HILANG -6-

193 44 7
                                    

'Tak bisa dipungkiri, bahwa
hati ini menginginkanmu'
.............................................................

Setelah mendapat pesan terakhir dari Rangga tadi. Sekarang jam menunjukan pukul 19.30. Masih ada waktu untuk dia berias diri. Dan kini Raina sedang berada di kamarnya, berdiri di depan cermin besar miliknya untuk melihat penampilannya malam ini.

Dan malam ini Raina sudah rapih dengan pakaian kaos rajut berwarna cream dipadukan dengan celana jins. Rambutnya ia biarkan tergerai rapih. Dan wajah yang hanya dipoles dengan bedak tipis dan olesan liptint agar mempercerah bibirnya. Tak lupa Raina membawa sebuah tas selempang yang telah ia isi dengan dompet, handphone, dan kebutuhan lainnya.

Merasa semua telah siap. Raina bergegas keluar untuk pergi karena sebentar lagi menunjukan jam delapan pas.
Ketika melewati ruang keluarga, Raina melihat Mamanya yang sedang sibuk di depan layar monitor laptopnya. Dan Raina langsung menghampiri Mamanya untuk meminta izin.

"Ma, aku izin keluar sebentar ya."

"Kamu mau kemana malam begini?" Mamanya memberhentikan sebentar pekerjaannya dan beralih menatap ke arah Raina.

"Ke Star Cafe ma, gak lama kok."

"Tapi dianter Pak Tejo kan?"

"Iya, ma."

"Yaudah kalau gitu, tapi jangan pulang larut malam," ucapnya memberi persetujuan.

"Iya ma. Assalamualaikum," pamit Raina dan tak lupa salim kepada Mamanya.

"Waalaikumsalam."

🐾🐾🐾

Jalanan malam ini sangat ramai dipenuhi oleh pasangan remaja. Ada juga mereka yang menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya. Wajar saja, karena malam ini adalah malam minggu. Malam yang jahat bagi para kaum jomblo.

Kini Raina telah sampai di depan Star Cafe. Saat memasuki kafe ini, banyak pengunjung yang berada disini. Tapi Raina tak melihat sosok Rangga. Raina mengedarkan pandangannya ke segala arah. Dan tetap saja ia tak melihatnya. Karena tak enak dengan pengunjung lain yang sedari tadi Raina hanya berdiri, akhirnya ia mencari tempat duduk kosong sembari menelepon Rangga.

Sudah beberapa kali Raina menghubungi nomor milik Rangga, tapi nomor yang dituju masih saja tidak aktiv. Dan tiga puluh menit telah berlalu sosok Rangga masih belum terlihat di tempat ini. Raina merasa, mungkin benar, Rangga hanya iseng mengajaknya bertemu.

Raina melihat jam tangan yang dipakainya, dan menunjukan jam delapan lebih empat puluh menit. Raina kecewa dengan Rangga. Dia menyerah dan berniat untuk pulang karena mungkin Rangga tak akan datang. Raina membereskan barangnya dan berdiri untuk meninggalkan tempat ini. Tapi terhentikan oleh suara seseorang dari arah belakangnya.

"Rain."

"Kak Rangga," ucapnya setelah berbalik badan.

"Sorry ya telat. Biasa macet," kata Rangga memelas.

"Yaudah kak, gapapa kok, santai aja." Raina tersenyum dan kembali duduk di tempatnya tadi.

"Kamu udah dari tadi nunggu, Rain?" tanya Rangga setelah duduk.

"Iya, dari jam delapan." Raina mengerucutkan bibirnya dan beralih memandang lantai.

"Jangan ngambek dong, sorry ya?"

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang