_21

986 175 1
                                    

Arthur tertawa remeh "lebih baik kau sarapan dulu alana, perut kosong terkadang memang membuat pikiran kita sering berlaku aneh"

Ctak

Lelaki bergelar pangeran terakhir aragon itu meringis sembari memegangi kepalanya yang baru saja tertimpa batok kelapa.

"Aku serius arthur!!" Anna berteriak kencang tanpa rasa bersalah setelah melemparkan batok kelapa di bawah kakinya ke kepala arthur.

"Dia bukan alana!" Alex berseru "kau gila arthur! Dia sungguh bukan alana, puteri alana dari kastilia tidak akan bersikap sepeeti ini. Apalagi terus memanggilmu tanpa embel-embel pangeran"

"Aku sudah mengatakan berkali-kali kalau aku bukan alana" gumam anna yang hanya bisa didengar arthur, sebab jarak mereka yang paling dekat.

"Kau hanya mengatakan tapi tidak menjelas-kan, kalau kau bukan alana,lantas siapa? Alana tidak pernah punya saudara kembar. Lalu? Wajah kalian begitu mirip" ujar arthur.

Anna mengusak surainya ke belakang "aku akan jelaskan, tapi kalian harus percaya" ucap anna menatap sekeliling "aku joanna winston dari tahun 2020,mungkin kalian bisa mengatakan aku dati masa depan, aku sendiri masih tidak tau kenapa aku bisa berada di tahun ini"

Para murid-murid pemanah mulai berbisik-bisik. Entak apa yang mereka diskusikan.

Sedangkan arthur hanya menatap anna tanpa ekspresi yang jelas. Sangat sulit diterjemahkan dalam pikiran anna, hingga gadis itu hanya bisa menatapnya kembali dengan tatapan menantang.

Pangeran allen mencondongkan kepalanya pada pangeran alex, membisikkan sesuatu "apa dia gila?"

Alex kembali membalas dengan bisikan "entahlah, sepertinya alana banyak pikiran. Lihat saja rambutnya, sampai berubah warnanya"

"Ayo arthur! Lawan aku!" Anna berseru kembali "aku ingin segera pulang" lanjutnya dengan bergumam kecil.

---

Anna sudah siap di tengah lapangan mengena-kan baju zirah layaknya orang hendak berperang. Kali ini ia dan arthur akan saling menunjukkan kemampuan bela diri menggunakan pedang.

Sedangkan lawannya, arthur, lelaki itu datang dari arah gudang senjata. Mereka sama-sama memakai baju zirah.

Arthur mengulurkan salah satu pedang yang ia bawa pada anna. Dan dengan senyuman yang mengembang layaknya mendapat harta karun, anna menerima pedang yang panjangnya hampir satu meter tersebut.

Anna cukup baik dalam penguasaan pedang, tapi dia terkadang sedikit kesulitan karena porsi tubuhnya yang kecil.

Pedang yang ia gunakan akan menjadi sangat panjang menurut anna, mungkin karena lengannya yang kecil. Jadi sulit menempatkan sasaran.

Tapi gadis yang sebenarnya bermarga winston itu yakin akan berhasil mengalahkan arthur. Bahkan ia bersumpah dalam hati, akan menggertak tulang-tulang lelaki itu sampai hancur.

"Jangan main bahaya alana, aku tidak akan melukaimu" ujar arthur.

"Terserah,tapi aku akan tetap membunuhmu"

Ucapan anna sontak membuat arthur menyunggingkan sebelah bibirnya.

Dan hal tersebut ditangkap anna sebagai simbol meremehkan lawan. Gadis itu langsung mengarahkan ujung pedangnya yang lancip tepat didepan wajah arthur.

Meet The Prince [] HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang