5. Ternyata | P2

22 5 0
                                    

Pagi menyongsong..
Cahaya matahari memasuki celah jendela kamar Nabil

Dilihatnya Nabil sedang menegak beberapa obat dan dimasukkan ke dalam saku rok-nya

Nabil telah bersiap memakai seragam lengkap, dirinya tidak ingin kelamaan membolos sekalipun alasannya sakit

Menuruni beberapa anak tangga tapi sampai di tangga terakhir baru menyadari keluarganya tengah menunggunya disana

Eh? Bukan hanya bang Dio dan bang Dodot tapi ada satu orang lagi

Papah!? Huh, tenang..

"Kamu udah siap sayang?" Tanya Adi kepada anak bungsunya lembut

Bagus deh kalo ngga tau.

Nabil tak menjawab dan rasanya ingin pergi ke sekolah langsung saja

"La, Lo berangkat? Kalo masih sakit dirumah aja kali la.. nggausah dipaksain gw yg ijinin" ujar Dio khawatir

"Udah enakan" jawab Nabil singkat

Dio yg mendapat jawaban seperti itu langsung menghampiri Nabil dan mengecek suhu badannya menggunakan daun tangannya

"Beneran mau sekolah?" Tanya Bang Dio lagi tak yakin

Nabil hanya mengangguk meng-iya-kan

Sekilas Nabil melirik Aldo yg menatapnya tajam

"Sarapan dulu La.." pinta Aldo menekan setiap kalimatnya

Tatapannya seolah kalo ngga sarapan gw kasih tau Papah sekarang juga

"Bener banget tuh, Lo gw ijinin sekolah tapi sarapan dulu" ujar Dio sembari menggiring Nabil ke meja makan

Ya.. mungkin anggota keluarganya mengetahui kebiasaan Nabil yg hampir tidak pernah sarapan entah mengapa.

Nabil menurut, berbalik badan tapi bukan ke meja makan melainkan? Dapur, mengambil ompreng dan memasukkan rotinya asal

"Papah anter ya La?" Ajak Adi memohon

Nabil masih sibuk sendiri tanpa menghiraukan Adi yg statusnya adalah papahnya sendiri

Dio dan Aldo yg melihatnya ikut Sedih, tapi mau bagaimana lagi sifat adiknya memang seperti itu

"La ngga sarapan di rumah aja?" Tanya bang Dio

"Ngga usah, gw ada jadwal piket hari ini, gw bawa aja buat bekel" elak Nabil

Sampai diambang pintu melihat ekspresi Bang Dio, dan bang Dodot menatapnya sendu

"Assalamualaikum," ucapnya yg masih terdengar oleh ketiganya

"Wa'alaikumsalam''
Jawab ketiganya

"Memangnya adik kamu kenapa yo? Ngga sakit kan?" Tanya Adi kepada Dio terlihat cemas

"Hm, demam Pah tadi malem, tapi tadi udah Dio cek udah enakan katanya" jawab Dio

Adi mengangguk paham

"Mamah masih sibuk?" Tanya Dio ragu

Adi terlihat berfikir sejenak
"Emm, mamah mengajukan kerja sama di negara tetangga, bilangnya dua mingguan disana"

"Ooohh, gitu yah" ujar Dio terlihat wajah kecewanya

"Gimana kuliahmu do?" Tanya Adi yg melihat Aldo asik dengan sarapannya sendiri

Awalnya Aldo tak menanggapi tapi bang Dio langsung menyikut lengannya membuatnya tersadar

"Ha? Baik baik aja Alhamdulillah" jawabnya sedikit lambat

BECOMES✓ [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang