Kisah Baru 17

995 64 10
                                    

Balkon apartement menjadi tempat Betrand kini berpijak menatap luasnya angkasa serta rumah-rumah yang berjejer rapi dibawah sana. Betrand tidak pernah tahu bagaimana skenario Tuhan untuk jalan hidupnya termasuk ketika Tuhan memberinya cinta yang begitu besar yang tidak pernah dia bayangkan.

Ketika Tuhan memberikan dua malaikat tak bersayap sebagai penawar dari luka hati yang tak pernah Betrand mengerti kenapa.

"Kakak" Gumam Betrand pelan.

Sebuah panggilan yang selalu ditujukan untuknya dari mereka yang dia panggil Ayah dan Bunda, dari gadis kecil yang mereka katakan adalah adiknya. Betrand tidak pernah berpikir sekalipun bahwa dia akan berada disini, ditengah-tengah hangat canda tawa keluarga utuh yang mereka katakan pun keluarganya.

Betrand menghapus titik air yang tak sengaja mengalir disudut matanya. Otaknya kembali menjelajah ingatan yang masih hangat dikepala. Dimana sebuah kisah baru dimulai untuknya yang merindukan keutuhan.

Betrand duduk diam pada kursi menghadap cermin besar yang biasa digunakan para pengisi acara untuk make up. Melipat tangan dimeja Betrand menatap seseorang yang dia kagumi disana yang terpantul jelas dari cermin di hadapannya.

Tegas suara dari seseorang itu membuatnya kagum luar biasa. Berbeda sekali ketika dia melihat sosok itu di TV yang selalu mengumbar tawa dan canda khasnya. Kali ini sosok itu terlihat tegas dan berwibawa. Senyumnya memancarkan aura pemimpin yang membuat orang-orang menghormatinya.

Betrand menunduk dalam tepat ketika tatapnya tertangkap basah. Betrand hanya takut jika sosok itu marah ketika dia tatap sedemikian rupa.

Menegakan kepala Betrand kembali menatap sosok tersebut yang bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Namun sekali lagi ketika sosok itu kembali menangkap basah tatapnya Betrand memilih menunduk, begitu terus berulang-ulang hingga sosok bernama Ruben Onsu itu duduk didekatnya dengan senyum hangat khas seorang Ruben Onsu.

"Kenapa, Betrand?"

"Tidak, Bapak"

Dapat Betrand lihat Ruben mengangguk paham membuat Betrand melempar senyum yang terlalu tipis. Sedetik kemudian cukup membuat Betrand menahan napas ketika merasakan peluk hangat yang membalut tubuhnya.

Sempurnakan Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang