Kisah Baru 28

800 57 48
                                    

Mentari sudah tinggi ketika Betrand, Ruben, Jordi yang lain tiba di Bali menyusul Sarwendah, Thalia, Thania yang sudah lebih dulu berada di Bali. Ketiga pria tampan itu melangkah beriringan sambil sesekali melempar candaan sekedar mengusir bosan perjalanan menuju penginapan yang telah mereka sewa untuk liburan singkat kali ini.

"Jadi nanti kakak mau main di laut ya?" Tanya Ruben pada Betrand sembari melangkah beriringan masuk ke halaman penginapan diikuti Jordi dibelakang.

"Iya.."

"Gak usah deh main di lautnya gimana?" Goda Ruben sembari menatap Betrand yang mulai mengerucutkan bibirnya. Cemberut.

"Ayahhhh" Rengek Betrand pelan lalu mengalihkan tatapannya pada Jordi meminta dukungan.

Jordi yang merasa di tatap pun mengalihkan tatapnya pada Betrand dengan raut wajah bingung. Namun itu tidak berlangsung lama, dia dengan cepat memahami ketika melihat ponakannya itu cemberut.

"Ayah gak boleh gitu loh" Ujar Jordi membuat Betrand menarik senyum manis di bibirnya. "Emang kakak mau banget main di laut? Gak usah gimana kak?" Tanya Jordi kemudian ikut menggoda ponakan sulungnya membuat Betrand yang semula sudah tersenyum kembali cemberut.

"Iya, terserah ayah sama uncle aja" Ucapnya untuk kemudian berlalu meninggalkan Ruben dan Jordi yang tersenyum geli melihat Betrand yang merajuk.

Sedang Betrand dengan cepat meraih lengan Hendrik dan mencium punggung tangan pria paruh baya itu hormat setelahnya dia beralih mencium punggung tangan Rospita dan berlalu masuk dalam dekap hangat Naynay-nya itu.

"Naynay kata ayah main ke lautnya gak usah" cicit Betrand mengadu pada Rospita.

"Enggak. Jadi kok kita ke pantai-nya ya nanti sore sama naynay, yeye, ok?" Balas Rospita mengelus punggung kecil cucu sulungnya. "Nanti naynay marahin Ayah. Ayah tetot tuh hmm" Tambah Rospita lembut yang dibalas Betrand dengan anggukan pelan.

"Enggak, Mi. Aku tuh cuma godain kakak aja" Ujar Ruben ketika mendengar namanya disebut.

"Kakaknya sedih beneran loh, Ben" Balas Rospita sedangkan Betrand semakin menenggelamkan wajahnya di bahu Rospita sambil sesekali menatap kearah Ruben.

"Eehhh dasar ya kakak aduan"

"Naynay..." Rengek Betrand semakin menenggelamkan tubuhnya dibalik pelukan Rospita.

Mendengarkan rengekan Betrand sontak semua orang disana tertawa geli. Menggemaskan sekali bocah 14 tahun itu, pikirnya. Detik berikutnya, semua larut dalam canda dan obrolan-obrolan singkat yang menghangatkan suasana. Beberapa pertanyaan kecil Hendrik gaungkan tentang perjalanan yang Ruben, Jordi, dan Betrand tempuh dan dijawab Ruben dengan begitu jelas sambil sesekali diselingi dengan candaan.

"Bunda mana?" Tanya Betrand ketika tidak melihat Sarwendah.

"Di atas, Sayang"

"Kakak mau ke Bunda" Ucap Betrand sembari beranjak dari duduknya untuk kemudian mengambil langkah menuju kamar bundanya diikuti Ruben di belakang.

"Hallooo" Sapa Betrand sesaat setelah dikamar Sarwendah.

Bocah manis itu meraih lengan Sarwendah kemudian mencium punggung tangan sang bunda hormat, setelahnya dia beralih pada Thalia dan bertos ria.

"Cici kok gak hugh kakak?" Tanya Ruben ketika melihat kedua buah hatinya itu hanya bertos riah tanpa memeluk satu sama lain. Padahal sedari kemarin keduanya terus mengeluh rindu.

Tapi meski sudah mendapat kode dari Ruben keduanya hanya saling berjabat tangan untuk kemudian larut dengan senyum malu tanpa berakhir pelukan hangat membuat Ruben jadi gemas sendiri.

Sempurnakan Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang