Dan - Luthfi Aulia ft. Brisia Jodie || Sheila on 7 (Cover)
Peringatan untuk tetap menyediakan tisu atau apapun untuk menahan sesak napas dan menahan rasa iri yang mengggetarkan jiwa raga ini.
•
•
•
•
•Fana terduduk di depan rumah Senja dengan wajah gusar. Sekarang sudah pukul sembilan malam dan Senja masih berada di taman bersama Regha.
Iya. Fana bersalah. Ia sudah salah karena tadi membiarkan gadis yang mengaku sebagai Sana itu memeluknya di depan gadisnya sendiri. Ia juga sudah salah karena tidak mengejar Senja secepat itu.
Lelaki itu menundukkan kepalanya sembari ia menunggu gadisnya pulang dan entah sudah berapa lama sampai ia tersadar ada yang menepuk bahunya dengan pelan. Fana mendongakkan kepalanya dan ia langsung terbangun.
"Senja udah pulang? Kenapa baru pulang?"
Tidak bisa dibohongi kalau Senja memang habis menangis, sangat deras.
Senja mengusap matanya pelan. Ia menundukkan kepalanya. "Uhm ... Tadi Senja habis dari taman."
Gadis itu tidak berbohong tentang keberadaannya. Dia memang ada di taman dan Fana mengetahuinya.
Fana mengembuskan napasnya dengan pelan. "Di sana sama siapa? Sendirian aja malem-malem gini?"
Pertanyaan itu membuat Senja langsung mendongak dan menatap Fana dengan tatapan takut. Namun, kali ini Fana tidak bertanya dengan nada marah atau posesif, kali ini dia memang benar-benar bertanya dengan tulus.
"Hmm ...," Senja menghela napasnya, "sama Regha..."
Fana tersenyum tipis. Gadis ini tidak membohonginya walaupun ia tau mungkin saja Senja masih merasa jengkel atau marah dengannya.
"Maaf..."
Senja menatap Fana dengan matanya yang sembab itu. Ia bisa melihat bagaimana raut wajah Fana yang terlihat khawatir dan berantakan. Seperti akan kehilangan Senja.
"Kenapa minta maaf?" tanyanya pelan. Gadis itu tersenyum tipis.
"Fana salah. Fana udah buat Senja marah. Fana udah ngelakuin hal yang seharusnya gak Fana lakuin sebagai pacarnya Senja..."
Senja menggeleng pelan. "Emangnya Fana ngapain? Kok sampai minta maaf kayak gini?"
Sungguh. Jangan biarkan Senja terlalu baik seperti itu dengan Fana! Mungkin bukan sekarang, mungkin nanti Fana semakin melunjak jika dibiarkan terus begitu.
"Senja ..." Fana meraih pelan tangan kanan Senja sebelum akhirnya gadis itu menyembunyikan tangannya. "Gak enak Fana, udah malem." Senja memalingkan wajahnya.
Itu bukan sebuah alasan yang bisa diberikan Senja. Jelas-jelas saat pdkt, Fana pernah memeluk Senja pukul dua belas malam. Dan sekarang? Sudah jelas Senja masih merasa marah.
"Senja marah?"
Senja menggeleng pelan.
"Kenapa Senja gak marah?"
Senja mengedikkan bahunya.
"Kenapa Senja gak bentak Fana kayak tadi Senja jujur sama Regha?"
Senja terdiam. Gadis itu marah. Bahkan lebih dari kata marah. Senja cemburu, Senja tidak suka, Senja jengkel saat Fana masih menyebut Sana sebagai pacarnya.
Gadis itu menggeleng sekali lagi. Ia tidak ingin membuat masalah dengan Fana.
"Senja marahin Fana! Jangan diem—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Rindu [Completed]
Novela Juvenil"Fana jadi debu! Fana selamanya jadi ilusi buat Senja!" Senja tidak pernah menduga akan memasuki lingkaran kehidupan baru ketika bertemu Fanathan, salah satu anggota tim basket di SMA Harapan Nusantara. Kembali berurusan dengan Regha; manta...