Kisah Baru 20

843 57 34
                                    

Satu demi satu kisah berlalu Betrand masih dalam fase nyaman mengenali rumah yang kini menjadi tempat tinggalnya. Setiap hari masih terus memandangi tiap inci rumah untuk dia hapal diluar kepala.

Tidak hanya nyaman dengan tempat yang kini ia tinggali namun juga suasana rumah yang tiada celah bagi sepi untuk mengisi. Dia begitu menyukai suasana ramai yang rumah ini suguhkan pun pertengkaran kecilnya dengan adik cantiknya. Thalia.

Setiap hari ada saja yang ia ributkan entah hanya sekedar jahil atau terkadang Thalia yang mengganggunya duluan. Seperti hari ini Betrand tengah bermain bersama Thalia dengan ditemani Sarwendah yang tengah memangku Thania di sofa.

Kedua bocah itu terlihat tengah menyusun puzzle untuk menjadikan satu gambar cantik. Sesekali perdebatan kecil mewarnai membuat suasana rumah tidak mengenal kata sepi. Protes kecil dari Thalia, lebih lontaran penuh tanya Betrand mengudara entah apa yang membuat mereka begitu ramai hanya dengan menyusun puzzle saja.

"Jangan, bukan disitu kak"

"Terus dimana dong, Ci kan disini pas tuh pasangannya"

"Bukan disitu nanti gambarnya jelek"

Dan Betrand hanya bisa menggaruk pelipisnya yang tidak gatal saking bingungnya. Bocah manis itu mengerutkan dahinya dengan wajah lucu mengundang lonjakan tawa dari Thalia.

"Terus ini dimana?" Tanya Betrand lagi.

"Disini kak nah jadi yeayy"

"Yeayy jadi bagus banget gambarnya" Sahut Betrand sambil menatap gambar kucing manis hasil dari puzzle yang mereka susun.

"Bunda bagus gak? Kakak sama Cici yang susun" Ucap Thalia sambil menunjukan hasil kerjasamanya dengan Betrand pada Sarwendah.

"Oh My God so preity" Tanggap Sarwendah dengan senyum takjubnya.

Hal itu sontak membuat Thalia tersenyum senang, tawa kecilnya mengudara sambil menghampiri Betrand yang kini masih sibuk dengan mainan milik Thalia.

"Kakak-kakak kata Bunda So preity" Ucapnya pada Betrand yang disambut tatapan bingung oleh Betrand.

"So priti itu apa, Ci?" Tanya Betrand sambil menggaruk pelipisnya bingung.

"Preity no priti kakak" Protes Thalia.

"Bunda so pri-pre-preity itu apa?" Tanya Betrand pada Sarwendah.

"Preity itu cantik, indah, bagus kak" Jawab Sarwendah tersenyum lembut.

"Ohh iya, Bunda" Jawab Betrand untuk kemudian kembali mendekati Thalia.

"Cici So preity" Ucap Betrand yang disambut senyum manis dari Thalia.

"Thank you, Kakak" Sahut Thalia sambil memeluk leher Betrand penuh kasih sayang.

"Sama-sama preity-nya kakak" ucap Betrand balas memeluk tubuh mungil Thalia.

Detik berikutnya kedua kakak beradik itu kembali sibuk dengan mainannya, tawa-tawa kecil mengudara mengusir tiap inci beku untuk menjadikannya hangat. Sarwendah yang melihat betapa bahagia Thalia saat ini tersenyum haru. Biasanya Thalia hanya sendiri atau terkadang ada Gio namun itu jarang sekali, dulu dia yang menemani Thalia bermain apa saja itu saat ini ada Betrand menjadi teman bermain bagi Thalia.

Walaupun terkadang teriakan kesal juga sering mengudara namun tetap saja raut wajah Thalia begitu berwarna.  Meski sering kali menjadi korban kejahilan Betrand mata anak itu tidak bisa menutupi bahwa dia bahagia mempunyai seorang kakak yang bisa menemaninya bermain dan membuatnya tertawa setiap hari walau tak jarang juga Betrand yang harus pergi shooting membuat Thalia kehilangan.

Sempurnakan Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang