2 - Perpustakaan

114 37 50
                                    

SETELAH kepergian sigadis cupu, Syuja menutup rapat bahkan mengunci pintunya agar tak ada yang mengganggu mereka. Syuja berhak melakukan itu bukan? Binar kekasihnya dan Ayah Syuja pemilik sekolahan ini. Tentu saja dia bebas melakukan apapun yang dia mau meski Binar selalu melarang dan memarahinya karena berbuat semena-mena.

Syuja duduk kembali disamping Binar dengan tangan kanan yang dia gunakan untuk menumpu menghadap gadisnya.

"Kau terlihat sangat lelah."

Syuja terkekeh mengingat kejadian semalam saat dia menelpon Binar hingga larut.

"Bahkan, kerinduanku ternyata berakibat fatal untukmu."

Binar seperti sebuah sihir bagi Syuja. Cowok itu tak bisa mengalihkan tatapannya dari Binar. Tangan Syuja terulur menyampirkan rambut yang menutupi wajah kekasihnya tepat didaun telinga.

"Kau ini sudah tau mengantuk, tetap saja mengerjakan tugas. Temanmu yang lain pun tak ada yang mengerjakan. Jangan serajin itu, aku tak ingin kamu sakit."

Syuja mulai mengusap lembut rambut  ikal Binar yang terurai bebas.

"Aku menghargai usahamu yang ingin merubah sikap burukku. Tapi, ketahuilah aku bersikap seperti ini hanya untuk melindungimu. Kamu gadisku yang baik, aku tak ingin semua orang memanfaatkan kebaikanmu. Aku mencintaimu dan aku tak ingin kamu terluka."

"Ngghh.."

Syuja tersenyum kecil saat Binar mulai melenguh mungkin sedikit terganggu karena ulahnya.

"Apa aku mengganggu tidurmu sayang?"

"Kamu gak mau jawab? Baiklah, kayaknya kamu lagi marah." Ucap Syuja diakhiri tawa pelan.

Syuja melakukan hal yang sama seperti Binar. Tangannya yang sedari tadi menumpu, sekarang dia gunakan alas tidur layaknya bantal. Sedikit demi sedikit mata Syuja mulai memberat. Tak butuh waktu lama, akhirnya dia pun sudah tertidur mengikuti alunan mimpi bersama kekasihnya. Memang pasangan yang sangat kompak bukan?

***

"Untung aja tadi guru ga pada masuk kekelas. Aissshh.. Si pembuat onar bawa sahabat gue kemana sih?! Udah waktunya pulang juga!"

"Awas aja nanti!! Gue--- gue ga berani sama dia. Argghh!"

Nata terus ngedumel sambil membenahi alat tulis Binar kedalam ranselnya. Dia tak habis pikir dengan Syuja yang meminjam Binar hingga selama ini.

"Menyebalkan!"

Kelas sangat sepi karena bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Tapi, karena Nata sahabat yang baik dia rela nunggu Binar sampai sekarang kelas sudah kosong.

"Apa gue tanya ke sikunyuk aja kali ya? Tapi, ogah ah! Ngapain juga gue harus tanya kedia."

"Binar oh Binar kemana kamu pergi? Macamana aku nak pulang, kalau tanpa kamu, kalau tanpa kamu."

Sesekali Nata mengembangkan bakatnya yang terpendam, yakni nyanyi upin upin versi Natasya Echa.

Nata menyusuri koridor kelas XII menuju rotroof. Mungkin dia pikir Syuja membawa sahabatanya ketempat nongkrong cowok itu.

"Binar oh Binar kem--"

BRUKK

"AWWW!! Sakit tau!! Kalau jalan liat-liat dungs. Bego amat sih Lo jadi orang!!"

Binar Bentala Bianglala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang