Kini waktu sudah menunjukkan pukul empat dini hari. Dimana orang-orang sudah sangat terlelap dalam tidurnya. Tapi tidak dengan seokjin saat ini. Dia tampak sangat gelisah dalam tidurnya dan sesekali mengigaukan kata-kata lirih yg sangat menyedihkan hingga seokjin menangis dalam tidurnya.
" ap- appa.. "
" ja- jangan pe- pergi.. "
" hikss.. Jangan tinggalkan jinnie sendiri disini.. "
" jinnie ta-takut.. Hiks.. "
" jinnie mau ikut appa dan eomma.. Hikss.. Hikss.. "
Itulah kata-kata yg terlontar dari mulut seokjin yg tengah tertidur dalam keadaan yg sangat gelisah.
Jimin yg saat itu tengah tertidur pulas disamping seokjin pun mendadak terbangun karena seokjin yg sangat gelisah dalam tidurnya dan dia juga mendengar seokjin yg mengigau." hmm.. Hyung.. " gumam jimin yg tersentak sambil melihat seokjin yg tidur disamping kanannya.
" hyung.. Hyung kenapa?? Kenapa hyung menangis?? " tanya jimin sedikit panik sambil membangunkan seokjin.
Saat jimin tengah membangunkan seokjin, jimin tidak sengaja memegang lengan kiri seokjin, dan betapa terkejutnya jimin saat mengetahui bahwa suhu badan seokjin saat itu sangat panas- apakah mungkin dia demam?? Itulah yg dipikiran jimin saat ini.
" astaga hyung.. Badanmu panas sekali, pantas saja tidurmu sangat gelisah seperti ini " kanget jimin.
Lalu jimin beranjak dari kasurnya dan berlari kedapur mengambil wadah dan air hangat untuk mengompres seokjin agar suhu tubuhnya bisa kembali normal.
Saat ini jimin tengah duduk dilantai sambil mengompres kening seokjin, dan jimin pun tidak henti-hentinya menangis dan menggumamkan sesuatu saat melihat keadaan seokjin yg seperti ini." hyung.. Hikss.. "
" jangan seperti ini hyung.. Ku mohon.. "
" sungguh, aku benar-benar tidak sanggup melihatmu seperti ini.. "
" semuanya akan baik-baik saja hyung.. Hikss.. Menyehatlah.. "
" hanya hyung satu-satunya keluarga yg aku miliki saat ini.. Dan karena hyung aku bisa kuat seperti sekarang.. Hikss.. Hikss.. "
" kau sudah berjanji untuk selalu kuat didepan ku dan didepan semua orang kan hyung.. Hikss.. "
" tolong jangan hiks.. Ja- jangan lemah seperti ini hyung.. Hyung yg selalu memberikan ku kekuatan.. Hikss.. "
" jika kekuatan ku lemah hikss.. Lemah seperti ini.. Lalu aku harus bagaimana hyung?? Hikss.. "
" tolong hikss.. Tolong kuat hyung.. Tolong kuatlah seperti di masa lalu hyung.. Hikss.. "
Seperti itulah gumam kesedihan jimin saat ini- sungguh sangat menyakitkan jika melihat orang yg kita sayangi dalam keadaan yg tidak baik.
Pagi harinya, tepatnya pukul delapan lewat empat puluh menit, jimin masih setia duduk dilantai kamarnya sambil sesekali mengulang mengompres kening seokjin. Sampai matanya sudah sangat lelah dan mengantuk, namun tetap ditahan jimin agar dirinya tidak tertidur.
Saat jimin sudah merasa sangat amat mengantuk dan akan tertidur, tiba-tiba saja ponsel bututnya berdering di meja disamping kasur tempat dia tidur dan itu berhasil membuat mata jimin terbuka dan terkejut mendengar bunyi ponselnya tersebut.
Dan jimin pun beranjak dari posisinya saat ini untuk mengetahui siapa yg menghubunginya pagi ini disaat matanya ingin tertidur- kesal sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Slave [ taejinkook ]
Teen FictionKim seokjin seorang namja lembut dan manis yg hidup berdua dengan ayah tirinya yg memaksanya untuk selalu mencari uang, mereka hidup dengan kemiskinan dan ditinggal mati ibundanya akibat kecelakaan. Dan semenjak ditinggal mati ibunya, hidup seokjin...