"Er'niang! Er'niang!" Seru seorang anak lelaki berumur 3 tahun.
Dia menghampiri Furong dan memasuki pelukan er'niangnya tercinta.
"Ama sudah pulang! Ama pulang!"
Furong menghentikan permainan kecapinya, ia menyambut kedatangan suaminya yang terlihat lelah. Mingli menatap fujinnya lalu tersenyum hangat memasuki ruang tengah kediamannya.
"Wang ye, bagaimana keadaan jie-jie?" Tanya furong menyajikan teh pada suaminya.
"Baik. Meskipun para puteranya sangat nakal seperti kakak" jawab Mingli menyesap teh hangatnya.
Furong kembali fokus ke kecapinya, dia memetik dengan nada jelek. Mingli menatapnya kemudian menirunkan cangkir berisi tehnya mendekati Furong. Dia tak tahan mendengarkan alunan musik yang payah itu.
"Kau sedang apa?"
"Kau tak lihat? Tentu saja memainkan kecapi"
Mingli mulai mengajari Furong bermain kecapi dengan tubuh memeluk Furong dari belakang. Taangan. mereka saling bertautan menyambut permainan satu sama lain. Furong menatap suaminya tercinta kemudian semakin dekat dan dekat . . . Sebuah ciuman mesra melayang begitu saja antara kedua suami-istri tersebut.
"Oh! Er'niang dan ama berciuman!" Seru Fuling, anak Furong dan Mingli semangat.
End
Spesial thanks
Ibuku yang sangat ku sayangi terima kasih atas dukungannya,
Para pembaca cerita ini,
Teman-teman sesama peminat fiksi-sejarah,
Terima kasih atas vote dan commentnya selama ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/14358053-288-k696791.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Last
Roman d'amouraku Chen Furong, di usiaku yang ke 17 tahun ini, segalanya berubah. aku menyamar menjadi laki-laki dan berkenalan dengan Aisin Gioro Mingguo, putera mahkota dinasti Qing. kami menjalin hubungan persahabatan dan dia, tentu saja tak tahu aku perempuan...