Hanya bunyi gema bergemuruh dalam ruangan ini, tak ada riuh tawa Mingguo , tak ada kericuhan kota, ruangan ini kembali sunyi. Kuraih buku kumpulan puisi Li Bai dan kubuka halaman per halaman.
"Nona! GAWAT!!!" suara Yutang terdengar nyaring di luar kamarku.
Buru-buru Yutang menghampiriku, wajahnya panic dan ketakutan, kuraih tangannya dan bertanya
"apa yang terjadi?"
"no . . nona tertua diculik bandit dalam perjalanan mengantarkan hadiah pernikahan di TianJing"
Aku tak mengindahkan ucapan Yutang selanjutnya. Pikiranku kacau hanya keadaan jie-jie dan keselamatanya yang kupikirkan. Kuraih bilah pisauku dari dalam lemari pakaian, aku melewati Yutang dan keluar dari kamar menuju barak kuda, Yutang mengejarku dia tampak khawatir.
Aku melepasan ikatan kuda itu, kukeluarkan cambuk dari dalam gudang dan bersiapan menunggangi kuda tersebut. Yutang menahanku, dia menggeleng seraya menangis padaku.
"nona, jangan! Kumohan jangan pergi! Biarkan tuan menyelesaikan masalah ini" Yutang menarik lengan bajuku keras.
Aku tetap tak peduli, ku tepis tangan Yutang dan aku menaiki kuda itu melesat dari hadapan Yutang yang terjatuh. Aku keluar dari kediamanku menuju gerbang timur. Sepanjang perjalanan aku meneriaki para pejalan kaki agar minggir. Di depan gerbang timur para penjaga menghentikanku, mereka kelihatan curiga padaku dan melayangkan beberapa pertanyaan padaku.
"hei, nona. Apa yang anda lakukan? Apa alasanmu terlihat terburu-buru?"
"tuan petugas, kumohon izinkan aku lewat! Tak ada banyak waktu untuk menjelaskan" ujarku terburu-buru.
"tidak, kau harus katakan sekarang juga! Atau kau akan kami tangkap" ujar petugas itu tersinggung.
Aku dan petugas itu akhirnya bertengkar. Dia memakiku dan menghinaku, keadaan menjadi tak terkendali. Seluruh petugas memandangi kami, aku masih terus berusahamelarikan diri, seluruh petugas akhirnya mengacungkan pedangnya kearahku, mereka mengelilingiku.
"perempuan sialan! Beraninya kau menyindirku!" petugas tadi bermaksud menamparku.
Saat itulah datang sang penyelamatku, bukan siapa-siapa melainkan orang yang paling tak mau kujumpai didunia ini, astaga itu Mingli! Hanya seutas kalimat sederhananya dia mampu membuat petugas itu membeku.
"apa yang kau lakukan!?" Mingli turun dari kudanya.
Para petugas segera menyarung pedangnya dan bersujud menghormat, mereka menjelaskan situasinya pada Mingli.
"kesempatan!!" seruku dalam hati.
Aku menarik kekang dan melesat pergi. Para petugas itu terkejut, mereka berniat mengejarku, tapi Mingli menahan mereka.
"sudah, biar aku yang mengejarnya"
------
Kudaku menapaki jalan bebatuan keras tak beraturan, aku berusaha menpercepat kelajuan kudaku. Otakj ku sedang tak berfungsi baik, kacau sekali, dalam benakku dipenuhi wajah ketakutan jie-jie, pandanganku buyar oleh air mata.
"hei! Tunggu" Mingli berhasil mengejarku.
Dia menyelaraskan posisinya sejajar denganku. Mingli sekarang berusaha menbujukku.
"aku tak tahu apa yang terjadi tapi hentikan dulu kudamu! Kau tak dapat melaju dalam keadaan seperti ini!" Mingli meneriakiku Silvio menyeimbangkan posisinya.
Aku tak mau menjawabnya, kucambuk kuda itu keras-keras supaya dia berlaju cepat. Kuda itu mendengus sakit, dia berhenti dan melemparku dari pundaknya. Mingli menolongku, dia menarikku ke kudanya.
Aku berusaha memberontak, tetapi dia memeluku erat sekali dari belakang.
"LEPASKAN AKU! Aku harus pergi menolong jie-jieku" aku memukul dada Mingli berkali-kali.
Mingli tak bereaksi sama sekali, dia terus menahanku dalam dekapannya. Dia menjatuhkan kepalaku ke pundaknya dengan lembut dia berujar padaku.
"pukulah aku kalau kau merasa lebih baik, menangislah . . .keluarkan seluruh amarahmu . . . aku akan selalu ada disini bersamamu"
Perkataannya menbuat hatiku perasaan hatiku meluap, aku tak dapat lagi menahan tangisanku, air mataku menghujani pundak Mingli, dia terus mengelus lembut punggungku hingga aku merasa agak tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only Last
Romanceaku Chen Furong, di usiaku yang ke 17 tahun ini, segalanya berubah. aku menyamar menjadi laki-laki dan berkenalan dengan Aisin Gioro Mingguo, putera mahkota dinasti Qing. kami menjalin hubungan persahabatan dan dia, tentu saja tak tahu aku perempuan...