0.62 : Hoseok's Memories - (호석의 추억)

134 26 4
                                    

Gwangju. 2 Mei, 2015

Diwaktu yang sama, angin berhembus dengan pelan, menerpa wajah laki laki yang begitu damai, senyumnya seperti matahari terbenam yang disukai semua orang.

Dia mengambil nafas dalam dalam dan menghembuskannya dari mulutnya, ia membuka matanya. Senyumnya ia tarik kembali lebih lebar hingga gigi ratanya terlihat. Senyumnya sangat di sukai semua orang.

Dikota gwangju ini, tempat kelahirannya, ia tinggal bersama kedua orang tuanya dan pagi ini laki laki itu berdiri di balkon kamarnya yang sangat polos dan sangat sederhana. Kamar nya seperti dunianya, ia suka melihat kota gwangju dari balkon kamarnya. Ia tak pernah bosan, ini adalah tempat terfavorit nya sepanjang masa.

"Hoseok?"

Ya laki laki itu adalah hoseok, ia membalikan badannya, ketika ibunya memanggil namanya dan hoseok hanya menatap ibunya agak bingung. "Eomma? Ada apa? Kau menyuruhku untuk membeli sesuatu?" tebak hoseok yang berdiri didepan ibunya yang lebih pendek darinya saat ini. Ibunya hanya menggeleng dan berkata "tidak, eomma hanya ingin memintamu nikmati hari ini. Kau jarang sekali menghabiskan waktu dengan hari hari yang cerah seperti ini. Habis kan waktu mu dengan hari yang cerah ini. Pergilah bersama temanmu atau yang lain" kata ibunya yang mulai menjauhi hoseok untuk mengambil baju kotor hoseok yang berada di dalam sebuah keranjang sedang tak jauh dari ranjang hoseok.

Hoseok hanya menaikkan kedua alisnya bingung dan berkata.

"Kenapa? Aku lebih suka didalam rumah, apakah ibu risih dengan ku mulai sekarang? Hmm?"

Kata hoseok yang mendekati ibunya dan hoseok mulai memeluk ibunya hingga ibunya hanya menahan senyum. Anak semata wayangnya ini benar benar laki laki yang lembut dan penyayang. Tak disangka ia akan memiliki anak laki laki yang jarang sifatnya dimiliki oleh seorang anak laki laki seperti Jung Hoseok.

"Heoh? Kapan eomma risih denganmu? Itu bohong. Eomma hanya ingin kau menikmati waktu diluar, jalan jalan, atau menghabiskan waktu bersama teman sebayamu. Karna kau selalu di dalam rumah. Kau seperti mengurungi dirimu sendiri untuk bebas" kata ibunya yang membalikan badan sambil menepuk nepuk pelan pipi kanan hoseok untuk meyakinkan anaknya.

Hoseok memang jarang sekali menikmati waktu waktu yang bagus. Tapi ibunya menyuruh hoseok untuk menghabiskan waktu sewajarnya bukan melewati batasannya. Ibunya tau sifat hoseok jadi hoseok mustahil akan berbuat hal hal yang tidak diinginkan ibunya maupun ayahnya.

"Ahh ya. Ini tanggal 2 mei? Aku tidak sadar kalau bulan ini cepat datang. Perasaan ku kita merayakan malam tahun baru lusa kemarin"

Kata hoseok yang terkekeh pelan sambil melihat ibu nya yang berjalan ke sisi lain untuk membereskan meja hoseok yang diatas nya terdiri dari rancangan rancangan atau racikan kopi yang sengaja ia buat hingga membuat daftar kopi dan berbagai jenis nya.

Hoseok lumayan tertarik dengan hal hal yang bernuansa caffe, bahkan kopi. Karna mimpinya ia ingin memiliki kedai kopi sendiri. Membayangkannya saja sudah sangat senang.

"Lihatlah. Mejamu berantakan nak. Sudah ibu bilang jangan berantakan. Tapi kau masih saja tak mendengarkan" kata ibunya yang agak protes. Hoseok kembali terkekeh dan meminta maaf kepada ibunya "eomma, mianhae. Aku tak akan melakukannya lagi. Lagi pula aku mendapat beberapa racikan kopi, itu bisa dijadikan daftar menu minuman di kedai kopi tempatku bekerja" kata hoseok hingga ibunya hanya mengiyakannya saja.

"Sudah. Kau bilang bukannya kedai tempat kau bekerja libur satu minggu bukan? Ya sudah sekarang habis kan waktu liburanmu dengan keluar rumah" kata ibunya lagi yang selesai membereskan meja hoseok, kemudian keluar dari kamar hoseok membawa baju kotornya.

Paper Heart :  When The Long Love Story Ends ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang