[Bonus] Don't Kiss in the Train

1K 149 8
                                    

There are three bonus chapters, one Q&A chapter, and one special chapter. Wait na! 🎉

___

"Kenapa makanmu berantakan?" tanya Ria sambil mengelap pinggir bibir Justin yang tampak sarapan dengan terburu-buru.

"Thanks, Hun, but I need to hurry. I'm really late."

"Itu salahmu karena bangun kesiangan. Makan pelan-pelan, kesedak loh nanti!"

"Kamu juga makannya cepetan, katanya mau pergi sama Rue."

Sudah hampir setengah tahun sejak hari dimana Ria memutuskan hatinya akan berlabuh kemana dan lagi-lagi tempat berlabuhnya tak lepas dari tempat berlabuh yang paling memberinya dampak luar biasa dari rasa sakit dan kebimbangan yang berkepanjangan. Naruenatha.

Ria masih tinggal di mansion Justin. Oh, bukan berarti Ria nggak merasa bersalah lagi, dia masih merasa bersalah pada Justin, tentu saja. Kalian tau sendiri bagaimana karakter Ria bukan?

Alasan dia tetap tinggal karena Rue. Ya, cowok brengsek yang sudah bertobat dan mencoba berubah itu memintanya untuk tetap tinggal di mansion Tuan muda De Humbleton sebagai bentuk dari sebuah rasa untuk menghargai. Tinggal bersama selama tujuh tahun dan mengalami banyak hal bersama bukanlah sesuatu yang harus dihilangkan karena sebuah penolakan, jadi Rue pikir nggak ada salah membuat Ria tetap tinggal disana. Oh, tentu saja catatannya adalah Rue harus diizinkan keluar masuk mansion sesuka hatinya untuk memastikan Justin nggak menyentuh Ria-nya.

"Mau pergi kemana sama Rue?" tanya Justin setelah meneguk habis susu di dalam gelasnya.

"Rue bilang mau ke Lille."

"Menginap atau nggak? Kalau menginap, aku ada rumah disana, nanti kuhubungin orang yang sering beres-beres."

"Nggak usah, kayanya nggak bakal menginap juga. Rue ada kerjaan besok, hari ini cuma mau jalan-jalan aja."

Justin mengangguk, kemudian bangkit berdiri dan mencium pucuk kepala Ria. "I'll go yeah."

"Be careful."

"Sure. Dami, kunci mobil, aku mau nyetir sendiri. Bilang ke Monsieur Sebastian buat libur hari ini."

"Iya, Monsieur."

"Oh! Ria, jangan lupa pakai syal yah! Ini musim gugur!" ujar Justin sambil menunjuk syal putih yang tersampir di kursi makan dan berlari keluar.

Ria juga nggak membuang waktunya, segera saja dia menghabiskan sarapannya dan pamit pada Dami serta Nanny Fey untuk pergi menuju stasiun kereta, tidak lupa memakai syal Justin yang tersampir di kursi makan. Ya, Rue mengajaknya untuk naik kereta menuju Lille.

Lille sendiri adalah kota kecil yang berada di bagian utara Perancis, di wilayah Nord Pas de Calais dan berdekatan dengan perbatasan Belgia. Walaupun merupakan kota kecil, Lille adalah kota metropolitan terbesar keempat di Perancis.

Rue sengaja memilih Lille karena kota itu mudah dijangkau dari Paris menggunakan kereta dan hanya memakan waktu satu jam. Ria sendiri nggak memermasalahkan Rue mau mengajaknya kemana, lagipula selama enam bulan ini mereka jarang sekali bertemu karena jadwal yang tak pernah selaras.

Ria terus memerhatikan sekitarnya, mencari sosok yang dia cari di tengah keramaian hingga bingkai matanya menangkap sosok pria yang tengah meniup-niup telapak tangannya berharap dapat menghantarkan rasa hangat untuk melawan dinginnya udara musim gugur.

Ria terus memerhatikan sekitarnya, mencari sosok yang dia cari di tengah keramaian hingga bingkai matanya menangkap sosok pria yang tengah meniup-niup telapak tangannya berharap dapat menghantarkan rasa hangat untuk melawan dinginnya udara musim g...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MONOCHROMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang