Seusai melangsungkan pesta pernikahan selama kurang lebih delapan jam, Karen justru meminta pada sang suami untuk pulang ke rumah kedua orangtuanya. Alasannya satu. Karen ingin menunjukan sesuatu pada Dave dan hal itu harus dilakukannya pada hari ini juga.
"Loh, Mas Dave kok pakai piyama?" tanya Karen saat mendapati Dave keluar dari kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.
"Memangnya aku harus pakai apa? Baju kantor? Atau justru telanjang bulat saja?" tanya Dave yang membuat Karen berdecak kesal.
"Berdasarkan novel-novel yang Karen baca, semua pria yang keluar dari kamar mandi itu pasti menggunakan handuk yang sangat minim dengan aroma sabun yang begitu maskulin, rambut basah hingga tetesan air turun dan membasahi wajah serta tubuhnya, Mas Dave." Dave tertawa terbahak-bahak karenanya.
"Sejujurnya, tadi aku mau keluar dengan keadaan tanpa busana sih, Kar."
"Dasar Mas Dave mesuum!" Karen pun melempar boneka bernama AngSayang itu ke arah Dave.
"Mentang-mentang sudah bisa peluk aku, angsayangnya jadi dibuang begitu saja ya, Kar?" tanya Dave sambil berjalan mendekat ke arah Karen.
"Memangnya aku boleh memeluk angsayang hingga mengabaikan suamiku yang mesumnya sudah akut ini?" Dave menggeleng dengan cepat.
"Eh, katanya kamu mau menunjukan sesuatu ke aku. Jadi nggak nih?" tanya Dave yang kini duduk bersandar dengan kepala ranjang.
"Jadi dong! Mas Dave tunggu sebentar ya," ucap Karen lalu menuju ke lemari pakaiannya.
Cukup lama Dave menunggu hingga akhirnya Karen terlihat membawa sebuah kardus dengan ukuran yang sangat besar ke arah Dave.
"Heemm... Sebenarnya sejak Karen naksir Mas Dave, secara diam-diam Karen selalu menyiapkan kado-kado ini. Karen selalu berharap bisa memberikan hadiah ulang tahun pada Mas Dave di setiap tahunnya tapi akhirnya harapan itu terkabul juga hari ini. Anggap saja ini adalah kumpulan kado yang telah disatukan selama puluhan tahun."
Dengan cekatan, Dave membuka kardus pemberian Karen. Matanya langsung membulat sempurna tak kala melihat isi dari kardus tersebut adalah semua benda-benda yang pernah dia inginkan dahulu. Mulai dari topi, kemeja, jam tangan, sepatu olahraga, action figure dan masih banyak lagi.
"Kalau ini album apa, Kar?" tanya Dave saat menemukan sebuah album berwarna merah muda.
"Coba Mas Dave buka," jawab Karen dengan senyum dan pipi yang sudah merona.
"Kamu yang mengumpulkan ini semua, Kar? Ya ampun Karenina..." Dave langsung memeluk tubuh Karen dengan sangat erat.
"Terima kasih untuk semuanya ya, Sayang. Terima kasih karena sudah mencintaiku sebesar ini. Semuanya adalah kado terbaik dan termanis yang pernah aku dapatkan setelah Tuhan menetapkan kamu sebagai pendamping hidupku, Sayang." ucap Dave lalu kembali memeluk Karen.
Bagaimana Dave tidak merasa sangat bahagia jika di dalam album tersebut terdapat semua foto dirinya yang diambil oleh Karen secara diam-diam. Ada fotonya saat berorasi bersama Levin, fotonya bermain basket, berlatih bela diri, bermain musik bersama Kevin dan bahkan di album itu juga terdapat beberapa foto lengkap dengan artikel tentang Dave saat ia menjadi model untuk sebuah majalah fashion serta narasumber untuk beberapa koran nasional dan juga beberapa majalah bisnis.
"Terima kasih juga karena Mas Dave telah membalas perasaan Karen dan mengajak Karen untuk melangkah sejauh ini. Terima kasih karena Mas Dave tetap menerima keadaan Karen yang sudah ko--"
"Keadaan kamu baik-baik saja, Karenina," potong Dave dengan cepat dan tegas.
"Jadi, Mas Dave nggak jijik dengan keadaannya Karen?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Davendra✔ (Completed)
قصص عامةSeri ketiga dari The Trisdiantoro's Love Story "Kalau matahari saja bukan satu-satunya bintang di alam, seharusnya kamu juga bukan satu-satunya perempuan yang membuatku jatuh hati." Davendra Nadithya Trisdiantoro terus saja mengingkari perasaannya...