Makhluk Tuhan Paling Bawel

8.1K 654 127
                                    

Melihat adanya kue sus berbentuk angsa di atas meja makan, Dave yang baru saja keluar dari kamarnya, menarik kedua sudut bibir. Tidak bisa dipungkiri, kudapan manis yang sering dibuat oleh Mommy-nya itu menyimpan sebuah kenangan tersendiri bagi Dave.

"Kue sus itu punya Karen!" teriak seorang gadis kecil yang terlihat tidak terima saat dia melihat Dave mengambil kue tersebut.

Tidak menghiraukannya, Dave buru-buru memasukan kue cantik itu ke dalam mulutnya.

Melihat mulut Dave mengunyah kue sus bervla cokelat terakhir yang ada di sana, "Dasar kakak pelit! Ngga mau berbagi dan mukanya jelek!" Karen pun menjulurkan lidahnya.

Usai berhasil menelannya, "Kamu juga jelek dan berisik kayak bebek!" ejek Dave yang membuat gadis kecil berambut keriting itu menangis.

"Mamaaaaa! Ada yang bilang Karen jelek!"

"Mas Dave! Ooooy! Ampun deh dipanggil-panggil bukannya nyaut malah asyik ngelamun di sini!" tegur Varsha yang baru saja selesai berlatih fisik.

Melihat sang kakak sepupu hanya mengusap-usap wajahnya dengan kasar, Varsha bergerak mendekat.

Begitu Dave mendudukkan tubuhnya di kursi, "Kamu ngapain manggil-manggil Mas?" tanyanya pada Varsha seraya mengambil kue tersebut lalu memasukan ke mulut.

Di sela-seka tawa cengengesannya, "Iseng," jawab putri sulung nan semata wayag di keluarga Langit Moreno.

Dave pun tersedak. Dia kemudian meminta Varsha untuk mengambilkan segelas air. Bersamaan dengan itu, Abrha datang dan bergabung dengan keduanya.

"Mas Dave kenapa, Mbak?" tanya Abrha pada sang kakak.

"Biasa, Ab. Mas Dave tersedak kue sus lagi," jawab Varsha yang kemudian meneliti wajah Dave yang terlihat memerah.

"Kok bisa?"

Dengan sangat lancar, Varsha yang sudah sering menangkap basah Dave yang selalu termangu saat melihat kue sus itu pun menjelaskan kronologinya. " ... Mas Dave kan gitu. Hatinya suka, tapi bibir bilang benci," pungkasnya telak.

"Siapa bilang Mas suka Karen?"

"Seingat Abrha, Mbak Varsha ngga menyebut nama Mbak Karen loh, Mas," tanggap Abrha yang lantas disusul dengan sorakan heboh sang kakak.

"Mas Dave... Mas Dave...  Mbok ya jadi orang tuh jujur sama diri sendiri. Jangan bilang benci tapi peduli. Terus bilang  jelek, tapi poster Mbak Karen ditempel di lemari!"

"Varshaaaa! Berani fitnah Mas ya, Kamu!" Dave bangkit dari duduknya lalu mengejar sang adik yang sudah berlari sambil berteriak-teriak memanggil kedua orangtua Dave

"Budheeee! Pakdheee! Tolongin Varshaaa! Mas Dave lagi ngamuk nih! Padahal Varsha cuma gangguin Mas Dave yang lagi ngelamunin Mbak Karen!"

Mendengar aduan tersebut, Radith dan Neona yang sedang bercengkrama dengan Reno, Rara dan Herlina pun tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Bukan Davendra namanya kalau tidak punya gengsi setinggi puncak Himalaya," tanggap Radith yang mendapat acungan ibu jari dari Herlina, sang bunda.

"Dave itu mirip banget sama Mas Reno ya." Kali ini Raralah yang berkomentar dan semua orang kompak mengiakannya.

"Semoga saja, gengsinya Dave tidak menyebabkan malapetaka, ya," harap Herlina yang diaminkan oleh semua orang di sana.

*****

Sepulangnya dari menginap di rumah Abimanyu Trisdiantoro, Dave mengajak kedua orangtuanya untuk mampir ke salah satu mall yang terletak di bilangan Jakarta Selatan. Meski keadaan jalanan di hari Minggu sore ini sangat padat, ketiganya berhasil sampai di tempat tujuan sebelum adzan magrib berkumandang.

Semesta Davendra✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang