HILANG -5-

203 53 7
                                    

Aku harap cinta ini
Jatuh kepada orang
Yang tepat
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Bel pulang sekolah telah  berbunyi sepuluh menit yang lalu. Sekarang Raina sedang berjalan di koridor bersama Risa untuk pulang. Sesekali mereka juga berbincang-bincang untuk menghilangkan keheningan.

"Rain, pas di kantin lo nanyain siapa nama cowok itu kan?" tanya Risa serius.

"Iya, emang kenapa? Lo tau namanya?" jawab Raina tak kalah serius.

"Iya gue tau. Namanya Daniel kalo gak salah," jawab Risa sembari mengingat-ingat.

"Lo, tau dari mana?" Raina  memberhentikan jalannya dan memandang wajah Risa lekat.

"Dari matamu matamu ku mulai jatuh cinta." Risa bukannya menjawab pertanyaan itu dia malah bernyanyi seraya menari tak jelas.

"Yaelah serius gue," potong Raina sedikit kesal.

"Lagian sih, lo tuh kaya kepo banget. Apa jangan-jangan lo suka ya ...." Risa menatap wajah Raina meledek.

"Gak, apaan sih. Gue kan sukanya sama kak Rangga, bukan sama dia." Raina memalingkan wajahnya dari Risa dan pergi meninggalkannya.

"Gue tau dari Vani," jawab Risa setelah menyejajarkan posisinya  dengan Raina.

"Oh," ucap Raina dingin tanpa melihat kearah Risa.

Dan tak terasa mereka telah berada di gerbang sekolah. Di seberang jalan sudah terlihat mobil yang akan menjemput Raina. Raina langsung saja berpamitan kepada Risa untuk  pulang. Mereka tidak pulang bersama karena Risa yang membawa motor sendiri ke sekolah.

"Ris, gue pulang duluan ya. Bye." Raina berlalu dan tak lupa melambaikan tangan  meninggalkan Risa yang dijawab dengan senyuman dan lambaian tangannya juga.

Dalam perjalanan, Raina  menghilangkan kejenuhan dengan mendengarkan alunan musik if i can't have you - Shawn Mendes dari earphone-nya. Sesekali ia juga menganggukan kepala menikmatinya. Tapi ia  teringat ucapan Risa tadi. Tentang anak baru yang tak sengaja Raina temui dengannya di toko buku waktu itu. Sekarang Raina tahu siapa namanya.

Raina melihat ke luar jalan, dan merasakan hembusan angin yang membelai wajahnya. Ia  memejamkan mata sejenak. Bukan tertidur, tapi ia sedang menikmati suasana seperti ini. Syukur jalanan hari ini tidak macet seperti biasanya. Sampai ia tak menyadari Pak Tejo yang memanggilnya.

"Non, kita sudah sampai," ucapnya seraya berbalik memandang kearah Raina.

"Oh iya pak, makasih."

Saat akan membuka pintu mobil, Raina tak sengaja melihat mobil yang terparkir di pekarangan rumahnya. Mobilnya asing, Raina tak mengenalinya. Karena bingung, ia pun bertanya kepada Pak Tejo soal mobil itu.

"Pak, itu mobil siapa ya?" tanya Raina setelah keluar mobil, dan  menunjuk ke arah mobil tersebut.

"Oh, itu mobil temannya nyonya, non," Pak Tejo menjawab sembari berdiri.

"Cewek atau cowok, pak?" Raina  merasa kepo, karena mamanya tak pernah membawa temannya kerumah, sekalipun itu cewek.

"Cowok, non."

Mata Raina terbuka sempurna. Raina tak pecaya jawaban dari Pak Tejo tadi. Pertanyaan berlalu lalang dikepalanya.

Berbicara tentang orang tuanya, sebenarnya mama dan papanya Raina sudah bercerai dua belas tahun yang lalu. Raina tak tau pasti apa alasannya, namun mamanya bilang bahwa ia bercerai karena mereka sudah tak lagi cocok. Sejak bercerai, Raina sampai saat ini belum pernah bertemu lagi dengan sosok papanya. Dan ia sangat merindukannya.

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang