Bagaimana cara untuk mengungkapkan segala rasa sakit, jika mulut saja tak mampu untuk berbicara?
•••
Bara memegang tangan Anneta dan membawanya kembali ke danau jernih dekat rumahnya. Di sana sudah disiapkan lilin-lilin indah yang menambah kehangatan suasana.
Anneta tersenyum lebar, dia tidak pernah berpikir bahwa Bara akan memberikan kejutan seperti ini kepadanya. Hamparan danau yang indah ditambah dengan lilin-lilin yang dihidupkan, tampak sangat romantis.
"Gimana, suka kejutannya?" tanya Bara.
Anneta mengangguk, senyum lebar terpatri di wajahnya. "Sweet banget."
Bara mengajak Anneta duduk di karpet merah yang sudah dibentangkan di pinggir danau. Cowok itu mengambil gitar yang telah ia siapkan di bawah pohon, kemudian duduk memainkannya.
Anneta tidak pernah melihat Bara seromantis ini sebelumnya. Anneta duduk, pandangannya tetap mengarah ke Bara yang sedang bermain alunan musik indah pada gitarnya. Mereka duduk bersama, menikmati romantisnya malam untuk tapiskan rasa rindu yang dipendam.
Anneta tersenyum, "Bara, tanpa kita sadar, kita udah bukan anak kecil kayak dulu lagi. Kita udah sama-sama bertumbuh dan berubah. Tapi gue seneng kita masih bisa deket kayak dulu kecil."
Bara berhenti memetik senar gitarnya, "Ann, setelah hari-hari yang kita lewatin, gue nggak mau lagi kehilangan lo," ucap Bara tiba-tiba.
"Selama tujuh tahun gue selalu nunggu lo. Nggak pernah ada sehari pun gue bisa lupain lo, Amar..." Anneta bersandar di bahu cowok itu.
Entahlah, setiap kali Anneta memanggilnya dengan sebutan itu, membuat hati Bara langsung luluh padanya seketika. Panggilan itu adalah sebutan khas yang Anneta selalu pakai sewaktu kecil. Bara menghela napas kemudian tersenyum lebar. "Pemandangannya kalau malem gini, bagus ya?" tanya Bara.
Anneta mengangguk manis, "Iya. Itu bintangnya juga keliatan tambah banyak gara-gara pantulan danau. Keren deh!"
"Udah cukup romantis belum?" tanya Bara.
Anneta tertawa kecil, "Gue nggak habis pikir, ternyata cowok dingin kayak lo, bisa romantis juga."
Bara tersenyum sembari merangkul Anneta sebelah tangan, "Mau bagaimanapun, gue tetep Amar lo, Ann."
Tling...
Sebuah pesan masuk ke ponsel Anneta. Gadis itu merogoh tas kecilnya, meraih ponsel yang dia letakkan di sana.
Mami
Ann, cepet pulang.Anneta
Ngapain?Mami
Pulang.Anneta menaikkan sebelah alisnya kebingungan. Bara menatap gadis itu, "Chat dari siapa?" tanya Bara.
"Mami, katanya disuruh cepet pulang. Ngapain ya?" tanya Anneta kembali.
"Ann mau pulang?" tanya Bara.
"Mmm... Gimana ya, gue nggak enak sama lo."
Bara menghela napasnya, cowok itu membelai rambut Anneta. "Jadi lo mau gimana?"
"Maunya sih, di sini aja." Anneta menggidik bahunya.
Tling...
Sebuah pesan kembali masuk, Anneta langsung melirik ponselnya.
Mami
Ann, cepet pulang.
Ada sesuatu yang kamu perlu tau.Anneta
Apa?
Mami nggak bisa ngomong di sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lintang Waktu ✔
Romance[COMPLETED] Semenjak perceraian kedua orangtuanya, hidup Anneta berubah. Apalagi ia harus meninggalkan sahabat masa kecilnya. Dia Amar, cowok yang selalu ada menemani Anneta untuk tetap bertahan kuat menghadapi segala kekacauan akibat pertengkaran k...