melihatnya. Puteri alana yang ia kenal tidak pernah berteriak pada orang lain, apalagi sampai menantang seperti ini "kenapa? Kau fakut?"

Ucapan anna sontak dapat membuat arthur tertawa "ayolah alana, sebenarnya kau hilang kemana selama ini? Sikapmu berubah sekali"

Raut wajah anna berubah suram, ia merasa tidak suka ada laki-laki yang meremehkannya. Apalagi seolah mereka lebih kuat, dan perempuan hanya bisa berlindung dibalik laki-laki.

Anna benci definisi seperti itu, baginya baik lelaki ataupun perempuan punya derajat yang sama, bisa saling melundungi dan menjaga satu sama lain tanpa memperhatikan gender.

"Ayo pergi keluar! Akan aku tunjukkan kehebatanku" ujar anna dengan tampang meremehkan "jangan salahkan aku kalau tulangmu patah!" Sambungnya.

---

Para siswa di lapangan pelatihan memanah bertepuk tangan dengan heboh. Merela semua bersorak-sorak ria dengan pertunjukkan gratis yang sedang tersedia didepan mata.

Pasalnya gadis muda yang kerap dilihat feminin dan sangat lembut kini berhasil memontang-mantingkan tubuh pangeran arsen.

Bahkan dapat mereka lihat,pangeran arsen berkali-kali memegangi pinggangnya.

Arthur,allen,dan alex tak kalah terkejutnya. Mereka bertiga benar-benar merasakan perubahan yang sangat drastis dari alana setelah ditemukan.

Pangeran arsen adalah orang yang termasuk hebat dalam pertempuran, dan anehnya kali ini dia benar-benar terlihat kewalahan mengatasi gadis yang sebentar lagi akan menjadi permaisuri baru aragon.

Dapat dilihat, anna lebih banyak menyerang dari pada menangkis serangan, gadis itu terlihat brutal. Saat arsen hendak menyerang-nya, dengan cekatan anna memegang kedua tangan pangeran arsen, kemudian menaikkan sebelah kakinya guna menedang bahu arsen. Lelaki yang bergelar pangeran ke-3 aragon itu pun tumbang sesaat.

Ketiga pangeran lainnya yang berdiri dipinggiran arena menatapnya dengan raut terkejut khas masing-masing.

"Aku tidak yakin dia alana dari kastilia" celetuk alex.

"Benar, apa jangan-jangan dia penyihir jahat yang telah menculik alana yang asli. Lalu mengubah dirinya sendiri berwujud seperti alana, agar bisa menguasai aragon!" Timpal allen, lelaki itu bahkan sudah mengapit pipinya dengan kedua tangan.

"Kau ini ada-ada saja" ujar arthur disertai kekehan. Lelaki itu banyak tertawa setelah alana kembali.

Kedua kakaknya menatap arthur dengan alis terangkat sebelah "kau, dimana kau menemukan alana itu?" tanya allen sambil menunjuk anna yang masih bergelut dengan pangeran arsen.

"Kau tidak menceritakan apapun setelah datang sambil membawa alana yang sedikit....aneh itu" tambah alex.

"Dari aragon timur, aku menemukannya di rumah salah satu warga. Ceritanya cukup rumit, kalian tanya saja pada david, oh ya dimana anak itu?"

"Dia sakit"

"Huh! Bagaimana bisa?"

"Kau terlalu sibuk dengan alana hingga sahabatmu sendiri kau lupakan. Sana! Kunjungi dia, anak itu sedang di rumah panglima jacob"

"Ya ya, nanti aku akan mengunjunginya bersama alana" ucap arthur dengan tampang sombongnya, seolah mengejek kakak-kakaknya yang sampai sekarang masih membujang.

Alex mencibir kesal "lihat saja! Dasar adik tidak tau diri"

"Hei! Bagaimana?! Masih meragukanku" ketiga lelaki itu mengakihkan atensi masing-masing pada gadis yang berjalan mendekati mereka.

Ditambah arsen yang berjalan sempoyongan dibantu beberapa murid anggota pemanah.

"Dia terlalu lemah" tunjuk anna pada arsen yang hendak dibawa ke dalam istana untuk diobati "bukan tandinganku" ucap anna dengan sombong dan meremehkan.

"Pangeran arsen mungkin bisa kau kalahkan tapi cobalah bertarung dengan calon suamimu" ujar pangerab allen. Dia berkata demikian karena arthur-lah yang paling baik dalam penguasaan bela diri apalagi jika dengan pedang, lelaki bergelar pangeran terakhir aragon itu akan nampak sangat mengagumkan berkat kehebatannya.

Arthur kembali tergelak "mana mungkin aku bertarung dengan calon istriku sendiri haha, aku takut kalau dia sampai patah tulang"

Mendengar penuturan arthur, anna mengeram kesal "oh kau takut?!" Tuduhnya.

"Yang aku takutkan kalau kau terluka. Berbulan-bulan aku kehilanganmu, sekarang kau disini, jadi aku tidak mau kau terluka sedikitpun"

Anna menaikkan sebelah sudut bibirnya "bagaimana jika kita buat perjanjian. Kita bertarung, kalau kau menang aku akan tetap disini. Tapi, kalau aku yang menang, biarkan aku pergi"

To be continued...

Meet The Prince [] HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang