Part 14◾

38K 3.1K 46
                                    

Vote sebelum baca⭐

Vote sebelum baca⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam 01.02, King masih belum tidur.

Pria tampan itu sibuk membuat tugas untuk besok. Ia baru sempat membuatnya karena terlena oleh Maudy.

Bagi dirinya, Maudy itu seakan narkoba. Selalu membuatnya candu dan susah untuk berpaling.

Rela menelantarkan tugasnya demi menikmati kebersamaannya dengan Maudy.

Padahal biasanya, King adalah sosok ambisius jika menyangkut pendidikan.

King ingin mendapatkan nilai terbaik. Bukan untuk membanggakan kedua orangtuanya, tapi untuk masa depannya sendiri.

Namun, semenjak kehadiran Maudy, sosok ambis King perlahan-lahan mulai berkurang. Perhatiannya mulai terbagi dua.

Separah itu memang pengaruh Maudy dalam hidupnya. Namun, bisa-bisanya gadis itu menuduhnya terobsesi, bukan cinta.

King yakin bahwa yang dia rasakan cinta, bukan obsesi. Meskipun sebelumnya ia belum pernah jatuh cinta, tapi King merasa baru kali ini dia merasakan ketertarikan begitu dalam.

King ingin memiliki Maudy untuk dirinya sendiri.

King ingin Maudy selalu berada di dalam pandangannya.

King ingin mengendalikan hidup Maudy.

King ingin Maudy hanya menatapnya dan dekat dengan dirinya saja.

"Tolong,"

Suara lirih Maudy membuat jari King berhenti mengetik. Tatapan pria tampan itu beralih ke Maudy.

"Dia mimpi buruk?" Tanyanya pada diri sendiri seraya mengelus rambut Maudy.

Anehnya, Maudy malah menepis tangan King dengan air mata mulai bercucuran.

"Jangan menyentuhku!"

Maudy mengigau di dalam tidurnya sedangkan King tersentak kaget.

Gadis cantik itu berbalik, memunggungi King, dan kembali tenang.

King menelan salivanya kasar. Ia mengerti kenapa Maudy bisa bermimpi buruk. Itu karena Maudy hampir dijahati oleh preman.

Yah, Maudy menceritakan semua yang dialaminya pada King atas dasar paksaan dan ancaman.

King mengepalkan tangan marah. "Berani menyentuh gadisku, sama saja dengan mencari mati!" Desisnya.

Ia pun menelpon bawahannya untuk mencari preman yang telah menganggu Maudy dan membawanya ke ruang eksekusi. King ingin memotong tangan yang sudah menyentuh gadisnya dengan lancang.

Siapapun tidak boleh menyentuh miliknya! Hanya dia yang boleh menyentuh miliknya! Hanya dia!

"Tidurlah yang nyenyak, sayang. Jangan memikirkan kejadian tadi lagi karena aku akan membantu membalaskan dendam mu." Bisiknya tanpa menyadari bahwa bisa saja dirinya yang menjadi sumber ketakutan Maudy.

****

Tidur nyenyak Maudy mulai terusik kala merasakan kecupan di pipinya. Gadis cantik itu mengerang kesal dan membenamkan wajahnya ke bantal. Menghalangi wajahnya dari bibir nakal King.

Tindakan Maudy membuat King berdecak pelan. Berakhir menggendong tubuh Maudy hingga membuat mata gadis itu terbuka lebar dengan wajah menyiratkan keterkejutan mendalam.

"Bangunlah, sayang. Ini sudah jam 9. Kau akan terlambat kuliah. Bukankah katamu hari ini kelompokmu akan presentasi?"

Maudy menjadi panik seketika mendengar perkataan King. Rasa kantuk yang dirasakannya sirna begitu saja. "Cepat turunkan aku!" Paniknya.

King mengeratkan pegangannya seraya tersenyum geli melihat kepanikan pacarnya. "Jangan berontak. Aku akan menurunkanmu kalau sudah sampai di kamar mandi."

Maudy menatap King tak percaya. "Di saat genting ini pun kau masih bertingkah abnormal?!"

King menatap Maudy datar. "Apa katamu?"

Maudy menyengir paksa. "Lupakan saja perkataanku." Mana mungkin ia berani mengulang perkataannya akibat takut dihukum.

Siapa yang tahu pemikiran King. Terlalu susah ditebak.

"Cepatlah sedikit atau aku akan terlambat." Ujarnya mengalihkan perhatian sembari memasang wajah paling memelasnya.

"Iya, iya."

King bergegas masuk ke kamar mandi. Kemudian, menurunkan Maudy kala sudah sampai di kamar mandi.

"Keluar lah." Usir Maudy gemas akibat melihat King tak kunjung beranjak dari sana.

"Cium dulu, baru aku keluar."

Gadis cantik itu tertawa tak percaya mendengar perkataan nyeleneh King.

"Cium di sini atau di sini." Menunjuk pipi dan bibirnya secara bergantian.

"Cepat keluar!!" Teriak Maudy kehabisan kesabaran.

"Astaga, sayang. Kau ini galak sekali." Renggut King.

"KELUAR!"

Bersambung...

24.5.22

firza532

ObsessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang