Kamu Semesta Saya

1.5K 156 19
                                    

Usai memastikan bahwa cokelat-cokelat bermerek kesukaan pria itu sudah masuk ke dalam tasnya, Karen bergegas keluar kamar lalu berpamitan pada kedua orangtuanya.

"Kamu nggak pergi sendiri kan, Kar?" tanya Nadine yang pagi ini tampak sedikit pucat.

"Nggak kok, Ma." Karen kemudian menjelaskan bahwa hari ini, sesuai dengan protokol sang kakak sulung, dia akan pergi dengan ditemani sopir dan juga dua orang pengawal.

"Kalau ada media yang tanya-tanya, sebaiknya kamu diam saja ya, Kar." Karen yang memang menyadari betapa genting kondisinya saat ini pun mengiakan pesan Nadine itu dengan ucapan dan juga anggukkan.

Semalam, setelah mendapat kabar bahwa dalang dari penyerangan itu adalah Bimasakti, Karen langsung menghubungi Alexio. Mendapati ponsel pria itu tidak aktif bahkan sampai pagi ini. Karen pun semakin berpikir bahwa kekasihnya itu tengah berupaya untuk melindungi sang adik yang kini menjadi buronan itu.

"Karen berangkat sekarang, ya, Ma, Pa," pamit Karen yang kemudian mencium punggung tangan lalu pipi dari kedua orangtuanya.

"Salam untuk Dave dan semua yang ada di sana, ya, Karen," pesan Bagas dengan wajah yang tampak tidak jauh berbeda dengan Nadine.

Setelah mengiakan amanat tersebut, "Daripada Papa dan Mama nganter Karen sampai depan, lebih baik sekarang pergi ke kamar terus bobo saja, ya." Karen berpesan balik pada kedua orangtua yang telah setia menemaninya hingga sampai di rumah ini setelah lewat tengah malam.

Nadine tertawa riang. "Kami memang berencana seperti itu kok, Karen," tanggapnya yang kemudian memeluk tubuh Bagas dari samping.

Sudah bisa ditebak, Bagas langsung membalas pelukan itu dengan tidak lupa mendaratkan sebuah kecupan sayang di puncak kepala istrinya tersebut.

Menyaksikan hal tersebut, Karen hanya bisa tersenyum maklum sambil berdoa di dalam hatinya. Semoga Kak Dave dan aku bisa seperti itu di suatu hari nanti. Aamiin!

*****

Sesampainya Karen di ruang inap Dave, dirinya langsung disambut hangat oleh Herlina dan juga Abimanyu. Berdasarkan keterangan Herlina, setelah semalaman Dave ditunggu oleh Rara dan Varsha, maka pagi ini giliran mereka berdualah yang menjaga sang cucu mahkota.

"Oma Lina dan Opa Abi sehat-sehat saja, kan?" tanya Karen setelah mengiakan informasi tersebut dan mencium tangan keduanya.

"Alhamdulillah, kami berdua sehat. Hanya saja, namanya sudah tua, kadang punggung sama kaki ini suka nyeri-nyeri kalau kami habis pergi seharian."

Meski sesekali mencuri-curi pandang ke arah Dave yang tengah berbaring dan memperhatikannya, Karen tetap bisa menanggapi beraneka ragam cerita Herlina itu hingga sampai Abimanyu menghentikan keduanya.

Dengan tujuan agar Karen bisa berbicara empat mata dengan Dave, "Kami mau ke taman yang di tengah itu dulu ya, Kar, Dave." Abimanyu kemudian mengatakan bahwa sejak keduanya sampai di sini, sang istri sudah memintanya untuk duduk-duduk di taman tersebut. Alasannya tak lain karena di sana terdapat kolam dengan bunga teratai yang tampak bermekaran.

Mendengar hal itu, Karen pun mengakui di dalam hati bahwa para pria Trisdiantoro tidak kalah mesranya dengan para pria Setiawan. Dengan senyum yang sudah tersungging indah, dia mengiakannya dengan anggukkan mantap.

"Kalau ada apa-apa, langsung hubungi kami, ya, Cantik," pesan Herlina tepat sebelum keduanya menghilang di balik pintu.

Sepeninggal mereka, Karen terlihat berjalan mendekat ke arah Dave. Usai meletakkan semua cokelat yang dibawanya, dengan jantung yang berdebar tak karuan, Karen duduk di kursi yang terletak di tepi ranjang. "Hai, Kak Dave," sapanya lengkap dengan senyum manis.

Semesta Davendra✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang