Vote sebelum baca⭐
King menggeram kesal mendengar perkataan Maudy.
"Aku bukannya ingin kabur darimu. Kalau kau mau, kau bisa pindah ke Indonesia bersamaku." Imbuh Maudy cepat sebelum dimarahi dan dijatuhi hukuman.
King menghela napas panjang. "Aku tidak bisa pindah. Ada banyak hal yang harus ku urus di sini."
"Kalau begitu, kita LDR saja? Kita akan bertemu sesekali. Tentunya kau yang menemuiku ke Indonesia karena aku tidak kaya raya sepertimu. Kemarin saja, uangku terkuras habis karena membeli tiket pesawat." Curhatnya.
Mengingat uangnya terbuang percuma, Maudy menjadi kesal sendiri.
King terdiam sejenak. Mengambil hp nya dan mulai mengutak atiknya.
"Heh! Kau mengabaikanku?" Tanya Maudy tak percaya. Kemudian, membuang pandangannya ke arah lain seraya menggerutu kesal.
King tersenyum geli melihat wajah kesal gadisnya. "Aku bukan mengabaikanmu tapi mengganti uangmu yang terkuras habis itu."
Maudy kembali menoleh. Menatap King tak mengerti. "Apa maksudmu?"
"Coba lihat notif hp mu."
Maudy menurut. Matanya melotot kaget melihat transferan masuk ke dalam rekeningnya.
"Kau gila?! Kenapa memberiku uang sebanyak ini?!" Tanyanya tak habis pikir melihat nominal yang tertera, yaitunya 10.000.
Eitss, bukan 10.000 rupiah tapi 10.000 dolar.
"Anggap saja sebagai ganti rugi biaya tiket pesawat kemarin, sayang."
Maudy melongo kaget melihat betapa mudahnya King berbicara seperti itu. Seolah tak memiliki beban sedikit pun.
Pria tampan itu mendadak menangkup wajah Maudy. Senyuman manis menghiasi bibirnya. "Lagipula, mulai sekarang aku yang akan menghidupimu. Aku akan menanggung semua kebutuhanmu dan kau boleh memintanya padaku kapan saja."
Maudy mengerjap kaget. Nafasnya terasa tercekat mendengar perkataan King.
"Jangan gila! Kita ini bukan suami istri. Kau tidak punya kewajiban untuk membiayai kehidupanku. Apa kata orang di luar sana jika mereka tahu kau menghidupiku dengan uangmu?" Protes Maudy.
Di saat wanita lain akan senang hati menerima tawaran menggiurkan tersebut, Maudy malah menolak.
Maudy takut menerima uang dari seorang pria karena di akhir nanti, bisa dijadikan sebagai senjata untuk menahannya.
Siapa tahu nanti King akan meminta semua uang yang pernah diberikan padanya sebagai syarat jika ingin putus. Akibat tidak sanggup mengembalikan semuanya, pada akhirnya, Maudy pun terpaksa menetap di sisi King dan terus menjadi tawanan pria itu. Sungguh mengerikan.
"Aku tidak peduli pada perkataan orang lain karena yang menjalani aku, bukan mereka! Mereka tidak berhak mengomentari kehidupanku!"
Maudy hendak menyahut, namun King kembali melanjutkan ucapannya. "Kau tenang saja, sayang. Aku akan berusaha memberikan kehidupan yang baik untukmu. Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan. Aku akan menjamin hidupmu selama kau tinggal di sisiku."
Gadis cantik itu menggelengkan kepala tak habis pikir. "Astaga! Kau ini masih semester 1. Darimana kau mendapatkan uang? Pakai uang orangtuamu? Kau tidak merasa bersalah pada orangtuamu?"
"Kata siapa aku memakai uang orangtuaku?" King tersenyum miring seraya mencubit pipi Maudy gemas.
"Aku punya beberapa usaha sendiri, sayang. Aku tidak akan memakai uang orangtuaku untuk menghidupimu."
"Usaha apa memangnya sampai kau nekat ingin membiayaiku?" Tanya Maudy tertarik.
"Hanya usaha kecil seperti Cafe, hotel, mall, dan restoran."
Maudy ingin muntah darah sekarang juga mendengar perkataan santai King.
'anak orang kaya memang berbeda' pikirnya.
"Ah, meskipun kau punya usaha sendiri. Kau tidak perlu menghidupiku karena aku tidak ingin merepotkanmu."
Ya. Merepotkan. Lebih tepatnya merepotkan dirinya sendiri.
"Kau tidak merepotkanku." Bantah King.
"Astaga! Daripada menghidupiku, lebih baik kau membuka usaha baru! Itu lebih berguna untuk masa depanmu!"
"Kau juga masa depanku! Tentu saja lebih berguna jika menggunakan uangku untuk mu."
"Aku belum tentu menjadi masa depanmu. Perjalanan kita masih panjang. Kau bisa saja merasa bosan padaku dan tertarik pada wanita lain. Tentunya uangmu untuk membiayaiku akan terbuang percuma. Memangnya kau ingin semua uangmu berakhir sia-sia?" Bantah Maudy.
"Tidak ada yang sia-sia menyangkut dirimu, sayang." King mendadak mengangkat Maudy ke atas pangkuannya.
Maudy sedikit tersentak kaget dan refleks bergerak turun tapi pria itu malah mengeratkan pelukannya hingga Maudy tak bisa bergerak.
"Jangan pernah meragukan perasaanku padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Waktu tidak akan membuat cintaku padamu pudar begitu saja. Cintaku tidak selemah itu."
Maudy menatap King sarkas. "Cinta? Kau yakin itu cinta? Bukan obsesi semata?"
Bersambung...
Kalau seandainya nih ya. Ada cogan kaya raya dan terobsesi kayak King ngurung kalian.
Apa reaksi kalian?
Menikmati kurungannya atau malah berusaha kabur?🤣
22.5.22
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessive
RomanceTakdir membawa Maudy ke negara asing dan mempertemukannya dengan brondong yang terobsesi padanya. Selalu melakukan apapun untuk menahannya. Mulai dari hal sepele sampai ke hal anarkis. Lantas, bagaimanakah nasib Maudy selanjutnya? Apakah dia mampu m...