dua puluh tujuh,

1.8K 244 14
                                    

Mereka memberhentikan langkahnya saat mendengar suara seseorang yang memanggil nama Naeun. Suara seorang pria.

Mereka berhenti tetapi tidak menoleh ke belakang sama sekali. Dan Naeun semakin mengeratkan kedua lengannya di genggaman Jennie dan Sejeong.

"Tante itu ada yang manggil tante" ucap Sejeong.

"Kalo tante gak mau noleh kebelakang gimana kalo kita langsung pergi, pura-pura gatau aja" lanjut Sejeong.

Tetapi saat Naeun akan membalas ucapan Sejeong terdengar suara langkah kaki yang mendekati mereka. Membuat Naeun kembali menarik Jennie dan Sejeong agar semakin mendekat.

"Naeun"

Suara itu terdengar kembali. Bahkan sekarang terdengar sangat jelas dan sangat dekat.

"Ini kamu kan Naeun?"

Mereka bertiga masih enggan untuk menoleh kebelakang. Sebenarnya Sejeong ingin menoleh ke belekang dan melihat siapa yang memanggil tante Naeun dan memarahinya tetapi melihat isyarat tante Naeun membuatnya mengurungkan niatnya.

"Ibu biar aku aja yang lihat siapa dia. Ibu sama Seje jangan noleh ke belakang sebelum aku suruh" kata Jennie.

"Kamu siapa kenapa panggil ibu say– Ayah?!"

Jennie terkejut karena yang memanggil ibu nya itu adalah ayah nya sendiri. Ia semakin terkejut karena ibu nya dan Sejeong ikut menoleh.

"Ibu udah aku bilangkan jangan–" ucapan Jennie terhenti karena ibu nya memberi isyarat agar dia berhenti berbicara dan biar ibu nya saja yang berbicara.

"Kenapa memanggilku?"

Mata Suho berkaca-kaca. Ia tidak percaya bahwa istrinya masih hidup dan sekarang tengah berada di hadapannya. Ini bukan mimpikan?

"Naeun k–kamu..."

"Apa? Kalo gaada yang mau di bicarakan biarkan aku pergi dari sini"

"Kamu kemana aja?" lirih Suho.

Sebenarnya Naeun sudah menahan air matanya agar tidak keluar tetapi mau bagaimana lagi sekuat apapun ia menahannya pasti akan keluar juga seperti sekarang ini.

Naeun terkekeh sambil menyeka air matanya, "Jangan menanyakan hal yang tidak penting"

"Ini penting Naeun. A–aku merindukanmu.."

Naeun terdiam. Sebenarnya ia juga merindukan Suho bahkan sangat. Lalu matanya menoleh kearah tepat dibelakang pria itu dan Naeun melihat disana keluarga Taehyung, Irene dan juga Jisoo melihatnya. Bahkan Irene dan Jisoo menatapnya dengan tatapan tajam.

"Tetapi aku tidak merindukanmu. Jadi biarkan aku dan anakku pergi, dan kau sudah mempunyai keluarga jadi berhenti jangan pernah menemuiku atau Jennie!" Naeun ingin menangis lagi tetapi ia tidak boleh lemah, ia langsung menyeka air matanya lagi.

Lalu menarik lengan Jennie dan Sejeong agar pergi dari tempat ini tetapi lengan Jennie yang sebelah kiri ditarik membuatnya sekarang berada disamping sang ayah.

"Jennie anakku, jadi jangan membawanya pergi. Sudah beberapa bulan ini aku mencarinya ternyata dia ada bersamamu. Biarkan Jennie tinggal bersamaku"

"Jangan egois Suho! Kalau kau membawa Jennie untuk tinggal bersamamu sama saja kau menyakiti anakmu sendiri. Aku tahu selama ini kau hanya sibuk bekerja dan bekerja tanpa memperhatikan anakmu apa dia baik-baik saja tinggal bersamamu, aku tidak mau melihat anakku terluka saat tinggal bersamamu dan ibu tirinya. Bahkan kau tidak tahu kelakukan apa saja yang mereka perbuat kepada anakmu sendiri merek–"

"Sayang biarkanlah mereka pergi, kasihan Jennie mungkin dia merindukan ibu kandungannya jadi biarkan saja. Kalau kau merindukan Jennie kau bisa membawanya kerumah kita atau kau pergi kerumahnya saja. Sebenarnya aku juga sama merindukannya.." Irene datang dan langsung memeluk lengan Suho manja.

Naeun merotasikan bola matanya malas melihat drama ini sedangkan Sejeong ingin menjambak saja rambut nenek tua itu. Kalau Jennie ia sudah kembali berada di dekat ibu nya dan sedari tadi berusaha untuk menenangkan ibu nya itu.

"Kau sengaja menyela perkataan ku karena kau takut semuanya akan terbongkar?"

"Cukup Naeun! Jangan berbicara omong kosong, kau tidak tau selama kau dinyatakan meninggal waktu Irene yang merawat Jennie jadi jangan berbicara seperti itu kau seharusnya berterimakasih kepadanya" tegas Suho.

"Oke, terimakasih karena sudah merawat anakku dengan semua kejahatanmu. Bahkan anakmu juga sama jahatnya denganmu hah ibu dan anak sama-sama saja" ujar Naeun.

"Ibu sudah yaa, sekarang kita pulang saja" ucap Jennie.

"Kau tunggu dulu, Sejeong tolong titip Jennie ya. Tante mau menyelesaikan masalah ini dulu" Sejeong mengangguk.

"Aku tidak masalah kalau kau berbuat jahat kepadaku tetapi aku tidak akan tinggal diam kalau kau berbuat jahat kepada anakku. Kau kira aku tidak tahu semuanya? Aku tahu semuanya, aku selalu menjaga anakku meskipun dari kejauhan. Saat kau dan anakmu itu mengurungnya dan menyiksanya aku sakit hati melihat anakku diperlakukan seperti itu, aku ingin menghampirinya untuk membantu Jennie tetapi aku tidak bisa melakukan itu karena aku belum mengumpulkan banyak bukti untuk membongkar semua kejahatan kalian!"

"Naeun sudah cukup!" bentak Suho.

"Bahkan saat aku menjelaskan semuanya kau masih saja tetap membelanya. Ah tidak belum semunya karena ini masih setengahnya"

"Kau ingin tahu apa saja yang anak wanita itu lakukan kepada anakku? Dia mengambil miliknya. Kau tau Taehyung, iya dia pria yang ingin kau jodohkan dengan anak tirimu kan? Taehyung itu kekasih Jennie. Kau jahat sekali mengambil kebahagiaan anak kandungmu demi anak tirimu. Dan kau tau Jennie selalu saja di ganggu oleh Jisoo, kalau tidak ada Sejeong mumgkin aku tidak tau apa yang akan terjadi pada anakku"

"Sepertinya aku sudah membongkarnya terlalu banyak ya, kalau begitu aku pergi dulu. Jangan pernah sakiti anakku lagi atau kau akan tau akibatnya!" Naeun menatap tajam Irene dan Jisoo secara bergantian.

"Taehyung tante pulang dulu. Oh iya, beritahu Jimin untuk mampir kerumah tante bersamamu kita makan bersama" Naeun tersenyum kearah Taehyung dan dibalas senyuman oleh Taehyung.

Naeun menarik lengan Jennie dan Sejeong pergi. Mereka pergi dengan air mata yang keluar dari mata indah milik Naeun.

Disisi lain Taehyung melirik kedua orangtuanya, "Papa mama, aku susul Jennie dulu. Aku mau jelasin semuanya ke dia. Aku mohon semoga kalian ngerti ini karena aku cinta sama dia, ini sebab aku nolak pertunangan ini" kata Taehyung.

Kedua orangtua Taehyung mengangguk sambil tersenyum, lalu sang mama mengelus lembut rambut Taehyung, "Kejar dia. Mama sama papa gak marah kok sama kamu. Memang dari awal mama sama papa gamau maksa kamu karena kita tahu kalau kamu pasti bisa milih wanita yang terbaik"

"Makasih papa mama" Taehyung memeluk kedua orangtuanya lalu mengejar pergi mengejar Jennie.


To be continued

Save Me | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang