vingt six

778 162 26
                                    

Ria

Aku duduk diam di pinggir kolam rumah kaca yang baru saja selesai dibangun lusa lalu dengan kedua kakiku yang tercelup ke dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku duduk diam di pinggir kolam rumah kaca yang baru saja selesai dibangun lusa lalu dengan kedua kakiku yang tercelup ke dalamnya. Kupandangi pantulan diriku yang tertangkap di air dalam diam.

Pikiranku melayang ke berbagai sudut ingatan lampau yang selama ini tak pernah kupikirkan sebelumnya dan perasaan mati rasa yang selama ini coba kutekankan pada diriku seakan tak berguna. Perasaanku hidup kembali, air mataku menggenang dipelupuk mataku bersiap untuk turun, dan dadaku terasa sakit entah karena apa.

Tanganku bergerak memegangi bagian leherku yang dikecup oleh Rue kemarin yang anehnya masih terasa begitu hangat. Dan setiap kali rasa hangat untuk menjalar, dadaku semakin sakit dibuatnya, dan air mataku berhasil lolos begitu saja.

Aku menutup wajahku dengan kedua tangan, meredamkan isakan yang mungkin saja akan terdengar oleh para tukang kebun.

Aku hancur untuk kedua kalinya.
Aku hancur oleh orang yang sama.
Dan aku hancur ... karena gagal mematikan semua rasaku.

Tring!

Justin:
Hun, where r u?

Me:
In the greenhouse's pond

Justin:
Wow, udah nggak sabar yah kamu?
So how? Beautiful?

Me:
Yeah, really

Justin:
Ini cuma perasaanku aja atau kamu lagi sedih?

Me:
o.O?

Justin:
I'll come

Aku segera menghapus air mataku, mencuci wajahku dengan air kolam, dan bertingkah seperti biasa saja.

Tak lama setelahnya, kudengar suara langkah kaki, dan ketika aku menengok, Justin berdiri di pintu kolam. Kuberikan senyum terbaikku, melambaikan tanganku padanya, memintanya menghampiriku. Tanpa kuduga, Justin justru menarik tanganku dan membuatku berdiri secara spontan, mengagetkannya lagi, dia mengangkat tubuhku sambil berputar, dan menurunkanku dengan selamat.

"Aku kaget," ujarku.

"Cuma mau ngetes aja kok kamu seringan apa."

Aku memukul lengannya pelan. "Resek."

Justin tertawa. "Kamu nggak ke yayasan hari ini?"

"Dikasih istirahat satu hari, soalnya latihan kami udah bagus selama ini."

"Okay then," katanya lalu menautkan jari jemarinya dengan jari jemariku, menuntunku keluar dari kolam rumah kaca, membawaku masuk ke dalam mansion.

Kupikir Justin hendak membawaku ke perpustakaan, tapi ternyata Justin malah mengajakku ke area dapur.

Kupikir Justin hendak membawaku ke perpustakaan, tapi ternyata Justin malah mengajakku ke area dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MONOCHROMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang