Part 12◾

39.4K 3.4K 228
                                    

Vote sebelum baca⭐

Maudy memasukkan semua makanan yang menarik perhatiannya ke dalam keranjang sedangkan King mengikutinya di belakang layaknya sedang mengawasi tahanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maudy memasukkan semua makanan yang menarik perhatiannya ke dalam keranjang sedangkan King mengikutinya di belakang layaknya sedang mengawasi tahanan.

Senyuman puas terus menghiasi bibir Maudy karena jajan adalah salah satu kebahagiaannya.

Yah, memang sesederhana itu bahagianya.

"Kau sangat suka coklat?" Tanya King akibat melihat semua jajanan Maudy serba coklat.

"Iya."

"Tidak takut gemuk karena makan coklat terus?"

"Seorang Maudy tidak akan bisa gemuk karena dari lahir, tubuhku sudah diatur seperti ini." Sahutnya songong sehingga membuat King tertawa kecil.

Pria tampan itu mengambilkan permen yang berusaha digapai Maudy, kemudian memasukkannya ke dalam keranjang.

Tubuh bagian depan King menempel ke bagian belakang Maudy sehingga membuat nafas gadis cantik itu tercekat. Mereka terlalu dekat.

"Kenapa kau segugup ini, sayang? Santai saja." Bisik King dan mengigit pelan telinga Maudy sehingga membuat Maudy kian membeku.

Melihat gadis itu kembali gemetar ketakutan, King pun menghela nafas pelan dan menjauhkan dirinya.

"Keranjangmu sudah penuh. Masih ada yang ingin kau beli?"

Maudy menggeleng tanpa suara. Dia kembali takut pada King. Takut dilecehkan lagi!

"Kalau begitu aku akan membayarnya, kau tunggu di mobil saja." King merebut keranjang yang dipegang Maudy dan mendorongnya ke arah kasir.

Maudy keluar dari tempat pembelanjaan itu dengan patuh seraya berusaha menenangkan jantungnya yang berdegup kencang.

"Tenang, Maudy. Tenang. Jangan panik." Tekannya pada diri sendiri.

Maudy mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Eh, Maudy. Kemana aja Lo selama ini?"

Fadil mendadak muncul di hadapan Maudy, membuat gadis cantik itu langsung kabur secepat kilat layaknya baru saja melihat hantu.

Fadil menggaruk kepalanya yang tidak gatal akibat melihat tingkah laku aneh Maudy.

Sementara itu, Maudy terus berlari. Namun, sialnya dia tidak berlari ke arah mobil. Melainkan ke arah lain akibat terlampau panik jika saja dilihat oleh King dan berakhir di kurung lagi.

Maudy sungguh takut menghadapi kegilaan King. Apalagi pria itu suka bertindak semena-mena tanpa mendengarkan penjelasannya.

Sudah cukup dikurung selama satu Minggu. Maudy tidak ingin mengulanginya lagi. Maudy kapok.

Gadis cantik itu duduk di bangku taman seraya mengurut kakinya. Seperti biasa, kakinya kembali sakit akibat dibawa berlari lama-lama.

"Sendirian saja, cantik?"

Maudy mendongak. Ia menelan salivanya susah payah melihat seorang pria bertubuh kekar dan berwajah sangar berdiri tepat di hadapannya.

Rasanya, sejak kuliah di negara asing ini, Maudy selalu mendapatkan pengalaman buruk.

Apa salahnya hingga selalu mendapatkan cobaan bertubi-tubi? Apa karena sering baperin dan menghosting cowok?

"Tidak. Aku tidak sendirian." Jawab Maudy berusaha santai meskipun jantungnya sudah berdebar kencang.

Pria itu duduk di samping Maudy. "Mana temanmu, cantik?"

"Itu. Dia sedang membelikan minuman untukku." Maudy menunjuk orang sembarangan. Yang paling terpenting, dia selamat sekarang!

Oh ayolah, nyawanya hanya satu. Ia harus bisa menyelamatkan nyawa berharganya.

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku takut temanku kesepian ngantri di sana."

Maudy berusaha kabur tapi tangannya dicekal oleh preman itu.

"Jangan membohongiku lagi karena sejak awal, aku sudah tahu kau sendirian, cantik." Seringai orang itu sehingga membuat Maudy ketakutan.

Maudy berusaha melepaskan cekalan tangan orang itu tapi dia tak bisa. Tenaganya terlalu lemah.

"Tolong!!!" Teriak Maudy sekuat tenaga.

"Diam atau aku akan membungkam mulutmu!" Ancam si preman.

Maudy mengerahkan seluruh tenaganya untuk melepaskan cekalan di tangannya.

Usahanya membuahkan hasil. Cekalan di tangannya terlepas.

Maudy langsung lari sekencang mungkin.

"Sialan! Jangan sampai aku mendapatkanmu!"

Pikiran Maudy kalut melihat si preman mengejarnya. Tanpa pikir panjang, Maudy menyebrangi jalan yang dipenuhi kendaraan berlalu lalang.

Ia hampir tertabrak jika saja pengendara mobil tak bisa mengerem. Maudy mematung di depan mobil yang hampir menabraknya.

Matanya membelalak kaget kala melihat si pengendara. Ia pun buru-buru masuk ke dalam mobil sebelum tertangkap oleh preman.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya King marah. Jantungnya terasa copot karena hampir menabrak Maudy.

"Kenapa kau berlari di jalan raya?! Apakah kau ingin cepat mati, hah?!"

Bentakan King tak memberikan pengaruh apapun pada Maudy karena gadis itu sibuk mengatur nafasnya.

"Kenapa kau diam saja?! Cepat katakan sesuatu!!"

"King, sepertinya aku tidak bisa lagi hidup di sini. Aku menyerah. Aku ingin kembali ke Indonesia. Di sini terlalu mengerikan." Ungkap Maudy lirih, disertai wajah memelas dan mata berkaca-kaca.

Bersambung...

Coba tebak reaksi King di sini👉👉

22.5.22

firza532

ObsessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang