Sesampainya di kantin, Dave langsung menuju meja sudah diduduki oleh Kevin. Dengan bibir yang menyunggingkan senyum lebar, dia mendudukkan dirinya seraya mengambil satu buah siomay dari piring sang sahabat.
"Levin belum ke sini, Kev?" tanyanya tepat sebelum menguyah.
"Belum. Tadi sih bilangnya mau ke perpus dulu sama Bara," jawab Kevin sambil mengambil alih garpunya dari tangan Dave."
"Aufar? Ardhan?"
"Biasa, mereka berdua lagi asyik pacaran di taman," jawab Kevin sambil mengaduk-aduk es teh manisnya dengan sedotan.
"Terus si hutan pacaran juga?"
Menganggukkan kepala, "Pastinya sih begitu." Kevin lalu meminum es teh manisnya.
Sambil memangku dagu, "Pantesan saja tadi Princess jalan sendirian," Dave bergumam hingga membuat Kevin menghentikan aktivitasnya dan menolek ke arahnya.
"Siapa, Dave?"
"Hah, eh, itu bukan siapa-siapa kok," jawab Dave sedikit gelagapan.
Dengan alis yang terangkat sebelah, "Pendengaran gue seribu kali lebih baik dari Mas Levin loh, Dave." Kevin mencoba untuk mengoreknya."I know it, Kev." Usai mengatakan itu, bibir Dave kembali melengkungkan senyuman.
Kevin menegakkan badan dan menatap dengan penuh curiga, "Eh. Lo sudah tahu siapa pengirim cokelat misterius itu, ya?"
"Kok lo jadi bahas soal itu, Kev?" Dave bertanya balik sambil menimbang-nimbang, apakah dirinya akan menceritakan apa yang baru saja terjadi itu atau sebaliknya.
"Bagaimana gue ngga bahas, kalau wajah lo saja tiba-tiba jadi kelihatan sumringah begitu?"
Sembari memegang-megang wajahnya, "Perasaan sama aja, deh," sangkal Dave sambil berupaya setengah mati untuk menutupinya.
Tidak ingin semakin dicecar, Dave segera bangkit dan berkata ingin membeli camilan. Meski merasa penasaran, Kevin yang terkenal begitu kalem dan sabar itu, menganggukkan kepalanya.
"Lo ngga mau titip?"
"Nope," balas Kevin yang bersamaan dengan datangnya Nicholas.
"Mau mana, Bos?" tanya Nicholas pada Dave.
"Beli keripik sama minum," jawab Dave yang kemudian dititip ini dan itu oleh sang sahabat kental yang saat ini sedang berbeda kelas dengannya itu.
Usai mengulangi pesanan, "Kebiasaan dari zaman lo orok gini banget deh, Nich. Heran gue!" Dave dengan wajah yang masih memancarkan aura kebahagiaan itu kemudian berjalan, meninggalkan keduanya.
Sepeninggal Dave, Nicholas segera mendudukan dirinya di depan Kevin. "Dave lagi kenapa, Kev?" tanyanya yang membuat Kevin menggeleng sambil tersenyum tipis.
Seraya melihat ke arah Dave yang tampak tengah membeli pesanannya, "Bertahun-tahun gue temenan sama dia, ngga pernah gue lihat si anak ganteng itu bisa senyum-senyum sampai begitu." Nicholas berkomentar.
"Tebakan gue, Dave pasti sudah bertemu dengan pengirim cokelat misterius itu," tanggap Kevin lalu kembali menikmati siomaynya.
Nicholas yang sudah tahu soal itu dari Bara pun membelalakkan matanya. Bahkan mulutnya terlihat menganga cukup lebar.
"Serius loh, Kev?" Kevin menganggukkan kepalanya.
"Lo tahu siapa orangnya?"
Belum sempat Kevin menjawab, "Kalian lagi ngomongin siapa?" Levin yang datang bersama Bara langsung mengajukan pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Davendra✔ (Completed)
Fiksi UmumSeri ketiga dari The Trisdiantoro's Love Story "Kalau matahari saja bukan satu-satunya bintang di alam, seharusnya kamu juga bukan satu-satunya perempuan yang membuatku jatuh hati." Davendra Nadithya Trisdiantoro terus saja mengingkari perasaannya...