Pagi yang cerah hari ini, Raina pergi sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Oleh karena itu dia selalu diantar oleh Pak Tejo, supir pribadinya. Raina masih duduk di bangku kelas 11-IPA 2.
"Pak, bisa lebih cepat lagi gak nyetirnya? 15 menit lagi jam sekolahku masuk." Oh shit sekarang sudah jam 06.45 pagi. Dan yang lebih parah lagi adalah jalanan sedang macet.
"Maaf non, tapi ini sepertinya macet total," jawab Pak Tejo setelah melihat ke arah luar mobil.
Mungkin nasibnya sekarang dia harus jalan kaki daripada nanti dia terlambat.
"Ya sudah pak, saya jalan kaki saja." Raina langsung saja bergegas keluar mobil dan tidak menunggu jawaban dari Pak Tejo, karena tak ada waktu lama lagi.
Raina berjalan cepat dan berlari kecil juga. Untung saja lokasi sekolahnya sudah dekat. Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di sekolah. Sepuluh menit kemudian dia sudah berada di koridor sekolah yang sudah banyak siswa sedang mengobrol. Raina tak menghiraukannya dan langsung pergi menuju kelas.
Setelah sampai di kelas, sudah banyak siswa yang datang, itu wajar karena dia yang terlalu siang pergi ke sekolah.
"Rain, siang banget ke sekolah," ucap Risa selaku sahabatnya Raina. Pertama kali bertemu dengannya saat Raina masuk sekolah ini. Dia yang paling tahu tentang Raina dan mengerti akan kondisinya.
"Hehe iya nih, untung aja gerbang masih di buka," jawabnya seraya langsung duduk di samping Risa.
Tak berapa lama bel masukpun berbunyi pertanda jam pelajaran akan dimulai. Hari ini kelas 11 IPA-2 belajar fisika. Yaps FISIKA, pelajaran yang membosankan bagi Raina.
❄❄❄
Setelah pelajaran berlangsung dan bel istirahat pun berbunyi, Raina langsung bergegas pergi ke kantin bersama Risa.
Saat tiba di kantin mata Raina teralihkan oleh sosok dia yang sedang asik mengobrol dengan teman-temannya.
"Rain, lo mau mesen apa? biar gue pesenin," ujar Risa tak mendapatkan jawaban dari sahabatnya.
Karena penasaran tak ada jawaban, Risa pun melihat ke arah apa yang sahabatnya lihat. Dan Risa pun memutar bola matanya malas. Risa sudah menduganya, siapa lagi kalau bukan Rangga Leonardo, cowok senior kelas 12 IPS-1 yang selalu membuat Raina lupa padanya.
"Woy, lo itu kalau udah liat dia pasti aja lupa ke gue,"
gerutu Risa sembari memukul pundak Raina. Dan dia pun tersadar dari lamunannya."Eh, apaan sih lo, ganggu aja," balas Raina merasa tertanggu.
"Gue nanya sama lo. Lo mau mesen apa biar gue pesenin, perut gue udah berisik dari tadi tau gak lo," Risa menjawab dengan wajah kesal.
"Ya sorry dong, jangan marah gitu, nanti cantiknya ilang loh." Goda Raina dengan memelas meminta maaf.
Karena ini bukan kejadian pertama, tapi sudah kesekian kalinya Raina seperti ini. Dan Risa pasti akan memaafkannya. Toh itu juga bukan masalah yang perlu dibesar-besarkan.
"Oh ya, gue pesen makanan sama kaya lo aja." Lanjutnya.
"Oke," jawab Risa langsung pergi memesan makanan.
❄❄❄
Di sisi lain, sekumpulan para cowok most wanted di sekolah ini sedang melakukan rutinitas biasanya di kantin, yaitu berdalih makan padahal mereka sedang mencari incaran barunya, apalagi kalau bukan cewek.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILANG
Teen FictionRaina Alesha Kaila. Gadis cantik yang tidak akan berhenti berusaha untuk mendapatkan kembali seseorang yang dicintainya. Namun, suatu kenyataan pahit menyadarkannya untuk berhenti mencintainya. Di sisi lain, takdir selalu mempertemukannya dengan ses...