Vote sebelum baca⭐
King menghempaskan tubuh Maudy ke kasur sedangkan Maudy semakin ketakutan. Gadis cantik itu refleks berdiri dan menjauh dari kasur. Tatapannya sangat was-was akibat takut dilecehkan King lagi.
"Cepat ganti bajumu!" Titah King dingin.
Maudy menelan saliva kasar. Kemudian, berlari ke arah kamar mandi.
Bukan bermaksud menuruti perkataan King, melainkan bermaksud menyelamatkan dirinya sendiri.
Lebih baik mengurung diri di dalam kamar mandi daripada berhadapan dengan King dan mendapatkan ending mengerikan.
Sementara itu, King memijit kepalanya yang mendadak pusing akibat tingkah Maudy.
Selama di perjalanan, gadis incarannya itu selalu saja menangis, bergetar ketakutan, dan merengek ingin pulang.
Baru kali ini dia merasa frustasi berhadapan dengan seorang perempuan karena biasanya para perempuan selalu mendekatinya dengan suka rela, bahkan rela melakukan apapun untuk berada di sisinya. Mereka pasti akan bersorak bahagia di dekatnya, bukannya malah menangis ketakutan.
King menendang kasurnya sebagai pelampiasan emosi. "Maudy! Kau membuatku sangat marah!"
Ia membuka seluruh pakaian basahnya akibat kehujanan dan melemparkan ke sembarangan arah. Menunjukkan tubuh atletisnya. Dada bidang, tubuh kekar, dan perut kotak-kotak. Sangat sexy dan menggoda.
Segera memakai piyama tidur dan berbaring di kasur. Tatapannya teralihkan ke hp Maudy. Di ambilnya hp Maudy dan menghidupkannya. Kemudian, mengeceknya karena takut Maudy punya pria lain.
Namun, bukan pria lain yang dilihatnya tapi panggilan dan chat dari orangtua Maudy. Panggilan sampai 50 kali sedangkan chat lebih dari 100. Membuktikan betapa khawatirnya mereka pada Maudy.
Wajar saja mengingat Maudy mematikan hp selama tiga hari.
Ya, Maudy telah kabur darinya selama tiga hari.
Hari pertama, King lewatkan dengan mencari keberadaan Maudy karena gadis itu menghilang setelah pamit kuliah.
Hari kedua, King lewatkan karena cuaca buruk sehingga jet pribadinya tidak bisa terbang ke Indonesia.
Hari ketiga, King lewatkan dengan memata-matai Maudy dan memaksa masuk saat teman sekamar Maudy pulang.
King sangat murka pada Maudy karena berani kabur darinya. Membuatnya kalang kabut mencari keberadaan Maudy.
Entah sejak kapan keberadaan Maudy menjadi bagian hidupnya. Ingin selalu berada di dekat Maudy karena tanpa gadis itu, hidupnya terasa ada yang kurang.
Lihat saja, King akan menghukum Maudy sehingga gadis itu tak akan memiliki keberanian lagi untuk kabur darinya. Bahkan memiliki niat kabur pun tidak akan pernah lagi terlintas di dalam otak gadis satu itu.
Namun sebelum itu, ia membalas pesan orangtua Maudy terlebih dahulu supaya keduanya tak menganggu lagi.
"Lama sekali dia ganti pakaian." Ketus King ketika orang yang ditunggunya tak kunjung muncul.
"Tidak mungkin 'kan dia kabur?" Tanyanya pada diri sendiri.
King bergegas bangkit dari kasur. Berjalan menghampiri kamar mandi dengan langkah besar. Wajahnya terlihat tak bersahabat. Kemudian mengetuk pintu kamar mandi sekuat tenaga. "Maudy! Keluar!"
Teriakan King bagaikan suara kematian bagi Maudy. Menghadirkan kepanikan dan keresahan tak berujung dalam diri Maudy.
Gadis cantik itu meremas ujung sweater yang dikenakannya seraya mengigit bibir bawahnya takut.
"Cepat keluar atau ku dobrak pintunya!"
Maudy bergeming. Tak berani menyahut.
"Kalau sampai aku mendobrak pintu ini, maka aku tidak akan melepaskanmu, Maudy. Aku benar-benar akan menghukummu dengan kejam."
Maudy langsung membuka pintu kamar mandi akibat takut mendengar ancaman pria gila itu.
Wajahnya tampak pasrah dan lemah sedangkan King tampak sangat puas.
King menarik tangan Maudy ke kasur dan Maudy menurut begitu saja.
Gadis cantik itu hanya bisa berharap Tuhan melindunginya dari kegilaan King.
"Tidurlah di sampingku!" Titah King seraya menepuk kasur kosong di sampingnya.
Maudy menatap takut tapi tetap melakukannya. Dia mengambil tempat paling jauh dari King sehingga membuat King berdecak kesal dan menarik tubuhnya secara paksa.
Tidak hanya itu, King juga mengunci pergerakan tubuhnya. Memeluknya erat dan menghimpit kakinya.
Maudy refleks menahan nafas sedangkan kepalanya seakan mau pecah akibat memikirkan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi padanya.
Gadis cantik itu hampir menangis ketika King mengelus punggungnya sedangkan tubuhnya semakin bergerak gelisah.
"Tidurlah!" Titah King gemas.
Maudy menelan salivanya kasar.
Bagaimana mungkin ia bisa tidur dalam kondisi seperti ini.
Bahkan, untuk memejamkan mata saja rasanya sangat sulit akibat dihantui oleh perbuatan King padanya.
"Masa hukumanmu dimulai besok, Maudy." Bisikan King mampu membuat bulu kuduk Maudy merinding. Berakhir tidak bisa tertidur semalaman akibat overthinking.
Bagaimana nasibku besok? Pikirnya ketakutan.
Apa hukuman yang akan diberikannya?!
Bersambung...
Seperti apakah hukuman yang diberikan King??
Coba tebak di sini😌
20.5.22
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessive
RomanceTakdir membawa Maudy ke negara asing dan mempertemukannya dengan brondong yang terobsesi padanya. Selalu melakukan apapun untuk menahannya. Mulai dari hal sepele sampai ke hal anarkis. Lantas, bagaimanakah nasib Maudy selanjutnya? Apakah dia mampu m...