6 - izin

1.5K 75 8
                                    

Kini malam telah tiba, matahari telah terbenam.Kini hanya ada bulan dan bintang yang menghiasi langit yang gelap.Suara kendaraan menambah suasana yang cukup nyaman.Raina terduduk sendiri disebuah taman dekat rumah sakit.

"Apa gue bakal diizin untuk bertugas di Bali??dan apa itu ngga akan membuat bunda papah kecewa karena pengunduran waktu pernikahan nanti.Gue bingung harus gimana,dilain sisi gue pengin pergi ke Bali untuk menolong nyawa orang lain yang berada diambang antara kehidupan dan kematian."

sebenarnya Raina masih sangat ragu atas keputusan yang diambilnya tadi.Dia juga sedih karena melihat Puput yang cukup kecewa pada dirinya karena ia akan meninggalkannya sendiri disini.Dia tau bahwa nanti jika dirinya bertugas di Bali Puput akan selalu menyendiri walau banyak dokter magang lainnya.Karena Puput merupakan tipe orang yang tidak mudah bergaul dengan orang yang belum begitu lama ia kenal, sedangkan Puput mengenal Raina sejak mereka kecil dan sejak Raina pindah ke Jakarta jadi ia begitu  sayang dan percaya pada Raina.

"Put maafin gue ya,gue janji ngga akan lama ninggalin lo Put" Raina terisak kecil dengan kepala menunduk.Kini bintang tak terlihat lagi dilangit yang gelap melainkan berubah menjadi mendung.Tetes demi tetes air turun dari langit sehingga membentuk hujan yang deras.

"Hujan"ucapnya dengan senyuman kecil yang diukir dibibir Raina walau terpaksa.

Tapi tiba-tiba saja tubuh Raina tak terkena air hujan lagi karena tubuhnya dilindungi oleh payung yang dipegang Satya.

"Elo ngapain disini?lo tau ngga nyokap sama bokap lo khawatir nyariin lo mereka bilang lo ngga pernah pulang malem selarut ini.Lo ngapain disini"ucap Satya marah karena tingkah bodoh Raina.Tapi tetap saja ia menutupi tubuh Raina dari derasnya hujan malam ini.

Raina bukannya menjawab pertanyaan Satya tapi tangisanya malah semakin menjadi-jadi.

Satya yang tidak mengerti isi hati Raina hanya mendekap Raina dalam pelukannya.

"Maaf gue tadi udah marahin lo,gue cuma khawatir sama lo.Maafin gue Rain"kini pelukannya semakin erat dan membuat tubuh Raina cukup hangat karena Raina sejak tadi merasa kedinginan.

"Gue mau pulang Sat"ucap Raina lirih sambil melepas pelukan Satya.

"Ok gue anterin lo pulang,tapi gue minta janji lo buat selalu cerita semuanya yang membuat lo sedih ke gue.Promise?"

"Promise"Raina menatap sendu Satya.

Kini Satya mengantarkan Raina pulang.Angin dimalam itu membuat tubuh Raina semakin merasa kedinginan.Satya yang sadar akan hal itu menarik tangan Raina agar Raina memeluk dirinya.Dia pikir itu bisa membuat tubuh Raina kembali hangat.

Setelah menyita beberapa waktu mereka pun sampai dirumah Raina.

Raina pun mengajak Satya untuk masuk kerumahnya terlebih dahulu untuk meminum teh karena Satya juga sempat kehujanan tadi.Raina sangat cemas jika Satya jatuh sakit.

"Assalamualaikum bunda"ucap Raina dengan suara serak habis menangis.

"Waalaikumsallam"ucap bunda dan papah Raina bersamaan lalu berjalan menghampiri Raina.

"Ya ampun nak kamu kemana aja,kenapa kamu basah kuyup kaya gini sih??"bunda Raina memeluk erat putrinya itu.

"Iya kamu kemana aja sih kita sangat khawatir sama kamu Rain,lain kali kalo mau pergi izin dulu sama kita jangan buat kita khawatir kaya tadi"Papah Raina kini mengangkat suaranya.

"Maafin Raina pah,Bun.Tadi Raina habis dari taman"jelas Raina.

"Iya nak kita udah maafin kamu tapi lain kali jangan diulang lagi yah,sekarang kamu kekamar bersih bersih dulu bunda takut kamu sakit"bunda Raina melepas pelukannya.

Alasan Tuhan Mengirim Kamu Untukku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang