0.35 : Safe - (안전한)

266 37 12
                                    

1 minggu.

1 minggu ini yoongi belum berani untuk membuka diary jungkook yang ia temukan tempo hari lalu, ia terlalu takut, ia tak menyangka bila hatinya terlalu takut dan gelisah bila membuka buku dengan sampul berwarna merah dan berukuran sedang tersebut.

"Kau memikirkan apa?" yoongi tersentak saat jimin menemukannya dengan keadaan melamun "tidak ada" kata yoongi yang kemudian kembali mengetik dan membenarkan kaca matanya yang terselampir diwajahnya. Jimin menghela nafas, malam malam seperti ini seharusnya ia bisa menonton film bersama yoongi di sebuah chanel TV yang akan ditayangkan malam ini, yoongi sudah mengatakan akan menontonnya bersama jimin dirumah pribadinya. Tapi apa yang ia dapat? Melihat yoongi yang berkutat dengan leptop nya di ruang kerjanya? Ini terlalu menyebalkan untuknya!.

"Ayolah! Itu film yang pertama kali ditayangkan di TV! Kita saja tidak ada waktu kemarin untuk menontonnya bioskop karna sibuk bekerja" protes jimin yang menaruh cangkir yang berisikan kopi fresco bersamaan dengan dentuman cangkir dan meja yang berbunyi. "Aku sibuk, kau tau kan? Pekerjaan tidak ada jadwal seperti film yang akan ditayang di TV?" koreksi yoongi yang masih sibuk mengetik sesuatu dengan matanya dari balik kacamata.

"Kau menyebalkan!" Umpat jimin Yang langsung merebut ponsel yoongi dari atas meja kerjanya tepat dihadapan yoongi "kau ingin melakukan apa?" Tanya yoongi Yang datar tapi ia bisa melihat wajah masam jimin dari ujung matanya "order makanan! Karna kau, dietku yang aku jalankan saat ini akan aku putuskan untuk makan banyak karna kau sudah menaikan emosiku!" protes jimin yang memesan banyak orderan makanan, yang pastinya tak cukup untuk mereka berdua habiskan, butuh banyak orang untuk menghabiskannya.

"Kau yang akan membayar semuanya! Aku tidak mau tau!" tekan jimin yang menyodorkan ponsel itu pada pemiliknya, yoongi menghela nafas gusar dan membuka kaca matanya "berapa orderan yang kau pesan?" kata yoongi yang memprediksi dan mengambil ponselnya untuk ia lihat orderan yang dibuat jimin di ponselnya.

Butuh beberapa detik yoongi melihat semua orderan yang dibuat jimin hingga yoongi membelalakan matanya "jim? Bisakah kau menghabiskan ini semua?" kata yoongi yang pusing, ia tidak bisa protes karna pikirannya sudah sangat kacau "kenapa? Kau tidak ada uang untuk membayarnya?" kata jimin yang menantang bagi yoongi "tentu tidak, aku masih sanggup membayar orderan makanan ini. Tapi, apakah kita bisa menghabiskan semua makanan ini???" tanya yoongi pusing, hingga yang jimin lihat, yoongi yang tak biasanya seperti ini, padahal biasanya yoongi akan protes atau marah marah tak jelas bila ada masalah seperti ini.

"Kau memikirkan apa?" tanya jimin memprediksi, hingga yoongi bingung sendiri tak paham akan perkataan jimin barusan.

"Memikirkan? Maksudmu?" yoongi merasa ia sangat ambigu sekarang "kau memikirkan apa huh?? Kenapa tidak ada semburat emosi pun diwajahmu?" kata jimin kembali yang merasa yoongi benar benar memikirkan sesuatu "tidak ada, hanya saja..." kata yoongi yang tak melanjutkan ucapannya.

"Katakanlah Min Yoongi" ucap jimin yang meyakinkan yoongi untuk berbicara "aku sedang ragu" jawab yoongi hingga jimin berkata "selanjutnya?".

"Aku bingung apa yang aku dapatkan seminggu lalu di ruang kerja kantornya jungkook" kata yoongi kembali menatap temannya itu bingung "jungkook? Aku tak mengenalnya" kata jimin yang malah dirinya lah yang bingung "suami dari wanita yang kucintai" jelas yoongi hingga jimin ber-oh-ria.

"Sekarang? Apakah kalian masih bertemu? Aku malah tak pernah melihatmu dari dulu dengan Hyera sampai kejadian mal- lupakan saja" kata jimin yang tak mau mengungkit malam kejadian itu, ia masih ingat akan yoongi yang merasa sesak akan ungkitan hal itu "sejujurnya aku juga tak terlalu mengetahui wajahnya, aku hanya tau namanya" lanjut jimin kembali

Yoongi menghela nafasnya Dan menyenderkan kepalanya di punggung kursi kebesarannya tersebut "sebentar lagi aku akan stres, lebih baik kita menonton film baru itu saja" kata yoongi yang memutuskan untuk sejenak dari pekerjaannya.

Paper Heart :  When The Long Love Story Ends ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang