Rapat The Tuan - The Nyonyah

1.7K 170 12
                                    

Jika biasanya The Tuan dan The Nyonyah akan melakukan rapat masing-masing dengan tema pembahasan yang tentunya berbeda jauh, maka khusus di malam Sabtu ini, kedua perkumpulan itu tampak begitu kompak dan bersemangat untuk membahas pengakuan Dave dan juga hal yang diketahui Lendra dari media sosial itu.

Usai menyantap makan malam, mereka semua bergegas berkumpul di ruang keluarga. Tanpa berbasa-basi lagi, Reno yang kali ini bertindak sebagai pemimpin rapat, langsung melontarkan pertanyaan pembukanya.

"Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan? Mendukung niat Dave atau justru sebaliknya? Mengingat Karen ini sudah memiliki hubungan yang cukup jauh dengan putra sulung keluarga Gustoro itu."

"Varsha pilih dukung Mas Dave!" sahut Varsha dengan penuh semangat.

"Oma juga dukung Dave," sambung Herlina yang langsung membuat bibir Dave melengkungkan senyuman.

"Kami bertiga mendukung Dave," ucap Lala mewakilkan Neona dan Rara.

"Syailendra ikut The Nyonyah," sahut Lendra.

"Mas Fakhri dan Abrha siap mendukung Mas Dave," ucap Abrha mewakilkan sang kakak sepupu.

"Kalau Ayah? Mas Radith?" Reno bertanya pada kedua pria yang belum mengeluarkan pendapatnya itu.

Berbeda dengan Abimanyu yang memang senang berpendapat paling akhir, alasan Radith belum menjawabnya tak lain karena menurutnya, meskipun lamaran itu belum dilakukan secara resmi dan mendapat restu dari Bagas dan Nadine, niatan Dave untuk menikahi Karen sudahlah terlambat.

Lendra yang mengerti dengan bagaimana cara berpikir adik ipar sekaligus sahabatnya itu berkata pada Radith. "Kalau menurut Mas, sebelum kata sah dari para saksi berkumandang, sebenarnya Karen itu belum dimiliki oleh siapa-siapa loh, Dith."

"Abrha sepakat dengan Pakde Lendra."

"Fakhri juga," sambung sang putra sulung dari pasangan Lendra dan Lala tersebut.

Radith yang tampak sedang menimbang-nimbang itu pun bertanya pada Abimanyu. "Kalau menurut Ayah bagaimana?"

Dengan wajah yang terlihat begitu tenang dan juga bersahaja, Abimanyu berdeham. Membuat semuanya langsung mengunci lisan dan bersiap untuk menyimaknya dengan seksama.

"Secara hukum agama dan negara, ucapan Lendra memang benar." Lendra langsung menepuk dadanya dengan bangga.

"Namun, secara etika, niatan Dave pada Karen tidaklah bisa dibenarkan," lanjut Abimanyu yang kali ini membuat Radith mengangguk.

"Jadi, kalau menurut Opa, apa yang harus Dave lakukan sekarang?" tanya Dave dengan raut wajah yang terlihat cukup frustasi.

"Sebelum Opa menjawab, coba kamu jawab dulu pertanyaan ini." Melihat Dave mengiakannya dengan anggukkan kepala, Abimanyu langsung mempertanyakan perihal alasan mengapa sang cucu selalu mengingkari perasaannya pada Karen.

Melihat seluruh anggota keluarganya memasang wajah penuh penasaran, Dave menghembuskan napas panjangnya. "Karena Dave merasa malu, Opa," akunya seraya menundukkan kepala.

"Malu karena sudah memberikan perhatian lebih pada perempuan yang sukanya bukan sama kamu?"

Mengabaikan raut wajah dari semua orang yang tampak sedang menahan tawanya, Dave mengakuinya dengan anggukkan mantap.

"Kalau seandainya berita atas pertunangan Karen dan Alexio tidak ada, apakah mungkin kamu berubah pikiran seperti ini?"

"Sepertinya tidak," jawab Dave sambil merutuki jiwanya sendiri.

Karena tidak berani berkomentar, Varsha yang sejak tadi sudah gatal ingin bersuara pun hanya berdecak kesal lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mengapa kamu memilih untuk mempersulit hidupmu seperti ini?"

"Karena sebenarnya, selain menjaga gengsi, Dave juga sadar diri."

"Sadar diri atas apa, Dave?" tanya Abimanyu yang tampaknya juga mewakilkan pertanyaan dari semua orang yang hanya bisa memperhatikan perbincangan antar pria beda generasi itu.

"Atas Dave yang tidak akan mungkin bisa menjadi pria idaman Karen." Dave kemudian menceritakan apa yang pernah didengarnya secara tidak sengaja itu.

"Kata Alvin, Karen hanya mau menikah dengan pria sekaya Levin, sekalem dan sesabar Kevin, seromantis Bagas, setampan Alvin, sekeren Opa Tian dan secerdas Om Rizal."

"Wah, Alexio banget sih," celetuk Reno yang langsung mendapat cubitan dari Rara.

Dengan bibir yang tetap melengkungkan senyumnya, Abimanyu lantas mengingatkan sang cucu akan kondisinya dahulu. "Seperti yang sudah Opa sering ceritakan, bahwa saat melamar Omamu, Opa ini tidak punya apa-apa dan bisa dikatakan bahwa modal Opa hanyalah berjanji atas nama Allah untuk selalu membahagiakan Omamu, Dave." Setelah mengiakan ucapan tersebut, Herlina memeluk tubuh suaminya.

"Terima kasih sudah dan selalu menepati janji itu, Mas," ucap Herlina yang tentu saja membuat semua orang yang ada di sana terbawa perasaan.

Seraya membalas pelukan sang istri, "Sama-sama, Dek," balas Abimanyu lengkap dengan sapaan yang biasanya hanya mereka ucapkan saat sedang berduaan itu.

Varsha yang sudah tidak bisa lagi menahan diri, akhirnya bersuara juga. "Setiap hari ngeliat Papa sama Mama mesra-mesraan aja Varsha sudah iri, apalagi disuguhkan pemandangan Oma sama Opa dalam mode unyu-munyu begini..."

Di sela-sela tawanya, "Makanya kamu nikah sana, Sha!" Fakhri menanggapi.

"Wah, ngga punya kaca, ya, Mas?"

Baru saja Fakhri akan membalas, "Mari kita lanjutkan diskusi tentang Mas Dave ini," Abhra sudah lebih dahulu bersuara guna menengahi dan mengembalikan pembicaraan mereka ke topik utama.

Dave mengiakan hal tersebut. "Jadi, apa yang harus Dave lakukan? Mengingat Om Bagas juga tidak atau belum merestui hubungan mereka," ujarnya pada sang Opa yang sudah kembali memusatkan perhatian padanya.

"Runtuhkan gengsimu dan juga hilangkan mindermu. Jika dua hal itu sudah kamu lakukan, maka perjuangkanlah perasaanmu tanpa pamrih."

Usai mengiakan dan mengucapkan terima kasih pada sang Opa, "Apakah Daddy tetap merestui niatan Dave ini?" tanyanya pada Radith yang sejak tadi serius menyimak.

Meski sempat terdiam cukup lama, saat melihat Neona mengangukkan kepalanya, "Daddy merestui dan juga akan mendukung perjuanganmu." Radith membuat semua orang menghela napasnya.

"Namun, kamu harus tahu bahwa begitu Mas Bagas dan Nadine merestui hubungan mereka, maka restu dan dukungan Daddy sudah tidak berlaku lagi, ya, Dave."

Dengan kepala yang mengangguk cepat, "Terima kasih, Dad!" Dave pun memeluk sang Daddy.

Setelahnya, posisi pemimpin rapat pun beralih pada Dave yang langsung memaparkan sejumlah hal yang sudah dia rencanakan untuk mewujudkan niatannya tersebut. Akankah Dave berhasil memperjuangkannya?

Happy reading and let's love all of them💕
Ditunggu komentarnya ya!
.
.
.
Kak Rurs with💎

Semesta Davendra✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang