(Playing : Dialog Senja - Bekas Luka)
Bandung, dua tahun kemudian."Besok lo jadi pergi ke Jakarta?"
Gadis yang baru saja sampai itu terduduk, lantas menghentakkan kakinya. "Haus. Minum dong, please." Ia mengibaskan tangan di depan wajahnya.
Tiga lelaki itu menggeleng cepat.
Lelaki dengan kaus hitam itu menyodorkan minuman. "Lo juga lagian diajakin pulang sama Gara pake acara nolak."
Ia meneguk minumannya. "Kalian tau kan dia baru aja operasi minggu lalu buat perbaikan tulangnya? Gila aja kalo gue mau dianter balik sama dia."
"Gue tuh cuma dioperasi doang! Bukannya gue meninggal ah!"
Seketika tatapan dua lelaki lainnya menjadi ingin menyerang Gara.
"Omong-omong, kalian gak ada yang mau nemenin gue ke Jakarta besok?" tanyanya.
"Ja, gue besok pagi ada kelas sampe siang, terus sorenya gue udah ada janji sama dosen buat bimbingan," sahut Gara pelan.
Senja menghela napas. "Terus lo berdua ke mana?"
Eltra dan Regha saling pandang. "Gue ada janji besok sama temen kampus, mau survei penelitian, Ja," sahut Eltra menatapnya teduh.
"Gue minta Om Aji nemenin lo aja gimana, Ja?" tanya Gara perlahan.
Senja menggeleng. "Emm ... Regha pasti mau nemenin gue." Senja menaikkan sebelah alisnya menatap Regha yang menyeruput green tea lattenya itu. "Ya kan, Gha?"
"Em?" Regha mengerutkan kening. "Lo lupa kalo dari minggu lalu gue udah bilang mau ada program kerja di jurusan gue?"
"Tapi kan, gue bilangnya mau ke Jakarta udah dari dua minggu lalu ... Kenapa kalian gak ada yang inget?" Gadis itu memanyunkan bibirnya. "Gue mau mampir ke rumah..."
"Kan lo bilangnya ke Jakarta bareng temen-temen lo itu," ujar Gara.
"Gue masih belum siap kalau pergi ke sana sendirian tanpa kalian ..." Matanya menyiratkan bekas luka.
Eltra, Gara, dan Regha saling pandang kemudian mengembuskan napas bersamaan.
"Tapi kan belum waktunya, Ja? Biasanya juga pertengahan sama akhir tahun atau gak bulan depan, kan?" ucap Regha kembali meneguk minumannya.
"Gue lagi banyak pikiran, Gha."
Seketika mendengar Senja mengatakan hal itu, Regha menutup mulutnya tidak melanjutkan ucapannya.
"Ya udah ... lo mau berangkat jam berapa besok?" tanya Gara akhirnya.
Seulas senyum tercetak di bibir gadis itu. "Terserah kalian aja, kalian yang jemput juga, kan?"
"Ah kan kita belum buat perjanjian buset?" sahut Eltra mendorong pundak Gara. "Gue kan harus undur dulu janji gue sama dosen."
"Ya udah lo gak usah ikut kalo gitu brother!" seru Regha ikut-ikutan mendorong Gara.
"Kok gue sih yang di dorong? Kan Eltra yang nyaut?!"
"Oke fine! Gue ikut! Gue batalin janji sama dosen demi pacar kita bertiga!"
"Pacar gue doang, Eltra! Pacarnya Regha doang! Ya kan, Ja?" Regha mengedipkan sebelah matanya genit. Tingkah lakunya langsung mendapat pukulan manis dari Senja. "Gak! Cuma Eltra sama Gara aja!"
Eltra dan Gara yang mendengarnya melakukan tos. "Pilih kasih deh kamu, Senja..."
Gadis itu mengangguk sambil tertawa singkat. Kemudian Eltra menarik kursinya pindah ke samping Senja. "Lo udah isi gizi belum? Kalo belum kita cabut pindah tempat."
![](https://img.wattpad.com/cover/163288110-288-k13234.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Rindu [Completed]
Teen Fiction"Fana jadi debu! Fana selamanya jadi ilusi buat Senja!" Senja tidak pernah menduga akan memasuki lingkaran kehidupan baru ketika bertemu Fanathan, salah satu anggota tim basket di SMA Harapan Nusantara. Kembali berurusan dengan Regha; manta...