Pagi sekali Betrand dan Topel sudah sampai dirumah Bapak sam. Sesuai dengan yang dijanjikan kemaren hari ini Bapak Sam akan mengajak Betrand dan Topel untuk mencari pangan sapi dilanjutkan dengan mandi di sungai dekat hutan.
kini terlihat Bapak Sam keluar dari rumahnya sembari membawa parang yang ia ikat di pinggang. Betrand dan Topel menghampiri Bapak Sam, tersenyum singkat sebagai balasan pada Bapak Sam yang tadi telah melempar senyum.
"sudah datang? mau berangkat sekarang?" Tanya Bapak Sam ketika Betrand dan Topel sudah sampai disisinya.
"lebih cepat lebih baik, Bapak" ucap Topel dengan tersenyum.
Bapak Sam mengangguk lalu mengajak dua bocah manis itu untuk segera berangkat ke tempat biasa mereka mencari pangan sapi. Bapak Sam, Betrand dan Topel melangkah beriringan dan penuh semangat memulai hari ini dengan sebuah senyuman ikhlas.
Bincang-Bincang kecil turut mewarnai langkah mereka pagi itu menambah suasana ceria sang pagi yang bersinar cerah. Waktu pun seakan turut senang melangkah bersama mereka, tidak ada waktu yang terbuang percuma karena hening panjang yang memberi jeda. Hari itu mereka bahagia sampai aktivitas yang mereka lakukan selesai.
Saat ini mereka tengah mengistirahatkan tubuh lelah ketiganya yang dibanjiri keringat di sungai kecil dekat hutan dengan bebatuan besar yang memperindah sungai tersebut. Betrand membaringkan tubuh lelahnya pada batu besar di tengah sungai menatap sang surya yang kini mulai naik ke atas kepala. Teriknya tidak membuat bocah itu terganggu malah dirinya semakin santai menikmati kehangatan yang sang surya berikan.
Neka ta Neka ta
Oke anak reme wara
weri latung go'ok latung
weri woja aku woja
lawa e eieeeBukan itu bukan suara Betrand yang menggema tapi suara merdu Topel yang mengisi kekosongan siang itu. Sahabat dekat Betrand itu mendudukan dirinya di dekat Betrand menatap aliran sungai yang mengalir deras.
Taram ta latung congko taik ta
Bocah bolek taik ta
One ome morin mose deeDan suara itu punya Betrand melanjutkan nyanyian singkat yang dilantunkan oleh Topel. Mata kecilnya menatap hamparan luas angkasa, binar pada matanya menggantungkan harapan besar pada angkasa. Harapan besar bahwa rasa yang dia rasakan pada lagunya salah, bahwa dirinya tidak pernah benar-benar di buang.
"Hoyy ayoo terjun sini, kenapa di sana. ayoo terjun mandi" teriakan Bapak Sam menyadarkan keduanya pada hanyut lagu yang membawa mereka entah kemana.
Betrand serta Topel bangkit berdiri menantang dalam air sungai bebatuan. pagi menjelang siang itu mereka mengatakan tidak ada rasa takut pada dalamnya sungai di depan. Topel melompat lebih dulu dari Betrand bocah manis itu menyelami kedalaman sungai dengan gerak renangnya yang lihai. setelahnya tawa menggema mengisi kekosongan ketika kepalanya muncul kepermukaan. Betrand dan Bapak Sam ikut tertawa memwarnai terik sang surya yang ikut bahagia.
Betrand yang tidak mau kalah ikut melompat kedalam sungai. teriakannya yang menggema hilang ketika tubuhnya tenggelam. Dengan lihai pula tubuh lenturnya menyusuri dasar sungai lalu kembali ke permukaan setelah merasa mulai kehabisan napas sama halnya dengan Topel tawa itu pun lepas mengudara bersama harapannya ke angkasa.
*SC*
Terik mentari siang itu terasa begitu menyengat, di bawa sinarnya Betrand dan Bapak Sam melangkah beriringan sedangkan Topel terpisah di pertigaan jalan dengan Betrand dan Bapak Sam. Pangan sapi yang mereka dapatkan tadi dipikul di bahu oleh Bapak Sam. Bapak Sam mengulas senyum hangat, membiarkan hela napasnya berlalu bersama udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurnakan Cinta ✓
AléatoireAku pernah menyampaikan rasaku lewat aksara beku yang kuungkap dengan cinta... Hingga saat ini aksara beku itu masih menyimpan kenangan tentang cinta... Dan selamanya aksara beku ada untuk mengungkapkan cinta... Story tentang bagaimana seorang bocah...