23 // Insiden Di Sekolah

232 63 50
                                    

Aku milikmu dan kamu milikku. Jiwa kita satu, dan tak akan pernah terpisahkan.

•••

Anneta berdiri di rooftop sekolah. Dia hanya ingin sendiri saja untuk, sementara waktu. Pandangannya mengarah lurus ke bawah. Gadis itu tersenyum kemudian menghela napasnya sejenak, berusaha menenangkan diri.

"Ann!" panggil Bara.

Anneta menoleh, gadis itu langsung mendekat. Bara memegang kedua pundaknya seketika, "Gue cariin lo ke mana-mana."

"Kok tau gue di sini?" tanya Anneta kembali.

"Hati gue bilang lo di sini."

Anneta melebarkan senyumannya, "Hati lo kan milik gue. Jadi ke mana pun gue pergi, lo bakal tetep tau."

Bara memeluk Anneta erat, "Lo nggak bakal pergi ke mana-mana, kan? Lo nggak bakal ninggalin gue lagi, kan?"

Anneta membalas dekapannya, "Gue bakal selalu ada di hati lo, Amar."

"Gue nggak mau lo cuman ada di hati, tapi gue juga mau lo selalu ada di sisi gue, Ann." Bara mendekapnya erat.

Anneta tersenyum lebar, gadis itu membiarkan dirinya merasakan kehangatan dekapan dari seorang sahabat di depannya. Hanya dia yang mampu membuat hatinya tenang, walaupun rasa gundah selalu menghampiri.

Setelah beberapa detik, Anneta menghela napasnya, "Abang Bara..."

Bara tertawa ketika mendengar Anneta memanggilnya dengan sebutan yang berbeda dan selalu berubah-ubah tiap waktu. Gadis itu memang kadang sering tidak jelas. Kadang dia berbicara dengan serius, kadang juga berbicara dengan nada manja dan gemas.

Cowok itu melepas dekapannya kemudian menatap Anneta, "Apa?"

"Laper," ucap Anneta polos.

Cowok itu mengelus-elus puncak kepalanya, "Ya udah, ayo ke kantin."

"Tapi Ann nggak bawa duit." Anneta nyengir kemudian mengijapkan matanya berkali-kali dengan ekspresi gemas.

"Iya, gue yang traktir."

"Asik!"

Bara meraih tangan Anneta, cowok itu mengajaknya berjalan turun dari rooftop. Tapi hanya dalam beberapa langkah saja, mereka langsung berhenti. Geon, cowok menyebalkan itu sudah berada tak jauh dari mereka.

Anneta menggigit bibir bawahnya, gadis itu sedikit mundur dan berlindung di balik tubuh Bara.

"Bara, gue nggak terima kalau gue kena skors!" ucap Geon.

"Loh, emangnya gue peduli?"

"Kenapa cuman gue yang kena skors? Kenapa lo nggak?"

"Kenapa gue harus kena skors? Gue bukan cowok preman kayak lo!"

"Gue bukan preman!"

Bruugghh...

Sebuah pukulan mendarat mulus pada rahang Bara. Anneta sontak kaget, "Bara? Lo nggak apa-apa?" tanya Anneta khawatir.

Bara menggeleng, cowok itu melemaskan tangannya, berusaha mencari ancang-ancang. "Jangan deket gue dulu, Ann. Lo diem aja di sana," suruh Bara. Anneta mengangguk, gadis itu sedikit memundurkan langkahnya.

"Lo beneran cowok sialan! Gara-gara lo, gue harus kena skors!" tegas Geon emosi.

"Ngaca lo! Apa lo nggak nyadar kalau lo lebih sialan daripada gue?!"

Bruugghh... Braagghh... Bruugghh

"Bara! Udah!" teriak Anneta. Cowok itu masih sibuk berkelahi tanpa menghiraukan suaranya sama sekali.

Lintang Waktu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang