_11

1.1K 195 0
                                    

"Anna! Ayo!" Bibi amor sudah lebih dulu menarik anna ketika menyadari ada yang melihat.

Keduanya berlari sekencang mungkin menerobos kerumunan banyak orang yang sedikit mulai meregang.

Sedangkan disisi lain,arthur kelabakan menuruni kudanya,ia berlari mengejar dua orang yang sudah terlebih dulu pergi tadi.

Membuat seluruh pasang mata menatap heran ke arahnya.

"Pangeran!pangeran!" Arthur menghentikan langkahnya ketika suara anak-anak mulai menyeruak. Mereka datang dari arah manapun membuat arthur tidak bisa kembali mengejar seseorang yang ia cari tadi.

Beberapa anak kecil menarik-narik jubah kebanggaanya "Pangeran arthur!" Mereka mengerumuni arthur lebih banyak lagi.

Bahkan ada beberapa yang sampai menggeret tangan arthur hingga hampir jatuh,kalau saja arthur tidak bisa menyeimbangkan tubuh.

Ingin menepis tangan-tangan kecil itu juga tidak bisa. Mereka anak-anak pasti akan sedih diperlakukan kasar,jadi sebisa mungkin arthur menyeimbangkan tubuhnya.

Dilihatnya orang yang ia cari tadi sudah tidak terlihat sama sekali. Padahal ingin sekali arthur mengejar tapi disekelilingnya sedang ada anak-anak kecil.

Bukannya bagaimana,tak enak hati jika pergi begitu saja dari kumpulan anak-anak ini. Mereka terlihat sangat mengharapkan arthur,itu yang membuatnya bimbang hendak pergi.

"Arthur!" Segera saja arthur bernafas lega,melihat david datang. Kalau tidak,sudah pasti tubuhnya berakhir penuh lumpur karena anak-anak itu terus mendorongnya hingga berada di dekat genangan lumpur.

"Maaf ya anak-anak,pangeran kalian harus pergi" david berbicara selembut mungkin. Tidak bisa dipungkiri,wajah david memang lebih terlihat kalem dan tenang dari pada arthur,jadi anak-anak tidak akan mungkin marah pada pangeran catalonia satu ini.

Keduanya akhirnya pergi dari kerumunan bocah-bocah desa. Arthur dan david kembali menunggangi kuda masing-masing untuk menuju balai desa setempat. Mereka kan akan menginap disana untuk beberapa hari sebelum kembali melanjutkan perjalanan ke ujung aragon timur.

"Dav,aku seperti melihat alana" cicit arthur ketika mereka selesai menempatkan kuda masing-masing ke kandang yang terletak di samping balai desa.

David mengernyit tidak suka,tujuannya kesini membuat arthur lupa pada gadis satu itu "ah kau pasti kelelahan. Lebih baik makan dulu,apa perlu aku yang panggilkan pelayan disini?"

Pangeran aragon itu hanya menggeleng pelan,ia kembali menatap sahabat kecilnya dengan sendu "aku benar-benar melihat alana,matanya sama" lirih arthur di bagian akhir.

David bingung,ia tak tau harus apa. Hanya rangkulan yang mungkin bisa membantu, jadi ia meletakkan tangan kanannya melingkari leher arthur "tolong lupakan alana untuk sebentar saja, kita disini tidak untuk bersedih"

"Maafkan aku dave" david kembali mempererat rangkulannya pada leher arthur,ketika sahabatnya terlihat menyesal.

"Mau makan apa? Aku dengar ada churros juga, bukankah kau paling suka"

"Nanti saja ,aku belum lapar"

David mengangguk "kalau begitu berbenahlah. malam nanti akan ada perjamuan untuk kita,jadi banyak tetua sekitar yang datang" arthur hanya membalasnya dengan anggukan lesu.

Meet The Prince [] HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang