Kisah 5

747 53 12
                                    

Pagi buta pejam anak itu terbuka, manik kelam nan sayu itu bergerak menjelajah sekitar. 13 Tahun lalu dia hadir kedunia menjadi putra kedua dari Ferdy dan Vivi, menjadi adik kesayangan dari Cetryin. Namun 8 bulan kemudian dia dirawat oleh Oma Opa karena berbagai alasan, masih berteman keluarga tercinta hingga kemudian kedua orang tuanya berpisah setelah beberapa waktu kehadiran adiknya Kevin.

Betrand tetap disana tinggal bersama Oma dan Opa, dengan kasih sayang yang ia tahu masih sama besarnya. Betrand tahu cinta kedua orang tuanya tidak berkurang sedikit pun. Tidak. Dia tahu. Namun tidak ada yang baik dari perpisahan, dari perpisahan pasti akan meninggalkan luka, kehidupan tidak akan sama seperti dulu sebelum perpisahan itu terjadi.

Dan itulah yang Betrand rasakan lukanya dalam, sakitnya parah entah bagaimana rasanya. Betrand turun perlahan dari ranjang, melangkah pelan menyusuri dinding-dinding beku menuju kamar mandi.

Pelan dimasukinya ruang beku tempat biasa dia membersihkan diri. Meraih segayung air lalu mengguyur tubuhnya dengan pakaian yang masih lengkap melekat ditubuh mungilnya.

Terus menerus dia guyur tubuhnya dengan air, membuat dingin subuh itu menusuk kulitnya.

"Aku kenapa? Aku kenapa? Aku kenapa?"manik legam itu bergerak bingung.

Terus menanyakan ada apa dengan hatinya, sakitnya meradang membuat dia kesakitan. Matanya kembali bergerak linglung, menerawang jauh entah kemana.

"Aku kenapa?"

Lagi dia mengguyur tubuhnya dengan air, matanya memejam meresapi setiap tetes air yang mengalir pelan melewati pori-pori kulit berharap dinginnya air dapat mengalihkan sakitnya. Setelah merasa cukup, betrand membawa tubuhnya yang menggigil kembali kekamar untuk bersiap kesekolah.

10 menit kemudian Betrand telah siap dengan seragam putih merah yang melekat sempurna ditubuh kurusnya. Senyum manis melengkung indah terlihat lebih baik setelah kacau hati yang dia rasakan sejak semalam. Dapat Betrand lihat siluet Oma di dapur yang menyiapkan sarapan dan Opa yang duduk tenang di ruang tamu dengan secangkir kopi hitam ditangan.

Betrand lantas duduk di samping Opa dengan lengkung manis menghias wajahnya. Dari dapur Oma mendekat sembari membawa piring kecil berisikan kue-kue hijau kesukaan ketiganya. Oma mengambil duduk di samping kiri Betrand menjadikan bocah 13 tahun itu berada ditengah Oma dan Opa.

"Selamat ulang tahun cucu Oma"Oma menyuapi Betrand dengan bapau yang di terima dengan baik oleh Betrand.

"Selamat ulang tahun cucu Opa"Opa pun melakukan hal yang sama pun diterima dengan baik oleh Betrand.

"Terima kasih Oma Opa"Betrand memeluk keduanya lalu mencium pipi keduanya bergantian.

Oma balas mencium pipi Betrand kemudian mengelus puncak kepalanya sayang. Senyum tulus terpahat di bibirnya tidak ada yang lebih baik daripada melihat cucunya bahagia. Opa pun begitu senyumnya terpahat indah. Kebahagiaan cucunya adalah segalanya.

"Semoga kelak bahagia, Tuhan bersama kamu"Opa menuturkan kalimatnya penuh doa, menepuk bahu kokoh cucunya itu lembut.

Betrand tersenyum bahagia, matanya berbinar penuh warna. Setelah beberapa saat menghabiskan waktu bersama Opa dan Oma, Betrand pamit untuk berangkat sekolah membawa kue-kue hijau itu untuk dia dagangkan.

*SC*

Warna di ufuk barat pelan berganti dengan gelap, senja itu Betrand baru tiba di rumahnya. Langkahnya pelan memasuki rumah sederhana tempat dia pulang ketika merasa lelah. Betrand lantas menegak segelas air untuk membasahi krongkongannya yang kering. Lelah sekali rasanya setelah menghabiskan banyak waktunya untuk berjualan ikan dan bermain di hutan bersama teman-temannya.

Sempurnakan Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang