14 // Perubahan Sikap Bara

204 62 19
                                    

Cinta itu selalu memberikan kejutan yang tak terduga. Bisa menyakitkan, bisa juga memberi kebahagiaan. Kadang cinta itu datang tanpa aba-aba. Tapi sebenarnya, cinta itulah yang membuat hidup kita lebih berwarna.

•••

Sudah lima hari Anneta sama sekali tidak mengganggu Bara, bahkan sama sekali tidak berkomunikasi dengannya. Bara berdecak kesal sendiri. Apa benar Anneta menjauh? Semenjak gadis itu memilih untuk berhenti, Bara sungguh merasa kehilangan. Lima hari saja tanpa ulahnya yang menganggu, sudah seperti berpisah selama lima tahun.

Apa ini namanya kehilangan sebelum memiliki?

Bara terus-menerus mengumpat dalam hati. Cowok itu tak habis pikir dengan Anneta. Gadis yang biasanya periang, dan selalu mengganggunya, tiba-tiba menjadi pendiam dan selalu ragu untuk berbicara. Apa ini karena ulahnya?

"Kasian deh, didiemin mulu sama Adik Neta," ledek Dimas ke Bara.

"Apaan sih, nggak jelas."

Dimas tertawa kecil, lalu menggelengkan kepalanya. "Kan udah gue bilang, kalau lo suka sama Ann, diungkapin. Jangan didiemin. Sekarang dia udah berhenti, salah siapa? Ya, salah lo lah! Makanya ada kesempatan emas, jangan disia-siain."

Bara menghela napasnya, mungkin perkataan Dimas memang ada benarnya. Ia pun mulai berpikir, sejak kapan ia mulai tertarik kepada seorang gadis seperti saat ini? Apa dia benar-benar menyukai Anneta? Dia sendiri bingung dengan perasaannya.

"Coba deh, lo ungkapin perasaan lo yang sejujurnya sama Ann. Atau kalau nggak bisa, minimal lo jangan nunjukin sikap dingin ke dia," ucap Dimas menasehati. "Udah, percaya aja sama gue. Gue itu udah peka banget kalau urusan cewek, dan gue selalu tau cara ngatasinnya."

"Emangnya gue suka sama Ann? Sok tau lo!" kata Bara.

"Denger Bar, dari sejarah kita SMP sampai sekarang, gue nggak pernah liat lo perhatian sama cewek kayak gini. Jangankan perhatian, ada cewek yang deket sama lo aja, langsung lo cuekin," ujar Dimas. Bara menghela napas berat. Apa benar kata Dimas? Apa dirinya menyukai Anneta? Lalu bagaimana cara ia menunjukkannya? Ia tidak pernah melakukan hal itu seumur hidupnya.

☁☁☁

Bara, gue masih suka sama lo. Sampai kapan pun gue bakal tetep suka sama lo. Cuman gue nggak mau liat lo keganggu. Kapan lo bisa buka hati buat gue?

Anneta membatin dalam hati. Gadis itu tampak murung, rasanya sangat menyiksa jika tidak melakukan interaksi apa pun dengan Bara. Lima hari yang sungguh menyiksa, ia sangat tidak tahan jika terus-menerus seperti ini. Gadis itu malah jadi uring-uringan tak jelas. Apalagi ketika melihat Bara yang sama sekali tidak merasa kehilangan.

Bara memasukkan tangannya ke dalam saku, cowok itu datang menghampiri Anneta. "Nih, coklat buat lo." Bara meletakkan coklat itu di bangku Anneta.

Anneta hanya melihat coklat yang Bara berikan, apa maksudnya ini? Kenapa Bara tiba-tiba memberikannya coklat?

"Bu... Buat gue?" tanya Anneta langsung. Mimpi apa gadis itu bisa mendapat coklat dari Bara?

"Iya buat lo, anggep aja ini balas budi gue gara-gara waktu itu lo udah niat kasih gue coklat." Bara menggidik bahunya.

Anneta menelan salivanya. Tidak, ini tidak mungkin Bara. Mungkin saja ada jin yang sedang berubah wujud menyerupai dirinya. Bara yang cuek, dingin, datar dan tak pedulian itu tidak mungkin memberikannya sebuah coklat.

Lintang Waktu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang