HILANG -19-

67 3 0
                                    

Suatu hal yang membuat sakit adalah ketika orang yang kita cintai pergi meninggalkan, namun bodohnya kita masih tetap mengharapkannya.
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

Bersekolah.

Raina turun dari mobilnya. Dengan semangat ia memasuki gerbang sekolahnya yang lumayan ramai. Dengan pandangan lurus, dari sudut matanya ia melihat kerumunan orang di sekitar parkiran. Sesuatu itu membuat kepalanya menoleh penasaran. Ia melihat mobil yang selalu dipakai oleh Rangga. Raina pun memberhentikan jalannya, melihat apa yang sampai membuat orang berkerumun.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik. Di detik itu juga, ia melihat sosok Bianca, Rangga dan sahabatnya keluar dari mobil milik Rangga. Hati Raina sedikit teriris. Begitu cepatnya Rangga melupakan dirinya. Tak ada sedikitpun rasa percaya dengan semua perkataanya, dia lebih percaya ucapan orang lain yang jelas itu salah. Raina kecewa, tapi di sisi lain ia juga masih mencintainya.

Bugh

Suara benturan itu menyadarkan Raina dari lamunannya. Ia menutup mulutnya dengan tangan. Suara itu berasal dari motor Daniel yang menabrak mobil Rangga. Spontan, kejadian ini semakin menarik perhatian orang lain untuk menyaksikannya. Tanpa disadari kakinya melangkah memasuki kerumunan yang ada di depannya. Seketika itu ia melihat amarah Rangga yang terpancar jelas di wajahnya, menyorot tajam ke arah Daniel yang terlihat terkejut atas kecerobohannya.

"Ga, mobil lo lecet parah nih." Aldi menunjuk bagian belakang mobil yang lecet itu.

"Iya nih," ujar Darrel setuju.

Kilatan merah tajam di mata Rangga terpancar di wajahnya. Menyorot Daniel dalam seakan ingin menghajarnya. Raina merasa keadaan sekarang akan memburuk.

"Lo lagi, lo lagi!" Rahang Rangga terpaut rapat. Dengan gerakan cepat ia menarik kerah baju Daniel dan menghajar wajahnya kuat.

Lagi-lagi Raina menutup mulutnya tak percaya. Orang-orang yang menyaksikan pun berlaku demikian. Ia melihat darah segar dari sudut bibir Daniel bekas hajaran Rangga tadi. Namun, ia melihat reaksi Daniel yang begitu santai menghadapi kemarahan Rangga, dia mungkin merasakan sakit di bibirnya, tapi ia justru membalas dengan sikap dinginnya itu.

Darrel dan Aldi berusaha melerai mereka sebelum berakhir semakin parah. Tapi, Rangga terus menerus menepis tangan sahabatnya. Kembali menghajar, orang di depannya. Melihat itu, entah bisikan darimana Raina menjadi ingin menolong Daniel sebelum Rangga kembali menghajarnya.

"Stop!" teriak Raina berdiri di antara Daniel dan Rangga.

Mereka berdua sama-sama terkejut melihat seseorang di depannya.

"Lo ngapain di sini?" tanya Rangga ketus.

Raina tertegun. Ia juga bingung harus menjawab apa.

"Rangga udah, mending kita ke kelas aja yuk!" ajak Bianca menarik lengan Rangga.

"Apaan sih lo! Gak liat, mobil gue lecet gara-gara ulah si cowok gak tau diri ini!" Rangga menunjuk wajah Daniel geram.

"Sorry, gue gak sengaja," ucap Daniel untuk pertama kalinya.

"Hah? Sorry doang?" Rangga tertawa sinis, "lo gak tau? Mobil gue itu, MAHAL!" ujarnya yang terdengar sombong.

Raina menjadi kikuk berada di antara mereka.

"Gue bakal ganti rugi," lontar Daniel lurus, "tapi gak sekarang, gue gak bawa duit!"

Rangga terdiam sejenak. Memperhatikan Daniel dari ujung kepala sampak ujung kaki.

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang