dix-sept

907 182 22
                                    

Sergan

"Nggak usah," ujar gua sambil mengapit handphone gua diantara bahu dan telinga gua sementara tangan gua sibuk membersihkan memori kamera yang sudah penuh dan memilah foto-foto yang sudah lama nggak terpakai.

"Tumben."

"Lagi nggak minat sama oleh-oleh dari Whitehorse kecuali udara bersihnya."

"Terus maksud lu, gua harus ngantongin udara disini habis itu dibawa ke Paris?"

"Ya kalo lu bisa gapapa sih."

"Sinting."

"Lu lebih sinting dari gua," balas gua ke Rue yang sekarang lagi mendengus kesal diseberang sana. "Kapan balik?"

"Hari ini."

"Besok pagi berarti sampe sini?"

"Iya. Gua mau ke bandara sekarang."

"Ya udah hati-hati. Eh bentar!"

"Apaan?"

"Bell gimana?"

"Kok lu tau?"

"Nggak penting! Gua tanya dia gimana?"

"Nggak gimana-gimana. Belum gua tinggalin kok."

"Bangsat."

"Udahan, Ser, jangan ceramah dulu. Gua nanti bisa-bisa jetlag sebelum naik pesawat. Udah yah."

Langsung dimatiin.
Bener-bener nggak ada akhlaknya jadi manusia.

Gua pun meletakkan handphone gua di meja dan melanjutkan pekerjaan gua yang sisa sedikit lagi, sesekali handphone gua bunyi dan muncul notifikasi dari korban-korbannya Rue yang masih kekeuh aja mau ketemu Rue. Mereka mau denger alasan kenapa Rue pergi tiba-tiba kaya gitu, gua mau jujur ke mereka tapi nanti mereka neror kesini, tapi kalo gua kacangin, handphone gua nggak ada berhenti bunyi notifikasinya.

Duh, gua dosa apa sih dikehidupan sebelumnya sampe terjebak sama manusia bajingan ini?

Beres kerja, gua langsung matiin laptop dan mengaktifkan mode pesawat untuk handphone gua. Rasanya mau ganti nomor baru tapi nomor klien banyak banget, repot kalo harus kasih tau klien gua ganti nomor.

Rue bajingan banget dah jadi temen.

Gua keluar dari rumah dan mengunci pintu, lalu mengeluarkan sepeda gua dari garasi, mau pergi ke Le Pirates, ketemu sama Vernon. Beda sama Rue yang kesana buat mabuk-mabukkan, gua kesana buat ngobrol doang sama Vernon.

Sebisa mungkin gua menjauhkan diri dari dunia yang kaya gitu karena kalo sampe ketahuan bunda, gua bisa dicoret dari Kartu Keluarga. Padahal bunda tau juga nggak kalo gua minum-minum, tapi gua kan anaknya baik nggak kaya Rue, jadi harus nurut sama bunda.

Sampe sana gua malah ngeliat Vernon lagi bisik-bisik sama cewek nggak tau siapa dah. Vernon emang suka flirting gitu, cuma level bajingannya jauh banget sama level bajingannya Rue. Bagaikan langit dan bumi.

 Bagaikan langit dan bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MONOCHROMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang