Kisah 11

554 41 5
                                    

Mata coklat gelap itu terbuka ketika rembulan masih menjalankan tugasnya. Mata itu terhias bercak bekas air mata yang telah mengering. Matanya masih terlihat sembab dan pula kantung mata yang membengkak akibat terlalu lama menangis.

Tubuh yang masih dibalut dengan seragam putih biru itu bangkit dari tidurnya, melangkah pelan sekedar untuk menemukan sepi. Disana jarum jam menunjukan bahwa hari masih tengah malam karena waktu baru saja melewati setengah dari jam 12.

Betrand menghela nafas pelan, mengusir kantuk yang sejak tadi memintanya untuk kembali menutup mata. Tapi ada yang harus dia lakukan malam ini yaitu membersihkan baju seragamnya yang akan dia pakai lagi esok pagi.

Betrand kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi ketika sebelumnya berhenti sekedar melihat jam di dinding. Ketika langkahnya menginjak lantai kamar mandi, dia segera melepas baju seragamnya dan segera mencucinya dengan telaten. Setelah semua selesai dia membingkai seragamnya dengan bingkai baju lalu membiarkannya terjemur diluar berharap angin malam dapat mengeringkan seragamnya dengan cepat.

Iya, walaupun dia sendiri tidak yakin kalau seragam itu akan kering esok pagi. Setidaknya dia tidak usah memakai seragam yang kotor walau akan sedikit lembab.

Semilir angin malam berhembus lembut menimbulkan sensasi merinding pada tengkuk leher Betrand. Percayalah, Betrand memang terlihat berani dalam banyak hal namun dia tetaplah bocah kecil yang penakut bila berurusan dengan yang namanya hantu.

Maka dari itu, Betrand bergerak cepat menutup pintu belakang yang dia buka sekedar untuk menjemur pakaiannya, lalu berlari dengan tidak sabaran kedalam rumah. Sumpah demi apapun dia ketakutan.

Ahhhhh

Detik itu teriakan menggelegar memenuhi rumah sederhana kepunyaan Opa membuat seseorang didepan Betrand itu menutup kuping saking kerasnya teriakan Betrand.

"Betrand"

Seseorang itu meraih lengan Betrand yang kini menutupi wajah akibat ketakutan. Hal itu membuat Betrand semakin berteriak histeris.

"Ahh tidak mau ahh Omaaa"

"Betrand ini Oma"

"Oma?"

Dari celah jemarinya yang ia buka sedikit Betrand mengintip, memastikan bahwa seseorang didepannya ini benar-benar Oma. Ketika melihat Oma berdiri didekatnya dengan raut kebingungan, Betrand melepaskan jemarinya yang sejak tadi menutupi wajahnya.

"huu Oma bikin takut aja" ujarnya sebal.

"Kenapa sih teriak-teriak Opa jadi kebangun?"Tanya Opa dengan muka bantal karena terbangun gara-gara teriakan maut Betrand.

"Tidak tahu. Betrand tiba-tiba teriak kencang begitu" ujar Oma.

"Betrand?" Opa mengalihkan tatapan kearah Betrand meminta penjelasan.

"Tadikan Betrand habis cuci baju terus Betrand keluar jemur bajunya sudah itu anginnya deras sekali Oma Opa jadinya Betrand takut terus..."

"Terus...?"

Opa dan Oma menatap Betrand tajam menuntut Betrand untuk melanjutkan penjelasannya.

"Terus Betrand lari cepat-cepat kedalam tidak sengaja menabrak Oma Betrand pikir..."

"Betrand pikir apa? Betrand pikir Oma hantu" potong Oma kesal.

Dengan polos Betrand menganggukkan kepalanya pelan sehingga membuat Oma semakin kesal. Sedangkan Opa hanya mampu menahan tawanya ketika Betrand menyelesaikan ceritanya dan juga melihat betapa menyeramkannya wajah Oma ketika sedang kesal.

Sempurnakan Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang