12 // Ikuti Kata Hati

193 67 6
                                    

Jika terdapat rasa sayang dan perhatian berlebih kepada seseorang, bukankah lebih kompleks jika kita menamainya dengan cinta?

•••

"Bara tunggu!!"

Anneta berlari, menerobos lautan murid yang berada di kantin hanya demi mengejar Bara. Entah kenapa sekarang rasanya berbeda, semenjak ia dekat dengan Bara, tak sedikit dari teman-temannya yang lain, juga ikut membicarakan dirinya.

"Anneta lama-lama ikutan aneh karena deket sama Bara, ya?" ujar salah satu murid.

"Iya, cantik sih sebenernya, tapi kenapa milih sama Bara?" sahut murid yang lain.

Bara masih berjalan cuek, walaupun ia tahu bahwa Anneta membuntutinya dari belakang. Perlahan gadis itu mendekat, menyamakan posisi berjalannya dengan Bara. Meskipun banyak suara yang sedang membicarakannya, Anneta tetap menganggap hal itu sebagai angin lalu.

Lirikan-lirikan tajam melihat ke arah mereka, sindiran demi sindiran sekaligus rasa tidak suka terlontar sepanjang mereka berjalan.

Tiba-tiba tubuh seorang lelaki, berdiri tepat menghadang jalan mereka. Geon! Jujur saja, cowok itu sama sekali tidak menyukai Bara. Sikap Bara yang aneh, dingin, cuek, apalagi dengan disabilitasnya, membuat Geon selalu merasa muak.

"Pake ilmu sihir apa lo, hah?!" Geon mulai berkacak pinggang, cowok itu sengaja memperjelas gerak bibirnya agar Bara bisa paham. "Orang tuli kayak lo, nggak cocok sama Anneta!"

Anneta menahan emosinya yang seketika membara, ia paling tidak suka jika ada orang yang menghina Bara seperti itu, apalagi di depannya. Rasanya ingin sekali ia meremas-remas manusia di depannya ini.

"Jaman sekarang lo masih melet orang buat deket sama lo? Hah?! Sebegitu pengennya lo punya temen?! Pakai pelet apaan lo sampai-sampai cewek cakep kayak Anneta mau deket? Ke dukun mana lo, hah?! Lo nggak kasian sama anak orang kalau lo pelet?!" Geon mulai berbicara dengan nada tinggi. "Denger, lo itu nggak cocok sama Anneta! Lo mau cari perhatian dia?! Lo mau dikasihanin sama dia?! Tuli mah tuli aja! Lo itu orang aneh, ngerti?!"

"Lo salah tentang gue. Pertama, gue nggak pernah melet orang. Kedua, gue nggak pernah cari perhatian orang lain. Ketiga, gue nggak pernah pengin dapet belah kasihan dari siapa pun," balas Bara yang masih tampak pandai mengontrol emosinya.

"Gitu? Iya? Mana buktinya? Sekarang yang ada, Anneta langsung berubah jadi cewek aneh gara-gara deket sama lo di sekolah ini."

Bruugghh...

Satu pukulan keras mendarat di wajah Geon hingga membuat cowok itu terjatuh ke lantai. Bara yang tadinya tenang, seketika berubah menjadi monster mengerikan.

Bara menarik kerah leher cowok itu, "Apa lo bilang?!"

Anneta berdiri mematung, jantungnya berdebar sungguh kencang. Bara terlihat sangat mengerikan jika mengamuk seperti ini. Semua murid langsung menjauh, melihat pergulatan itu tanpa ada seorang pun berani mendekat. Ternyata Bara yang mereka selalu bicarakan sebagai orang aneh, pendiam, tak bersuara dan tak berkutik, tiba-tiba dapat berubah mengerikan seperti saat ini.

"Bangun lo!"

Geon bangkit, cowok itu ingin segera memberikan pukulan dadakan ke arah Bara, tapi dengan cepat Bara mencekalnya. "Jangan pernah remehin gue, gue itu nggak selemah yang lo bayangin."

Geon tersenyum sinis, "Apa lo nggak kasihan sama Anneta? Banyak orang yang ikut jauhin dia gara-gara Anneta deket sama lo! Apa lo nggak nyadar kalau lo sendiri biang keroknya? Anneta berubah jadi aneh, gara-gara lo!"

Lintang Waktu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang